18th Card

275 42 35
                                    

Kaget nggak, ada notif House of Card update lagi 😂 Mohon maaf, saya mohon izin, ini pendek sekali tapi jangan diprotes 😂

Selamat membaca!

________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

________________


Sebenarnya, tidak ada yang menarik sama sekali dari pemandangan langit-langit kamar tidur mereka berdua. Kosong, pucat dan biasa saja. Meski telah mengamatinya cukup lama, Jihye tidak menemukan apapun di sana. Tidak ada petunjuk sebagai jawaban atas pertanyaannya. Jihye mengeratkan genggaman pada selimut yang hampir menutup seluruh tubuhnya.

Apa yang baru saja dia lakukan?

Bukan.

Apa yang baru saja mereka lakukan?

Jihye tidak mengerti, mengapa sebuah kecupan saja bisa mengarahkan keduanya berakhir di atas ranjang. Saling berbagi, saling mengisi, saling menghangatkan. Apa karena pikiran Jihye sebelumnya yang sudah terlanjur kotor? Atau memang karena sudah lama Hoseok tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhannya? Atau lebih karena keadaan dan suasana yang mendukung? Kata-kata Hoseok yang begitu menjanjikan?

Jihye tidak yakin jawabannya.

Yang pasti semuanya berlangsung dengan manis, dengan hangat, dengan baik-baik saja. Jihye benar-benar tidak diizinkan berpikir tentang hal lain. Semuanya hanya tentang Hoseok dan dia yang begitu lemah hingga mudah sekali untuk menyerah.

Jihye benci mengakui hal itu.

Tidak, Jihye Tidak! Jihye tidak ingin bergantung.

Cukup hari ini saja dia jatuh pada laki-laki itu. Selebihnya tidak boleh. Jihye tidak ingin pada akhirnya, dia terlalu bergantung pada Hoseok dan terlalu membutuhkan kehadiran Hoseok di sisinya. Bagaimana jika Hoseok tetap memilih melepaskannya setelah ini? Apakah Hoseok akan berakhir ditinggalkan lagi? Tidak ada yang bisa memastikan bahwa Hoseok akan tetap bersamanya. Jihye tidak boleh bergantung pada siapa pun.

Jihye takut.

Semuanya mendadak gelap. Sebuah telapak tangan jatuh menutupi matanya. "Tidur Jihye, jangan memikirkan apa pun."

Bahkan setelah apa yang mereka lakukan pagi ini.

"Semua akan baik-baik saja."

Bahkan meski Hoseok mengatakan hal itu sekali lagi pun, Jihye tetap takut.

Hoseok merapatkan diri. Telapaknya bergerak turun menuju perut telanjang Jihye yang tertutupi dengan selimut. Laki-laki itu menarik istrinya lebih dekat padanya. Tanpa sadar membuat Jihye kembali risih.

"Hoseok―"

"Oppa," potong Hoseok pelan, tepat di telinga Jihye. Ada perasaann geli yang membuat Jihye berusaha untuk melepaskan diri. Namun Hoseok tentu tidak membiarkannya begitu saja. "Panggil aku Oppa, Jihye. Boleh tidak?"

Sayang, perempuan itu memilih pura-pura tidak mendengar. "Aku harus izin kantor jika tidak bisa masuk hari ini," alibinya, menjauhkan diri dari rengkuhan Hoseok.

"Aku akan menelepon mereka untukmu."

Tawaran Hoseok tidak begitu menarik. Jihye bangkit dari posisinya sembari membungkuskan selimut ke tubuhnya asal.

"Aku perlu memasak jika tidak ingin kita kelaparan."

Hoseok turut bangkit dari posisinya. Mendesah kecewa. "Kita bisa pesan Jihye-ya." Namun diabaikan oleh Jihye yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Laki-laki itu akhirnya mengalah. Memungut celana dalam yang tergeletak di samping ranjang dan mengenakannya cepat.

Alih-alih membuka lemari untuk mendapatkan baju ganti, laki-laki itu kembali duduk di pinggir ranjang. Tersenyum kecil. Memikirkan pagi ini.

Keadaannya sekarang terbalik ya. Waktu itu Hoseok yang dengan kurang ajarnya meninggalkan Jihye, sekarang Jihye yang meninggalkannya seakan tidak terjadi apa-apa. Kehidupan memang adil.

Namun Hoseok sama sekali tidak keberatan. Sungguh. Dia sangat-sangat bersyukur atas momen yang dihadiahkan Tuhan pagi ini, karena yang tadi itu ... luar biasa.

Hoseok senyum-senyum sendiri mengingatnya.

"Jihye! Mau mandi bersama?" serunya jahil.

Sialan!

Jihye menggeram di dalam kamar mandi. Rasanya, dia tidak lagi punya wajah untuk menghadapi Hoseok setelah ini. Ingin menghilang saja. Sayangnya tidak bisa. Jadi yang bisa dia lakukan adalah menghindari berada di satu ruangan yang sama dengan Hoseok.

Usai mandi, Jihye buru-buru pergi ke dapur. Berusaha fokus menyiapkan sarapan yang terlambat untuk mereka berdua. Tentu saja dia butuh kegiatan untuk mengalihkan kecanggungannya saat berhadapan dengan Hoseok. Jihye tidak habis pikir.

Memang sih, ini bukan pertama kalinya untuk mereka.

Tapi kan ...

"Astaga!"

Jihye berjingkat kaget ketika tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Hampir saja dia pukulkan spatula yang tengah ia pegang ke kepala Hoseok. Bentuk pertahanan diri untuk serangan yang tidak diperkirakan. Kenapa sekarang Jung Hoseok jadi segila ini sih!

"Hoseok, lepas! Aku tidak suka!" geramnya sebagai peringatan.

Tanpa protes lebih lanjut, Hoseok melepaskan pelukannya sambil terkekeh. Mengabaikan ekspresi sebal di wajah Jihye. Jika dia tahu menggoda Jihye akan semenyenangkan ini, pasti sudah dia lakukan sejak dulu.

"Jangan berani-berani menyentuhku, ya! Aku tidak suka!" ancam Jihye, mengacungkan spatulanya.

"Tapi tadi kita sudah―"

"Diam!"

Hoseok tidak lagi berani membuka mulut. Ternyata Jihye tetap saja galak.

Tidak asik!

Lama hanya memperhatikan Jihye memasak. Hoseok akhirnya bisa kembali berbicara saat makanan sudah tersaji di depannya. Hanya nasi goreng memang. Sederhana sekali, tapi Hoseok juga tidak berani meminta lebih.

"Kau mau ikut ke restoran tidak?" katanya membuka percakapan. Jihye tetap fokus pada makanannya dan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Siapa tahu kau mau bingsu lagi."

"Tidak." Jihye kembali menggeleng.

"Anakku juga tidak mau Bingsu? Nanti sekalian kita ke dokter. Siapa tahu bengkak di tanganmu itu tidak boleh dibiarkan."

"Aku tidak apa-apa, Hoseok-ah. Minggu depan saja."

Hoseok tidak mudah menyerah. "Daripada kau sendirian di rumah."

Mendengar itu, Jihye tidak bisa lagi menahan kekesalan. Perempuan hamil itu berdiri, siap mendamprat suaminya. "Memangnya siapa yang membuatku terpaksa berada di rumah saat hari kerja! Hah!"

Hoseok sekali lagi, tidak berani membuka mulut.

xxxxx

Ada pesan untuk Hoseok-ssi? 😂

Terima kasih sudah membaca sampai siniii, kalian teman-temanku di dunia Orens, mdbstr banget selalu💜

Sayang kalian banyak-banyak!

14  Juli 2020

House of Cards✓Where stories live. Discover now