I Give My First to You

630 89 6
                                    

Setibanya di rumah sakit, Baekhyun memang mendapat arahan sepanjang samudra dari para konsulen, apalagi konsulen yang jelas-jelas tidak menyukainya berusaha keras untuk menjatuhkannya di kondisi yang sulit seperti ini. Karena kelalaiannya itulah Baekhyun mendapat kesulitan untuk bekerja lebih ekstra berada di rumah sakit. Dia harus lebih banyak memberikan pelayanan di rumah sakit, sebagai konsekuensinya dia harus merelakan waktu istirahatnya.

Bahkan para perawat yang melihat kerja keras Baekhyun mengakui merasa sedih karena tak bisa membantu dokter Baekhyun, bahkan pria itu tak jarang menggantikan posisi perawat untuk menjadi asisten di ruang operasi dalam beberapa kesempatan padahal itu melanggar hak seorang residen tapi itulah hukuman mengerikan yang harus pria itu terima.

Seminggu berlalu sejak itu, banyak pegawai rumah sakit yang mengakui bahwa Baekhyun banyak kehilangan berat badannya. Pria itu terlihat lebih kurus dari sebelumnya, bahkan dia seperti kehilangan semangat dalam menjalani kehidupan padahal nyatanya Baekhyun menunggu Irene untuk segera kembali. Ia sadar mungkin jika ada gadis itu di dekatnya, dia bisa melalui masa sulit ini dalam jangka waktu kurang dari sebulan lagi. Ia sedikit khawatir karena tidak melihat keberadaan gadis itu, padahal yang ia tahu Irene hanya mengambil waktu cuti selama 5 hari saja.

"Whats up, bro! Apa yang membuatmu terlihat sangat sedih?" tanya Jaehyun saat melihat Baekhyun hanya termenung di pojok kantin seraya mengaduk-aduk minumannya tanpa berniat meminumnya sama sekali. "Kalian masih di sini?" kaget Baekhyun seraya menatap kedua orang itu dengan tatapan yang bertanya-tanya.

"Yup, sebab pelaku utama belum tertangkap dan menurut hasil penyelidikan kami, pelaku utamanya masih berkeliaran di sekitaran rumah sakit. Aku benar-benar bingung apa motifnya mengincar sebuah rumah sakit," jelas Woohyun kemudian merebut air minum di hadapan Baekhyun, dan dengan santainya meminumnya.

"Aku benar-benar mengkhawatirkan gadis itu," curhat Baekhyun sembari menghela nafas panjang. Ia benar-benar terlihat lebih lesu dari biasanya.

Melihat itu, Jaehyun tersenyum tipis kemudian menepuk-nepuk pundak Baekhyun bermaksud menyemangatinya, "Sejak kapan kau menjadi seseorang yang mudah menyerah seperti ini?" kekehnya.

"Aku belum menyerah, tapi masalahnya sekarang adalah gadis itu sama sekali belum kembali ke rumah sakit seminggu ini," cemas Baekhyun.

"Memangnya dia kemana?" heran Woohyun.

"Dia mengambil cuti selama lima hari tapi ini sudah seminggu sejak dia mengambil cuti," balas Baekhyun.

"Mungkin dia memiliki sebuah urusan yang tidak bisa ditunda-tunda, jadi jangan terlalu cemas. Oke?" hibur Jaehyun kemudian atensi ketiga pria tampan itu beralih pada handy talky Baekhyun yang berbunyi nyaring.

"Astaga, aku benar-benar merasakan bagaimana tidak bisa kau bernafas selama menjalani kehidupan menjadi dokter," lirih Woohyun. Mendengar itu, Baekhyun hanya bisa tersenyum kemudian bergegas menuju unit 1 untuk menjadi asisten dokter Aera. Baik Woohyun maupun Jaehyun sama-sama menatap Baekhyun iba.

"Ya, apa kau yakin bahwa ini adalah murni impiannya atau dia hanya melakukannya demi bisa lebih punya banyak waktu bersama dokter itu?" Woohyun bertanya-tanya sembari menatap Jaehyun serius.

"Apapun alasannya, yang terpenting adalah pengorbanan pria itu tidak bisa tertandingi oleh pria manapun yang sama-sama memiliki cinta pertama. Kau tahu sendiri, banyak orang-orang yang membiarkan cinta pertama mereka menjadi cinta monyet saja tanpa perlu bersusah payah untuk mewujudkannya. Tapi, Baekhyun benar-benar sudah berusaha sekeras ini jadi mari kita banyak-banyak berdo'a untuk kesuksesan pria itu," balas Jaehyun yang masih memperhatikan punggung Baekhyun meskipun sudah jauh dari tangkapan matanya.

We're Married In Hospital [✔]Where stories live. Discover now