9th Card

285 40 24
                                    

I know that I am not the main in your show
No matter how much that I’ve tried
I could never change your mind
‘cause I can’t replace the space you save for someone
Can’t replace the place that I wasn’t given

Beruntungnya Jihye tidak begitu memercayai ucapan Hoseok. Beruntungnya Jihye tidak begitu menaruh harapan. Sepertinya memang benar bukan? Satu-satunya mahkluk di dunia ini yang bisa menyakitimu adalah manusia. Jika Hoseok pikir Jihye marah, mungkin jawabannya iya. Namun jika Hoseok pikir Jihye marah lantaran merasa cemburu dengan Hana, jelas jawabannya tidak.

Jihye lupa, Hoseok tidak pernah mengatakan apapun tentang hubungannya dengan gadis bernama Hana. Gadis yang disebut Hoseok malam itu. Tidak sengaja mengingatnya saja membuat Jihye merasa risih. Apakah keduanya masih sepasang kekasih? Dari awal mereka memang sepasang kekasih kan? Jihye tidak ingin bertanya. Mungkin saja jawaban yang didapat bisa membuatnya terluka.

Beruntungnya tidak ada drama saat pertemuan tak terduga di supermarket tadi. Jihye dan Hana hanya berkenalan sekilas, lalu Hana pamit melanjutkan belanjanya. Jihye tanpa kata berjalan menuju kasir dan membiarkan Hoseok membayar semua hal yang telah ia beli. Suasana kembali canggung, apalagi saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

“Ingin langsung pulang?” tanya Hoseok melihat Jihye yang sedang sibuk dengan ponselnya. Pria itu belum berniat menyalakan mesin. Dia ingin berbicara dengan Jihye. Namun, perempuan itu hanya mengangguk singkat dan mengeluarkan earphone dari tasnya.

“Jihye,” Hoseok menahan pergelangan tangan Jihye, membuat perempuan itu menoleh. “Aku hanya kebetulan bertemu dengannya, kenapa kau harus bersikap seperti ini?”

“Bersikap seperti apa?” balas Jihye datar.

“Mengabaikanku dan … bukankah saat berangkat tadi semua baik-baik saja?”

Jihye menghela napas. “Aku juga hanya kebetulan melihatmu bertemu dengannya, kenapa kau terlihat begitu gelisah?” Kenapa Hoseok? “Karena dia Lee Hana?”

Hoseok terdiam sesaat, mencerna ucapan Jihye, “Memangnya … kenapa jika dia Lee Hana? Aku hanya merasa tidak nyaman jika kau sampai salah paham dengan pertemuan tidak sengaja tadi, Jihye.”

“Tidak sengaja atau memang kau sudah tahu kebiasaannya berbelanja di sini?”sindir Jihye, memalingkan wajah menatap jalanan dari balik kaca depan. Lampu jalan tampak benderang beradu dengan cahaya bulan di tengah gelapnya langit malam. Setidaknya itu pemandangan yang cukup untuk mengalihkan perhatian dari laki-laki di sampingnya.

“Apa maksudmu? Untuk apa aku mengingat kebiasaan berbelanja seseorang? Itu tidak masuk akal!” Hoseok benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran Jihye. Kenapa perempuan itu selalu berpikir negatif tentang dirinya? Kali ini bukankah terlalu berlebihan? Jihye hanya melihatnya tidak sengaja bertemu dengan perempuan lain dan dia jadi sedingin ini. Meski perempuan lain itu adalah mantan kekasihnya, tapi Jihye tidak tahu fakta itu kan? Atau Hoseok lupa jika ini bukan kali pertama Jihye melihatnya bersama Hana.

“Karena dia Lee Hana!”

“Lantas kenapa jika dia Lee Hana!”

“Jangan pura-pura bodoh!” Jihye berbalik menatap Hoseok, ditantangnya kedua bola mata pekat di hadapannya. Tidakkah Hoseok tahu? “Mungkin … jika bukan karena Lee Hana, bayi ini tidak akan ada.”

Hoseok tidak perlu mendengarnya sekali lagi hanya untuk memastikan jika pendengarannya tidak keliru. Ada sirat terluka yang samar ditangkap penglihatannya. Setetes cairan bening yang siap kabur, tapi buru-buru dihapus oleh si pemilik mata. Mungkinkah malam itu dia menyakiti Jihye begitu dalam? Mungkihkah malam itu dia telah menjadi seorang berengsek lebih dari yang dia bayangkan? Pria itu terpaku di tempatnya, tidak mampu berkomentar atau sekadar berpikir mencerna apa yang telah terjadi. Dia bahkan membiarkan Jihye menarik lepas tangannya dan memasang earphone. Perempuan itu menghindari pembicaraan lebih lanjut dengan Hoseok, memejamkan mata dan tenggelam pada lagu yang terputar.

House of Cards✓Where stories live. Discover now