1st Card

493 64 12
                                    

Bangku-bangku masih kosong, meja-meja dibersihkan agar terlihat lebih rapi. Ruangan bernuansa cokelat kayu tersebut tampak mulai sibuk meski jam buka restoran masih menunggu beberapa menit lagi. Aroma masakan menguar dari arah dapur. Tampak Kim Seokjin, koki utama restoran tersebut tersenyum bangga melihat hasil masakannya. Resep baru yang rencanannya akan dicantumkan sebagai menu baru restoran ini.

"Bagaimana?" tanyanya, memperhatikan Hoseok yang tengah sibuk mencicipi makanan. Atasannya itu mengangguk disela kunyahan. Membuatnya bertanya-tanya, apakah rasa masakannya sudah tepat seperti apa yang diinginkan Hoseok.

Setelah menghabiskan beberapa suap dalam diam, Hoseok meneguk segelas air putih. Pria itu menatap Seokjin, koki kepercayaannya yang juga dianggap sebagai kakak sendiri. Tatapannya datar, membuat Seokjin memicing penasaran.

"Apa ada yang aneh?" tanya Seokjin sekali lagi.

Hoseok tersenyum, menggeleng kecil. "Kau memang tidak pernah mengecewakan, Hyung."

Laki-laki itu mengangkat dua ibu jarinya membuat Seokjin mendesah lega.

"Tapi untuk tampilannya mungkin butuh penyempurnaan. Tidak apa-apa, kita bisa cantumkan menu baru ini minggu depan. Pastikan kau berdiskusi dengan Taehyung, dia juga harus membuat desain poster untuk mempromosikan ini," ujar Hoseok panjang lebar, Pria itu kembali menikmati makanannya, mengingat dia melewatkan sarapan untuk hal ini. Seokjin mengangguk sebagai jawaban meski laki-laki di depannya sudah tak lagi memperhatikan.

"Kau benar-benar semangat untuk mengembangkan restoran ini ya?" komentar Seokjin, membuat Hoseok menoleh. Dia mengenal Hoseok sebelum ini sebagai anak laki-laki dari pemilik restoran tempatnya bekerja. Usia mereka yang hampir sepantaran membuatnya tidak sungkan lagi.

"Restoran ini sudah berdiri terlalu lama dengan konsep yang sama. Sedikit pembaruan bisa menarik pengunjung datang untuk meningkatkan pendapatan," balas Hoseok yakin.

"Tapi bukankah sebelum ini kau tidak begitu tertarik untuk melanjutkan bisnis keluargamu?" Hoseok diam. Apa yang dikatakan Seokjin memang sepenuhnya benar. Menjadi pewaris restoran turun temurun milik keluarganya sama sekali tidak membuat Hoseok senang. Dia lebih senang dengan profesinya sebelum ini. Seorang dancer. Meski apa yang didapatnya tidak terlalu menjanjikan, tapi dance adalah dunianya. Hoseok menjalaninya dengan sepenuh hati. Banyak kemenangan telah dia raih bersama timnya. Juga menjadi partisipan dari acara-acara besar dan bergengsi. Namun, semua itu sama sekali tidak berarti bagi ayahnya. Ayahnya terlalu penuntut.


"Mana yang kau bilang bisa membanggakanku Jung Hoseok? Aku sudah pernah menanyakan hal yang sama padamu. Apa yang bisa kau banggakan dari menjadi seorang penari?"

Hoseok tahu pembicaraan ini akan terus disinggung selama dia belum mau menuruti keinginan ayahnya. Pembicaraan yang sangat tidak dia sukai. Hal inilah yang membuat Hoseok enggan pulang ke rumah jika sedang tidak ada jadwal. Tapi hari ini adalah ulang tahun ibunya dan merayakan hari penting anggota keluarga dengan makan malam adalah sesuatu yang tidak boleh ditolak.

"Ayah?" Suara lembut sang istri sama sekali tak menghentikan ayah Hoseok. Perempuan itu mencoba memperingatkan suaminya agar tidak terlalu keras pada putra mereka. Hoseok hanya diam, meski tidak sepenuhnya mendengarkan. Apa pun yang dikatakan ayahnya hanya dianggap seperti angin lalu. Percuma jika didengar, hanya akan menambah sakit hati, pikir Hoseok.

"Penghasilanmu bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Jiwoo. Padahal kakakmu seorang perempuan, kau laki-laki. Kau yang mempunyai kewajiban lebih untuk bertanggung jawab perihal keuangan keluargamu nantinya, apakah kau ingin kalah dengan kakakmu?"

Hoseok mengangkat wajah, menatap ayahnya. "Di sini bukan persoalan kalah dan menang, Ayah. Hidup ini perjalanan, bukan pertandingan," jawabnya berani. Jika Jiwoo ada di sini sekarang pasti kakaknya itu akan melemparkan pandangan sengit pada Hoseok. Dia selalu tidak suka jika Hoseok bersikap membangkang. Sayangnya setelah menikah beberapa bulan yang lalu Jung Jiwoo memutuskan untuk tinggal bersama suaminya di luar kota. Dia baru akan datang besok pagi karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat untuk perjalanan jauh..

House of Cards✓Where stories live. Discover now