21.Istri kedua

62.1K 2.3K 32
                                    

Semenjak twins pulang ke rumah, Rheino setiap pagi pulang ke rumah dan tiap malam menginap di Rumah sakit menunggui Cheryl karena sejak beberapa hari yabg lalu Rheino mulai berangkat ke kantor. Sebenarnya Rheino selama ini membawa pekerjaannya ke rumah sakit, tapi nampaknya ada beberapa pekerjaan dan koordinasi yang sulit dilakukan dan mengharuskannya masuk ke kantor. Seandainya dia tak memikirkan ribuan karyawannya yang akan menganggur kalau perusahaannya bangkrut, Rheino lebih memilih menunggui Cheryl di rumah sakit.

Pekerjaan Rheino di kantor sangat banyak dan seminggu ini dia harus lembur, bahkan kadang membawanya ke rumah sakit untuk dikerjakan. Tiba-tiba pintunya diketuk Bu Rossy sekretarisnya yang mengabarkan kalau Rania? si artis cantik nan manja datang.

Bau parfum menyeruak ke ruangan Rheino saat artis manja itu masuk ke ruangannya. Bulu matanya cetar dan memakai baju ketat yang seksi yang sengaja memperlihatkan tonjolan tubuh dan belahan dadanya.

" Hai Rhein...apakabar.. sudah lama lho kita gak ketemu.. kemana ajaaa?" Rania menyapa Rheino dengan suara manjanya.

"Hai Ran, Gak kemana-mana, disini aja Ran.." Rheino sebenarnya malas menanggapi Rania, tapi karena dia sudah datang ya mau gak mau dia terima walau sebentar.

"Aku dari kemarin kirim pesan lho buat kamu, kok gak dibales-bales siiih?" Rania bertanya lagi dengan gaya mendesah.

"Oiya? Aku gak liat, sorry.." Rheino memang benar-benar gak update dan tak berniat membaca pesan di hpnya kecuali soal pekerjaan dan keluarganya.

"Waaaah berarti kamu gak tau gosip tentang kamu yang lagi hits di lambe-lambean?"

"I dont care"

"So, gosip tentang kamu yang di lambe-lambean memang bener ya? Kamu keliatan berantakan banget siiih?" Rania mendekati Rheino.

"Gosip apa?"

"Itu, tentang kamu yang katanya bolak balik ke RS Jaya Medika, ada poto kamu sedang menunggui cewek yang koma di ranjang rumah sakit itu lho..." Rheino agak kaget, kapan dia dipoto.

"Eeehmmm.. captionnya apa?"

"Katanya itu istrimu? Benarkah? Kok kamu gak pernah bilang siiih?" Rania mengerucutkan bibirnya.

"Buat apa aku bilang ke kamu?"

"Ya gak papa..kan kita pernah dekat dulu.."

"Dekat? Kita cuma pernah ikut pengajian bareng Ran.. itu juga cuma dua kali, trus makan bareng sekali, itupun ramai-ramai dengan teman-teman. Bahkan kamu yang tega bikin gosip kalau kita dekat sampai mau menikah demi mendongkrak popularitasmu kembali.." Rheino yang selama ini gak pernah komentar, akhirnya keluar juga kalimat pedasnya tentang gosip yang pernah menimpanya tentang hubungannya dengan Rania.

"Yaaa kalau kamu nggak menganggap kita pernah dekat juga gak papa. Kalau gitu, sekarang aja gimana dekatnya?"

"Maaf Ran, sesuai gosip di lambe-lambe, saya ini pria beristri lho.."

"Aaah emangnya kenapa?"

"Nanti kamu dicap pelakor "

"Aaah kalau dulu kan sebelum janur kuning melengkung, kalau sekarang sebelum bendera kuning berkibar mah santai aja Rhein. Sah-sah aja. Yang penting kamu mau sama aku. Lelaki itu boleh punya istri empat lho.." Rania mengeluarkan rayuan manjanya.

"Maksudnya apa ya? "

"Aku mau lho jadi istrimu yang kedua.."

" Sorry, gue gak minat!!" Rheino melengos, mengambil tumpukan dokumen di atas mejanya dan mengerjakannya kembali.

"Aaaiiih kok pakai jutek banget sih Rhein.. maksudku, istrimukan sakit, koma, belum tau juga kapan bangunnya. Pasti dia gak keberatan kok kalau kamu cari istri lagi, kan dia tak bisa memberikanmu kebutuhan biologis..harusnya dia membolehkanmu..daripada kamu sama cewek-cewek gak jelas di luar sana kaaaaan.." Rania mengerling manja pada Rheino yang tak kunjung menanggapinya.

"Kalaupun istrimu gak bangun, kan aku bisa menghiburmu Rhein, biar kamu gak berantakan begini lagi, biar semangat kerja lagi.." Rania pantang menyerah merayu Rheino.

"Sorry Ran, gue cinta mati sama bini gue, kalaupun dia gak bangun lagi gue juga gak minat cari bini lagi. Mendingan gue besarin anak-anak gue aja.Gue masih semangt hidup kok, masih ada anak-anak gue yang membutuhkan gue. Sorry juga, gue lagi sibuk Ran..," Rheino mulai jengah.

"Hah, masak siiih? Gue tau reputasi ke playboyanmu lho Rhein..lo gak habis kejedot tembok kan kepalanya? atau kurang tidur?"

"Itu dulu Ran, sekarang sejak gue nikah gue beda..udah insyaf.."

"Atau kamu mau aku pakai jilbab Syar'i? Aku rela loh pakai jilbab syar'i asal kamu mau menikahiku.. "Rania mengubab taktiknya gara-gara Rheino mengatakan kata insyaf. Rheino juga rajin ikut pengajian yang pernah didatangi Rania dua kali saja. Itupun dia datang hanya demi Rheino dan tak pernah datang lagi saat mengetahui Rheino tak meresponya dengan baik.

"Gak perlu, kalau kamu mau pakai jilbab syari ya pakai aja, jangan pakai hanya demi aku, apalagi demi jadi pelakor syari, sorry to say.. ,"Rheino makin sinis.

"Ya udah, kalau belum mau juga gak papa, pintuku selalu terbuka untukmu ya Rhein, kabarin aku kalau kamu membutuhkanku, aku pasti dengan senang hati akan datang dan menemanimu" Rania agak was-was kalau sebentar lagi nampaknya Rheino akan mengusirnya.

"Aku balik dulunya Rhein..take care...itu kumis dan jambang dirapihin dikit, biar gantengnya makin terpampang nyataaaah yaaa...," Rania mendesah dan mengerling manja sambil membalikkan badannya yang memakai high heels 13cm menuju pintu keluar.

*****
Rheino sampai di Rumah sakit agak malam. Dilihatnya Cheryl yang masih belum sadar, masih banyak selang dan infus yang tersambung di tubuhnya. Wajahnya pucat dan pipinya makin tirus, tidak chubby lagi. Rheino mencium kening dan pipi Cheryl seperti biasanya  sebelum akhirnya duduk di kursi yang menghadap ke ranjang Cheryl. Digenggamnya tangan istrinya yang masih lemas.

"Cheryl sayang, bangun donk... aku bawain poto abang sama dek ni.. makin gendut lho mereka, pipinya tambah chubby kayak pipimu dulu. Nanti kalau kamu bangun aku ajakin makan yang enak-enak, biar pipimu chubby lagi kayak dulu ya cipokable banget kalau lagi merona Cher, ngangenin..." Rheino kemudian bercerita tentang kelucuan abang dan adek pada Cheryl yang tak kunjung terjaga.

"Cher, udah sebulan lebih ni, masak abang dan adek belum dikasih nama juga, bangun ya, aku mau ajakin kamu cari nama yang bagus buat mereka. Atau kamu udah punya nama buat mereka? "

"Cher, bangun donk kangen banget niiih..kangen uyel-uyel kamu, kangen ciumanmu, kangen ena-ena sama kamu.. Iiih aku mesum ya Cher.. biarinlah sama istri sendiri ini. Sumpah, pas kita bikin abang adek ciumanmu hot banget Cher, ena-ena annya juga hot banget..kenapa sih kamu musti hot banget..mas jadi ketagihan nih Cher..masak baru dua kali ena-ena sama kamu, mas mau kamu tinggalin? Ntar mas ena-ena sama siapa donk? Mas gak rela jadi duda ah..maunya ena-ena sama kamu terus aja. Masak kamu tega mas jadi duda sih Cher?Bangun dong Cher... yaaa...yaaa... plisss..." Rheino mengelus tangan Cheryl lembut.

"Cher tadi Rania datang ke kantor lho, masak dia nawarin dirinya jadi istri kedua. Gilak tu artis satu, hobby banget cari sensasi. Kamu mau tahu gak aku jawabnya apa? Bangun ya, nanti aku ceritain.. masak kamu rela kalau aku diterkam Rania atau jadi mangsa Rania-Rania lain Cher? Kamu gak rela kan kalau aku duain kau Cher? Kamu rela anak anak kita punya ibu tiri? Apalagi yang jadi ibu tirinya Rania, gak rela kan? Makanya bangun ya sayang...," Rheino menggenggam tangan Cheryl sampai tertidur dengan kepala tersandar di ranjang Cheryl.

****
Yang mau lanjut vomentsnya yaaa dear..

My Billionaire BabiesWhere stories live. Discover now