The Memories

555 84 8
                                    

Baekhyun tidak memutuskan untuk kembali ke Wooridul Spine Hospital, ia masih menetap di Seoul National Hospital. Itu karena batinnya tidak kuat melihat kedekatan Irene dan Minhyun setiap harinya.

Persetan dengan rencana melupakan pria itu, Irene justru menerimanya lagi seolah menganggap Baekhyun sebatas pelarian. Baekhyun kesal dengan fakta itu dan Irene yang terlalu plin-plan, dan lagi tentang ciuman itu seolah bagaikan angin berlalu. Ini pertama kalinya Baekhyun kesal dengan Irene.

Setelah siap dengan tugasnya di ruang UGD, Baekhyun pergi ke kantin karena ajakan yang sedikit memaksa dari para konsulen dan professor yang menganggumu kemampuan Baekhyun. Ia tersenyum selama berbagi cerita dengan mereka, beda situasinya jika di Wooridul Spine Hospital. Di sana, seolah tingkatan itu penting. Kalau di sini semua pegawai tidak memandang tingkatan.

"Dokter Byun, apa kau sudah lama mendalami ilmu saraf? Kau bahkan sudah sangat ahli di masa residen sampai-sampai spesialis bedah saraf di sini sangat tercengang dengan metode operasi yang kau gunakan," puji salah satu professor, Choi Siwon yang ahli dalam spesialis Kardiovaskular.

Baekhyun hanya tersenyum saja menanggapi. "Apa ada seseorang yang menginspirasi Anda?"

"Hm, dia adalah ibuku."

***

Baekhyun berlari menuju lobby saat salah satu resepsionis memberitahukan bahwa ada seseorang yang menunggu Baekhyun sejak satu jam yang lalu. Hal itu karena dia sedang sibuk menjadi asisten dokter Choi di unit 1.

Langkah Baekhyun tampak ragu saat melihat sosok Irene yang tampak sumringah saat melihatnya. Dia berlari menghampiri pria itu sambil menenteng sesuatu.

"Ini, aku membuatkannya khusus untukmu pagi ini," kata Irene sambil menyerahkan kotak bekal di hadapan Baekhyun. Saat menoleh ke samping, Baekhyun menyadari Irene tidak sendiri melainkan bersama Minhyun.

"Tidak perlu, aku sudah makan," dingin Baekhyun kemudian berlari pergi sehingga membuat Irene merengut kesal, padahal dia sudah berjanji akan merawat Baekhyun karena merasa bersalah tempo hari.

"Siapa pria itu?" tanya Minhyun sedikit tak suka.

"Dia adalah pria yang menyelamatkan nyawaku tempo hari. Dia temanku," balas Irene kemudian menoleh ke belakang saat seseorang menepuk pundaknya.

"Bisa bicara sebentar?" ketus Eunwoo, pria itu sudah memandang Irene muak setelah melihat pria lain bersamanya.

Hanya empat mata, itu syarat yang Eunwoo ajukan karena ia yakin jika tak mengatakan hal itu maka Minhyun akan mengekori kemanapun Irene melangkah.

"Bagaimana perasaanmu terhadap Baekhyun?" tanya Eunwoo tanpa menatap Irene.

"Apa maksudmu? Dan lagi, bukankah pertanyaan itu sangat lancang karena yang mengajukannya adalah orang asing bagiku," balas Irene dingin karena merasa sangat terusik.

"Tapi, segala hal untuk Baekhyun penting juga untukku. Aku sahabatnya. Dan aku melihat sahabatku perasaannya sedang di gantungkan sehingga membuatku kesal setengah mati," sinis Eunwoo sambil menghela nafas panjang.

"Kami hanya berteman," balas Irene yang terheran-heran dengan respon berlebihan pria didepannya ini. Setelah mendengar itu, Eunwoo menatap Irene datar, "Maka jauhi dia, jangan memberikannya harapan yang memuakkan. Jangan seolah kau dekat dengannya," jengkel Eunwoo kemudian melenggang pergi.

We're Married In Hospital [✔]Onde histórias criam vida. Descubra agora