26. Aku mau kamu

56.8K 2.2K 31
                                    

D mau curcol dulu...
D seneng banget ada yg kritik atau ingetin ada typo, atau apalah buat story ini.. dan emang D akuin masih banyak typo karena D biasanya nulis langsung di HP sambil nunggu flight...
So comment n kritik yang membangun sangat D harapkan..
Tp buat comment yang sadis seakan2 typo atau istilah kebalik bikin dosa besar itu menyedihkan kawan...
Dikit siiih, cuma sedih aja gitu...

Warning Bab ini 21++ yaaa... masih nekat baca, ditanggung masing-masing...
So, comment dan votenya jangan lupa dipencet yaaaaa!!!
Love U all..

*******
Cheryl meletakkan adek di boxnya setelah terlelap dan tenang. Rheino masih duduk dan memandangi istrinya yang sedang mengancingkan daster kesayangannya. Cheryl yang menyadari bahwa Rheino memandanginya sejak tadi menahan senyum malu-malu dan pipinya memerah sambil beranjak menuju kamarnya tanpa menghiraukan Rheino yang masih memandanginya.

Rheino ikut beranjak ke kamar saat Cheryl yang sejak tadi dipandanginya tidak juga menghampirinya bahkan malah pergi meninggalkannya menuju kamarnya. Dilihatnya Cheryl duduk di ranjang sambil meletakkan body butter di sampingnya dan mulai mengoleskan ke tubuhnya.  Rheino pun ikut duduk di ranjangnya dan mengambil body butter Cheryl.

"Sini aku olesin," Rheino menarik kedua kaki Cheryl perlahan. Dioleskannya body butter strawbery itu ke telapak kaki Cheryl dan juga dengkulnya sambil dipijit-pijit pelan.

"Pegel ya gendong adek seharian?"

Cheryl menganggukkan kepalanya perlahan.

"Perutnya juga dioles?" pertanyaan Rheino mengagetkan Cheryl karena tidak menyangka bahwa Rheino akan mengerti kebiasaannya. Ya, Cheryl memang sering mengoleskan body butter ke perutnya agar lebih kencang dan mengurangi efek kehamilan yang cukup besar.

"Aku aja.."

"Gak papa aku olesin..kamu tiduran aja.." Rheino mencoba membuka daster Cheryl yang kemudian ditahan oleh tangan Cheryl perlahan.

"Aku malu mas..."

"Ish kayak perawan kemarin sore aja pakai malu..." Rheino terkekeh melihat pipi Cheryl yang memerah menahan malu. Sungguh memang walaupun Cheryl pernah menikah, dia masih malu membuka baju di depan Rheino. Ditariknya selimut untuk menutupi kedua  pahanya yang terbuka sampai bawah perut.

Tangan Rheino yang awalnya mengoleskan body butter ke perut Cheryl makin lama makin ke atas dan menyentuh kedua bukit kembarnya yang masih montok karena menyusui. Cheryl mendesah menahan gairahnya yang mulai terbakar akibat sentuhan Rheino. 

"Kamu capek gak?"

"Kenapa..." Cheryl tak menjawab tapi malah balik bertanya.

"Aku mau..." pertanyaan Rheino terhenti namun tangannya malah menyingkap selimur Cheryl dan bergerilya di bawah perutnya menelusup ke celana dalam Cheryl perlahan.

"Mau apa?" Cheryl tercekat dengan gerakan tangan Rheino yang memasuki tempat erotisnya. Cheryl memberanikan diri bertanya walau sebenarnya dia mengetahui maksud perkataan Rheino.

"Aku mau kamu, boleh?? Janji pelan-pelan kok..Aku kangen..." Rheino berbisik. Cheryl yang sudah mulai terbakar hasratnya pun menganggukkan kepalanya perlahan. Rheino terkekeh melihat Cheryl yang masih malu sebelum mencium kening Cheryl dan menjelajahi ciumannya ke seluruh wajah Cheryl yang memerah. 

Rheino mulai mencium bibir Cheryl perlahan, Cheryl yang awalnya diam menikmati ciuman Rheino mulai ditarik Rheino untuk membalasnya.  Cheryl mulai terengah-engah saat Rheino tak kunjung melepaskan ciuman di bibirnya yang semakin lama makin mengganas menuntut balasan Cheryl yang kemudian dibalasnua ciuman itu dan membuat ciuman Rheino makin ganas dan panas. Rheino kemudian mengalihkan ciuman panasnya ke leher dan tangannya memainkan kedua bukit kembar Cheryl. Cheryl melenguh nikmat dan membuat Rheino makin membabi buta melancarkan ciumannya ke bawah perut Cheryl. Sesekali Cheryl menjerit kecil karena  tangan Rheino yang tak bisa diam mempermainkan kenikmatan Cheryl yang kini sudah tak memakai sehelai benangpun.

Akhirnya Rheino tak tahan lagi mencari sarangnya yang saat dirabanya telah basah. Rheino yang sudah beberapa bulan ini tak terpenuhi hasratnya akhirnya melepaskan hasratnya ke setiap sudut tubuh Cheryl yang malam ini tampak hot dan yang memberinya sejuta kenikmatan. Nafas Cheryl mulai tak beraturan,tangannya mencengkeram punggung Rheino dan erangannya mulai mengeras.

"Lepasin saja..." Rheino berbisik pelan saat tahu Cheryl hendak mencapai puncak kenikmatannya. Cheryl mulai mengejang dan memeluk Rheino saat orgasme sambil mengerang dan melenguh berbarengan dengan tubuhnya mulai melemas.

Sesaat kemudian Rheino mulai melancarkan gerakan erotisnya kembali saat Cheryl dilihatnya telah siap dan pipinya memerah bersembunyi di pelukan Rheino. Rheino menggerakkan tubuhnya perlahan sebelum akhirnya mempercepat gerakannya sambil menciumi Cheryl yang kembali memerah penuh gairah panas malam ini. Akhirnya mereka sama-sama melepaskan kenikmatannya kembali dan tubuh Rheino kini meluruh di pelukan Cheryl yang berkeringat.

"Thank you Cher, you re so damn hot tonight...give me 5 minutes and one more please..." Rheino menciumi leher Cheryl sambil berbisik.

Cheryl terkikik geli lehernya dicium dan digigit Rheino pelan yang pasti bakal meninggalkan bekas kissmark yang tak bakal hilang esok hari.

Tiba-tiba dari kamar sebelah terdengar adek menangis kencang. Cheryl tergopoh-gopoh meminta Rheino menggeser badannya yang masih ambruk di atas tubuh Cheryl dan memeluknya. Cheryl mencari dasternya yang tadi entah dilempar Rheino. Akhirnya Cheryl tergopoh-gopoh ke kamar adek sambil memakai dasternya yang masih nampak berantakan.

"Adek bangun sayang? Haus nak? Udah sembuh kaaaan?," Cheryl mengangkat tubuh adek yang memerah karena masih menangis kencang dan duduk di ranjang untuk menyusuinya. Tangisan adek aeketika berhenti saat mulutnya menemukan puting maminya yang memberikan ASI dan ketenangan padanya. Adek minum dengan lahap seakan sangat kehausan.

"Kalau kamu duduk gitu nanti capek, adeknya diajak ke kamar aja, disusuin sambil tiduran. Mungkin kalau dikelonin dia jadi lebih tenang dan gak rewel lagi" tiba-tiba Rheino berdiri di sebelah Cheryl.

Cheryl menurut perkataan Rheino dan menggendong adek ke ranjang si kamarnya. Ditidurkannya adek yang masih dalam posisi menyusui. Cheryl menyusuinya dari saming sambil miring. Rheino tiba-tiba tidur dibelakang Cheryl menahan tubuh Cheryl yang miring sambil menyusui agar tidak pegal.

Cheryl terkekeh geli saat Rheino memeluknya dan meletakkan kepala ya di atas kepala Cheryl sambil ikut membelai kepala adek yang rambutnya masih halus dan merah.

"Rheino dalam bentuk cewek banget dia ya?" Rheino berbisik. Cheryl kegelian terkena hembusan nafas Rheino di telinganya saat dia berbisik.

"Apalagi kalau nenen begini gayanya mirip kamu semua mas..." Cheryl memerah menahan malu, tak menyangka dia berani menggoda Rheino.

"Ish..berani godain aku ya sekarang?" Rheino tertawa pelan. Diciuminya rambut Cheryl yang wangi dan dipeluknya Cheryl dari belakang.

"Cher, lanjutin yang tadi nanggung yuuk... " Rheino berbisik saat dilihatnya Adek sudah tidur kembali. Cheryl tak kunjung menjawab.

"Ya ampuun, udah ketiduran aja Cher... " Rheino garuk-garuk kepala, hasratnya yang belum tuntas harus ditahan kembali, tak tega melihat Cheryl yang nampak kecapekan tertidur pulas. Akhirnya Rheino memutuskan untuk ikut tidur dan memeluk Cheryl. Rasanya hari ini Rheino sangat bahagia.

******

Jangan lupa voments yaaa...










My Billionaire BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang