My Enemy and Her Lover

590 91 9
                                    

Ada rasa sakit yang tidak pernah ia rasakan dalam hatinya. Rasa cemas yang begitu kental, tidak bisa berpikir jernih, dan hanya bisa menangis tersedu-sedu. Kurang lebih begitulah kondisi Irene sekarang. Bahkan karena tak bisa berpikir untuk memberikan pertolongan pertama, hal itu dilakukan oleh Joon Gi yang sebenarnya tampak pucat. Takut jika putra satu-satunya itu kenapa-napa.

Sepanjang perjalanan, Irene senantiasa menggenggam tangan Baekhyun. Isakannya semakin kencang saat melihat wajah Baekhyun semakin memucat. Ditengah-tengah ketegangan itu, Minho yang ikut bersama Taejun sebagai dokter memberitahu bahwa kejadian yang Baekhyun alami sekarang adalah karena ia nekat menghirup gas beracun yang bernama gas Sarin, gas yang banyak digunakan dalam peperangan untuk melumpuhkan musuh.

Siapapun yang menghirup gas tersebut tidak akan terselamatkan kecuali jika ada keajaiban.

"Sial," umpat Joon Gi saat mengetahui kebodohan anaknya ini.

Mendengar itu, Irene menatap ke arah Minho dengan tatapannya yang masih berkaca-kaca. "Gas sarin?" ulang Irene yang tampak linglung.

"Hm, apa kamu tidak tahu Irene? Sarin adalah gas saraf dan senyawa organophosphorus. Kimia sejenis itu digunakan dalam serangan di Idlib karena para korbannya tidak menderita luka eksternal dan beberapa tewas dengan berbagai gejala serupa, termasuk gangguan pernapasan akut. Sarin mampu membunuh manusia secara perlahan. Dan intinya, gas ini menyerang saraf," cemas dokter Minho kemudian ikut membantu upaya dokter Joon Gi untuk memberikan pertolongan pertama.

"Detak jantungnya semakin melemah!" panik Tiffany yang ingin menangis saat mengatakan hal itu, soalnya Baekhyun adalah dokter yang sangat menghargainya.

****

Setibanya di rumah sakit setelah menempuh jarak satu jam lebih, Baekhyun langsung di larikan ke ruang ICU dan Taejun ikut turun tangan membantu Joon Gi dalam kegiatan operasi.

Sedangkan Irene hanya bisa menunggu di luar dengan perasaan cemas bercampur kesal karena jikalau saja ia tahu lebih dulu alasan Baekhyun menyuruhnya untuk menutup hidung dengan almamater yang pria itu berika. Sekarang hanya tersisa almamater milik pria itu di pangkuannya. Seragam putih itu terlihat sangat kotor karena di penuhi oleh noda darah.

Hal yang bisa Irene lakukan saat ini adalah memeluk almamater tersebut sambil menangis terisak-isak sehingga pegawai yang menyadari hal itu merasa bertanya-tanya sebab ini pertama kalinya bagi mereka melihat dokter paling dingin tampak rapuh. Bahkan tatapan gadis itu menghangat, tidak setajam seperti biasanya saat dia terlihat dingin.

Dan lagi, para pegawai yang tak sengaja melihat Baekhyun kembali ke tengah-tengah Wooridul Spine Hospital dengan kondisi sekarat semakin merasa bingung atas apa yang terjadi.

-o0o-

Satu bulan berlalu sejak kejadian itu, selebihnya aktivitas di Wooridul Spine Hospital tetap berjalan seperti biasanya. Kejadian yang menimpa Baekhyun tidak di perpanjang sehingga tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut kecuali Joon Gi, Irene, dan Minho.

Langkah Irene terhenti saat menyadari ia melewati ruang rawat yang menemani Baekhyun selama pria itu tertidur dengan tenang. Sejak kejadian itu, Baekhyun masih dinyatakan koma meski operasinya berjalan lancar.

Tak lama setelah menoleh sekedar menatap sosok yang terbaring lemah lewat jendela kecil yang melekat di pintunya, Irene hanya bisa tertawa hambar. Perkataan Joon Gi kala itu masih melekat jelas di ingatannya.

We're Married In Hospital [✔]Where stories live. Discover now