Decision in Diamond Card

1.2K 120 12
                                    

"Seokjin itu memang brengsek!" gerutu Woohyun.

"Kau ingat tidak wajah menyebalkannya yang terakhir kali? Beraninya dia menyeringai di depan wajah tampanku. Syukurlah kita berhasil menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi," sela Daniel sambil menghembuskan nafasnya dalam-dalam, ada rasa kesal di dalam dadanya dan ia membuangnya dengan hawa dingin.

"Tampan bokongku!" seru Jaehyun tidak terima.

"Tapi, apa maksud perkataannya tadi?" bingung Eunwoo yang langsung mendapatkan perhatian teman-temannya, termasuk Baekhyun yang sangat penasaran setelah berhasil mengambil kesadaran di dalam keheningan yang sedari tadi ia ciptakan sendiri. Bagaimana tidak, dia masih memikirkan Irene dan sesekali menahan senyuman. Ia tahu dirinya mulai tidak waras, mungkin.

Eunwoo mulai membuka suaranya saat Baekhyun bertanya, "Katanya besok kita tidak akan tenang."

"Mungkin dia mau balas dendam," sela Jaehyun yang sedari tadi sibuk memperhatikan luka Baekhyun hingga membuat yang punya luka merasa sedikit risih.

"Oh, ya. Kau dan dokter cantik itu tadi sedang bicara apa? Tampaknya serius sekali, dan lagi aku baru pertama kali melihatmu menatap seorang wanita dengan tatapan yang kau tujukan padanya," ujar Eunwoo sambil menyipitkan matanya.

Semua orang tahu, di antara mereka yang tidak pernah dekat dengan wanita mana pun adalah Baekhyun.

"Aku mengendus aroma sesuatu yang mencurigakan," goda Daniel sambil mengangkat berulang kali kedua alisnya, seperti anak anjing yang ingin diberikan sesuatu.

Baekhyun menghela nafasnya, "Aku tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan, sudahlah aku ingin cepat sampai dan istirahat."

"Ekhem.. Wajahmu memerah!" seru Woohyun di iringi dengan tawa keras dari yang lain.

Yeah.. Lagipula salah Baekhyun juga. Mungkin ia hanya berusaha terlihat lebih tenang dari kenyataan. Sikap yang seperti itu, kan datang dari kebanyakan orang yang sok-sokan. Kalau di pikir ulang, Baekhyun menyadari wajahnya sedikit memanas hingga respon tubuhnya adalah telapak tangan menutupi sebagian wajahnya agar yang lain tak menyadari hal ini.

"Ngomong-ngomong, di mana Taeyeong ya? Dia belum pulang padahal sudah hampir subuh," ujar Jaehyun sambil mendesah pelan.

"Jangan khawatir, dia pasti akan pulang. Rumahnya adalah rumah kita juga, coba pikir dia akan kabur kemana?" canda Daniel.

-o0o-

Pagi hari mungkin menjadi kebencian beberapa orang, beralasan malas berpergian ke tempat kerja atau mungkin sekolah. Namun, di kamus kehidupan seorang dokter pagi hari adalah sebuah berkah untuk menangani keluh kesah sang pasien.

Irene menatap ke seluruh penjuru, dia tidak lagi berada di rumah sakit setelah pulang dari jam 4 subuh usai menangani pasien yang mengalami kebocoran jantung.

Tidak tahu alasan apa yang membuat Irene bisa tertidur pulas hingga melewati pagi hari dan setelah menginjakkan kaki keluar dari ruang penginapan petugas rumah sakit selama berada di Sopa, matanya sukses membulat saat mengetahui sudah berhadapan dengan Baekhyun yang kini tertawa kecil. Melihatnya menahan tawa membuat Irene jengkel.

Mata Irene sedikit melotot sekedar meminta penjelasan dan menginterupsi Baekhyun untuk berhenti melakukannya.

"Mian.. Saya baru tahu seorang dokter ternyata juga bisa berpenampilan lusuh," kekeh Baekhyun yang menang telak saat melihat ekspresi terkejut Irene yang spontan menutupi wajahnya. Apa ada bekas air liur di sudut bibirnya. OMG! Kenapa harus bocah ingusan ini yang melihatnya?!

We're Married In Hospital [✔]Where stories live. Discover now