18. Rasa??

55.1K 2.2K 12
                                    

Haaaaai....siapa yang masih menantikan lanjutan story ini? Masih ada yang minatkah? Authornya lagi kurang mood update..punten yaaah..
Smoga part ini bisa mengobati yang pada kangen update an Cheryl dan Rheino walau pendek
Cuss Vometnya yaa..

******

Rheino memandang wajah Cheryl yang masih tertidur di pelukannya dan nampak kelelahan setelah bercinta dengannya dari semalam. Dilihatnya perut Cheryl yang nampak benjol benjol bergerak-gerak akibat tendangan bayinya. Rheino sangat menyukai pemandangan ini, setiap tidur di rumah Cheryl, pemandangan pagi seperti ini selalu ia nantikan sebelum dia pergi ke kantornya pagi-pagi. Entahlah tampaknya kedua calon bayinya selalu bangun menjelang subuh, seakan ingin pamer dan minta perhatian kepada ayahnya.

Rheino memandang wajah Cheryl yang nampak berbeda pagi ini, walaupun makin chubby dan lelah tapi nampak bahagia. Rheino tahu Cheryl berharap banyak pada Rheino walau tak pernah dia ungkapkan. Rheino bukan pria yang peka, tapi jelas dia bisa merasakan debaran jantung Cheryl tiap kali dia memeluknya. Tak perlu orang peka untuk tau mengapa jantung Cheryl berdebar saat disentuhnya. Rheino memang tidak ingin Cheryl berharap terlalu banyak padanya, agar Cheryl tidak menjadi lebih sakit hati jika mereka berpisah nanti. Berpisah? Apakah Rheino masih berniat berpisah dari Cheryl?

Rheino ingat malam sebelum akhirnya dia menyetujui pernikahannya dengan Cheryl malam itu sesuai permintaan Bunda Shanti. Rheino menarik Cheryl ke taman belakang dan mengajaknya bicara berdua di dekat kolam renang.

"Saya mau menikahimu, demi anak itu dan juga bunda. Aku gak bisa janjiin kehidupan yang bahagia untukmu. Jadi kamu gak usah berlebihan berharap, saya gak mau nanti kamu hanya akan sakit hati. Gak usah pula kamu pamer-pamer tentang pernikahan kita nanti. Aku gak mau kehidupan pribadiku diusik-usik, apalagi si lambe lambe itu lagi seneng gosipin saya ", Rheino menatap Cheryl tajam. Cheryl diam dan hanya menunduk dari tatapan tajam Rheino dan ucapan Rheino yang mengintimidasinya.

"Kenapa kamu akhirnya menyetujui permintaan bunda untuk menikahi saya?" Cheryl menguatkan dirinya untuk menanyakan alasan keputusan Rheino.

"Saya single, gak punya pacar, sedang gak bercinta dengam siapapun atau menjanjikan pernikahan pada gadis lain, kalaupun saya nikahi kamu, saya juga gak menyakiti orang lain. Jadi apa salahnya saya menikahimu, memberikan kepastian hukum buat calon bayi itu.." Rheino menghela nafasnya perlahan sambil memijit pelipisnya. Jelas tidak ada Cheryl dalam alasannya.

"Saya gak mau kamu berharap terlalu banyak, sebejat-bejatnya saya, saya sebenarnya hanya ingin menikah dengan orang baik-baik, orang yang saya cintai, tanpa permintaan orang tua dan orang yang saya rasa memang calon istri yang tepat buat saya. Gak seperti kamu..," Rheino tidak melanjutkan ucapannya yang terpotong.

Cheryl terdiam, rasanya sakit luar biasa. Wajahnya menunduk dan matanya telah berkaca-kaca tapi ditahannya air mata yang sudah mulai menggenang di pelupuk matanya. Dia harus kuat, pasrah, dia gak boleh berharap banyak, dia gak boleh tergantung dengan lelaki itu dan dia tidak boleh jatuh cinta padanya. Jatuh cinta?apakah semudah itu dia bisa mengatur kepada siapa dia boleh jatuh cinta?

Lamunan Rheino terhenti saat Cheryl menggeliat dan mengubah posisi tubuhnya menghadapnya. Cheryl yang chubby, yang selalu menahan amarah dan kesedihan di depannya dan pasrah. Entahlah mengapa sekarang Rheino sering memandang Cheryl, alasan yang tak dimengertinya, dan bukan karena permintaaan ayah dan bundanya.

Cheryl masih naked dan tidur hanya tertutup selimut, namun sebagian selimutnya tersibak dan memperlihatkan sebagian payudaranya yang nampak makin membesar membuat Rheino kembali bergairah. Tapi masak dia akan meminta Cheryl lagi? Kenapa akhir-akhir ini nafsunya selalu naik tiap kali melihat Cheryl yang lagi hamil?Aaaaah....gila lo Rhein..

Rheino segera mengambil handuk dan menuju kamar mandi untuk mengguyur kepalanya yang panas dengan air dan bersuci. Tak mungkin setelah semalaman dia menggempur Cheryl yang lagi hamil, dan sekarang dia memintanya lagi. Sialan racun si Hans bener-bener menguasai pikirannya!!!

Setelah dia selesai mandi diciumnya Cheryl agar segera bangun dan mandi sebelum  sholat subuh. Cheryl yang masih mengantuk mengerjapkan matanya dan mengucek-uceknya.  Senyumnya tersungging mengingat percintaaannya semalam. Pipinya yang chubby bersemu merah. Ditutupnya badannya  yang naked dengan selimut dan meraih handuk untuk segera mandi.

"Mas, aku masih ngantuk rasanya lelah, aku mau tidur lagi ya," Cheryl berkata pelan sambil melipat mukenanya setelah mencium tangan Rheino yang menjadi imamnya. Rheino sekarang makin religius.

"Iya, tapi rambutnya dikeringin dulu, nanti kamu pusing" kata Rheino mengambil hair dryer dan membantu Cheryl mengeringkan rambutnya sebelum kemudian beranjak ke ranjangnya dan merebahkan bandannya untuk tidur lagi.

"Hari ini kamu disini aja dulu, nanti bilang mba Rista buat mengurus pembuatan Ogura," Rheino mengelus kepala Cheryl perlahan.

"Iya mas, Rista memang sudah aku biasakan menghandle produksi biar kalau nanti aku lahiran bisa menghandle kerjaanku. Kepalaku agak pusing mas..," Cheryl berbisik lirih.

"Gara-gara semalam kamu jadi pusing?"

"Bukan karena semalam mas, mungkin karena aku kurang tidur aja.."

"Semalam ada yang sakit gak?"

"Enggak mas, aku cuma pusing aja kok" Enak sih iya, batin Cheryl.

"Mau minum obat? Atau kita ke dokter aja?"

"Enggak mas, paling nanti kalau aku habis tidur sembuh sendiri." Rheino ingat perkataan dokternya yang bilang kalau Cheryl nampaknya kurang tidur.

"Maaf ya, aku sering bikin kamu gak bisa tidur," Rheino mengacak rambut Cheryl perlahan. Cheryl tersenyum, gak nyangka Rheino mengucapkan maaf, sekalipun pada sesuatu yang seharusnya gak membutuhkan permintaan maaf.

"Makasih ya Cher.."

"Buat apa?" Tumben banget habis bilang maaf, seorang Rheino yang biasanya datar tanpa ekspresi bisa bilang makasih padanya.

"Buat semuanya, buat kamu yang rela mengandung anakku walau lelah dan juga...buat yang ena-ena semalam.." Rheino mencium puncak kepala Cheryl yang pipinya kembali merona.

"Nanti malam lagi ya Cher?..

"Cher?"

Rheino memandang Cheryl yang tak kunjung menjawab dan ternyata Cheryl sudah mendengkur halus di alam mimpi.

Drrrt drrrt....

Tiba-tiba dilihatnya smartphone Cheryl bergetar dan ada notifikasi pesan beruntun. Biasanya Rheino tak pernah mempedulikannya. Namun entah tiba-tiba dia ingin membukanya. Diambilnya gawai itu dan dilihatnya beberapa notifikasi pesan disana.

My Hero: Cher gue gak bisa tidur semalam, gue kangen lo, gue kepikiran lo dan bayi lo...

My Hero: Cher, gue mau ke Jakarta minggu depan, tolong terima tawaran gue yang dulu ya..

My Hero: Cher, jangan diemin aja donk, bales ya Cher, plz..

Dada Rheino tiba-tiba terasa sesak dan emosinya memuncak. Dicobanya gawai Cheryl untuk dibuka untuk melihat keseluruhan pesannya namun dia tak bisa. Dicoba memecahkan sandinya dan tetap tak bisa terbuka.
Siapa My Hero? Ada hubungan apa Cheryl dengan orang itu? Tawaran apakah yang diberikan orang itu pada Cheryl? Kenapa Rheino harus merasa seperti ini?

091218

My Billionaire BabiesWhere stories live. Discover now