Prolog

856 66 18
                                    

Aku selalu ingin tahu bagaimana cara Tuhan menghadirkan cinta. Mempertemukan dua netra pada ketidakmungkinan yang nyata. Juga menyelusupkan rindu dalam tiap ulas senyum yang tampak berbeda.  Harap-harap akan kita yang menunggu dan bersembunyi di penghujung malam. Merampas nyenyak dari kantukku

Bercerita tentang kisah yang tertulis dengan akhiran samar.

Jihye menghela napas pelan, usai membaca paragraf pertama draft novel yang tengah menjadi tanggung jawabnya. Tema cinta memang tak pernah habis dibicarakan. Meski sudah ada berjuta karya yang mengisahkan hal tersebut. Menjadi editor selama bertahun-tahun membuat Jihye hapal pola cerita yang disukai para pembaca. Pertemuan tak terencana, dua orang saling benci namun berakhir kasih, atau janji suci kesetiaan yang tengah diuji. Dari banyaknya pemikiran penulis yang telah ia baca, Jihye sependapat dengan kalimat-kalimat yang baru saja menyapa otaknya. Bagaimana cara Tuhan menghadirkan cinta?

Bagaimana cara Tuhan menentukan seorang laki-laki merupakan pasangan yang paling cocok bagi salah satu perempuan? Apakah ada batas-batas yang telah ditentukan? Bagaimana seseorang bisa menaruh hati untuk orang lain hanya dari sebuah pandangan? Bagaimana mereka berdua bisa memutuskan untuk menikah hanya karena keyakinan tentang jodoh yang telah ditentukan Tuhan? Lalu bagaimana dengan mereka yang menikah tapi tidak berhasil? Apakah ada kesalahan saat Tuhan memilihkan pasangan? Jihye tidak habis pikir. Dia teringat akan pernikahannya.

Perempuan itu melirik jam tangan silver yang menghias pergelangannya, Hadiah pernikahan dari seorang teman yang tinggal di Negara lain. Jarum pendek menunjuk angka tiga, berarti masih dua jam lagi dia bisa pergi dari tempat ini. Bukan untuk pulang. Tidak ada apapun yang menarik di rumahnya. Jung Hoseok, suaminya, juga mungkin masih sibuk di restoran. Entah memang benar sibuk atau sekadar sedang menghindarinya. Mereka memang jarang menghabiskan waktu berdua meski sudah hampir dua bulan pernikahannya berjalan.

Jika bukan karena permintaan ibunya, Jihye sebenarnya tidak ingin menikah. Trauma masa lalu tentang perceraian orangtua, juga pengalaman dikhianati membuatnya malas menjalani hubungan yang berkaitan dengan hati. Bukan berarti Jihye membenci laki-laki. Dia hanya tidak percaya masih ada laki-laki baik di dunia ini. Mengetahui hal itu, ibunya merasa bersalah. Dan demi tidak melihat ibunya terus merasa bersalah untuk sesuatu yang bukan kesalahannya, Jihye menikah dengan Hoseok, menerima perjodohan yang direncanakan orangtua mereka.

Helaan napas kembali terdengar. Perempuan itu membereskan pekerjaannya. Memutuskan untuk melanjutkannya di rumah. Entah bagaimana akhir dari kehidupannya nanti. Jihye hanya berharap waktu akan memberinya jawaban dari semua pertanyaan.

xxxxx

Terima kasih yang sudah mampir, boleh tinggalkan vote dan komentar jika tidak keberatan :)

Salam sayang💕

Dydte, 8 Desember 2018

House of Cards✓Where stories live. Discover now