19th Card

277 37 52
                                    

Ada yang baca Secret Card yang di Spotifict, tidak?

________

Hoseok adalah menantu yang durhaka.

Hoseok akui itu.

Jika dihitung-hitung, selama menikah dengan Jihye, Hoseok jarang sekali mengunjungi mertuanya. Dia hanya pernah beberapa kali menelepon Nyonya Han saat ada perlu dan lebih sering ia lakukan belakangan ini setelah mengetahui kehamilan istrinya.

Dia juga ingat hanya pernah tiga kali datang ke rumah Jihye secara langsung. Kali pertama datang saat ia melamar Jihye;yang jika diingat-ingat terasa sangat kaku, kali kedua adalah beberapa hari sebelum pernikahan mereka yang diselenggarakan di sebuah gedung mewah dan yang ketiga adalah sekarang ini.

Hoseok memang sosok menantu yang cukup payah.

Setahu Hoseok, Jihye masih cukup sering mengunjungi ibunya yang memang tinggal di kota lain. Dia akan izin menginap satu malam dan mengatakan pada sang Ibu bahwa Hoseok tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Memangnya alasan apalagi yang bisa dikatakan Jihye? Tidak mungkin kan dia berkata bahwa dirinya dan Hoseok jarang sekali berkomunikasi? Jihye tidak mungkin membiarkan ibunya merasa khawatir.

Sebagai menantu satu-satunya bagi Nyonya Han, Hoseok sadar sudah seharusnya ia lebih memperhatikan mertuanya. Membalas kebaikan hati Nyonya Han yang sudah menyayanginya seperti anaknya sendiri. Bahkan ketika datang ke rumah Jihye setalah sekian lama, Hoseok tetap merasakan kehangatan yang sama.

“Kalian ini! Kenapa tidak memberi kabar terlebih dahulu jika akan kemari?” sapa Nyonya Han setelah membuka pintu dan menyambut mereka untuk masuk. Pada akhirnya dibanding sendirian di rumah, Jihye lebih memilih meminta Hoseok mengantarkannya ke rumah ibunya. Meski harus melewati sedikit perdebatan, karena untuk sampai ke rumah Ibu Jihye mereka harus menempuh perjalanan selama dua jam sementara Hoseok tetap harus pergi ke restoran.

Namun tentu saja, Jihye yang menang. Bagaimana bisa Hoseok tidak menuruti permintaan istrinya yang sedang hamil? Iya kan?

“Hari ini Jihye mendadak libur, Bu,” ucap Hoseok sebelum Jihye sempat membuka mulut. Laki-laki itu melempar senyum manis ketika melihat Jihye yang meliriknya jengah.

“Tapi setidaknya kan kalian bisa telepon dulu, supaya ibu bisa membuatkan makan siang. Ibu tidak masak banyak hari ini.” Nyonya Han tampak tidak enak membiarkan menantu dan anaknya begitu saja. “Kalian menginap kan?”

“Hoseok harus segera kembali ke restoran, Bu, jadi dia juga tidak akan ikut makan siang.” Kali ini Jihye yang menjawab. Sesuai dengan apa yang sudah mereka sepakati.

“Kau kan pemilik restorannya, Hoseok-ah. Tidak datang satu hari juga tidak akan membuatmu bangkrut. Tidak akan ada yang memarahimu.” Nyonya Han masih mencoba membujuk. Jarang sekali menantunya datang berkunjung, momen seperti ini harusnya tidak boleh berakhir begitu cepat.

Hoseok juga tahu seharusnya dia tinggal lebih lama di sini, tapi benar-benar ada yang harus dia urus di restoran. “Nanti saya kembali untuk makan malam, Bu. Jangan khawatir. Untuk sekarang ini sungguh, saya minta maaf. Benar-benar ada yang harus saya selesaikan di restoran.”

“Biarkan saja, Bu. Lagipula aku ingin berdua saja dengan ibu,” ujar Jihye tanpa ragu. Mendengar itu, Nyonya Han memukul gemas lengannya, tidak setuju dengan Jihye.

“Kau ini bagaimana sih! Masa suaminya tidak boleh tinggal di rumah ibu!” protes perempuan tersebut membuat raut muka Jihye berubah kecut.

Melihatnya membuat Hoseok tersenyum kecil, merasa lucu. “Tidak apa-apa, Bu. Nanti malam saya jemput Jihye.”

House of Cards✓Where stories live. Discover now