One and Only

642 85 14
                                    

"Tolong lebih cepat."

Terdengar kegaduhan di dalam rumah sakit saat korban kecelakaan baru tiba. Baekhyun terlihat sangat cemas saat tahu Irene termasuk ke dalam tragedi kecelakaan tersebut. Pria itu senantiasa berada di samping Irene sambil memangku kepala gadis itu yang mengeluarkan darah tanpa henti dengan lengannya. Baekhyun mati-matian menghentikan pendarahan di kepala Irene dengan telapak tangannya sehingga kini kondisi tangannya habis berlumuran darah.

Sebelumnya, Baekhyun baru saja selesai membantu konsulen melakukan operasi di UGD lalu masuk telepon dengan ID tidak dikenali. Baekhyun mengangkatnya.

"Yebseo, ini dari kepolisian."

Baekhyun mengernyit, entah apa yang menarik perhatian polisi untuk menghubungi nomornya dari sekian banyak nomor penjahat di Korea. Sudah sangat lama Baekhyun tidak berhubungan dengan pihak kepolisian.

"Ada apa, ya?" balas Baekhyun keheranan.

"Kami menemukan korban kecelakaan yang terus menerus menyebut nama Anda. Dari sekian banyak nama penduduk di Busan, hanya identitas Anda yang terlacak. Dengan kata lain nama Baekhyun di Busan ini hanya Anda yang memilikinya."

Mendengar penjelasan tersebut Baekhyun meminta pihak kepolisian memberitahu identitas korban kecelakaan.

"Apa Anda mengenal Bae Irene?"

"Saya mengenalnya pak, tolong bawa dia secepatnya ke rumah sakit. Saya adalah seorang dokter," balas Baekhyun sambil menutup sambungan teleponnya lalu menunggu ambulans di depan perkarangan rumah sakit dengan perasaan cemas.

"Baekhyun-ah, aku takut," kata Irene mengigau saat masih mendapatkan setengah kesadarannya.

"Tenanglah, aku di sini. Aku akan menjagamu," balas Baekhyun sambil menatap Irene lekat-lekat lewat matanya yang menunjukkan kepedihan. Mendengar itu, membuat Taeyeon yang berada di sebelah Baekhyun sedikit merasa cemburu.

"Suster Ahn, tolong siapkan ruang operasi secepatnya," titah Baekhyun.

"Tapi, dokter Byun, residen tidak bisa memakai ruang operasi tanpa persetujuan konsulen," balas perawat Ahn apa adanya.

"Aku tidak peduli, meskipun kalian tidak mau membantuku maka aku akan melakukannya sendiri!" sela Baekhyun dingin kemudian mengerek ranjang Irene menuju UGD dengan tangannya sendiri.

Setibanya di sana Baekhyun segera menyiapkan peralatan meskipun ia mulai kesulitan karena merasa sedikit panik lalu ia menoleh sejenak saat melihat pintu ruang operasi di buka dan terlihatlah Taeyeon. "Aku akan membantumu," kata Taeyeon sambil tersenyum tipis lalu membantu Baekhyun memasang baju operasi.

Melihat darah memenuhi wajah Irene membuat Baekhyun menitikkan air matanya sehingga Taeyeon yang melihat hal itu angkat bicara, "Bagaimana kalau aku saja yang melanjutkannya? Aku rasa akan bahaya jika kau memaksakan diri," saran Taeyeon.

"Gwaenchana, aku akan menyelamatkannya dengan tanganku sendiri," balas Baekhyun sehingga membuat Taeyeon tersenyum getir.

-o0o-

Beberapa jam kemudian operasi berjalan lancar. Setelah mensterilkan diri dan membawa Irene menuju ruang rawat, Baekhyun senantiasa menunggu sampai Irene mendapatkan kesadarannya meskipun tahu itu mustahil sebab Irene baru saja menjalani operasi.

"Aku benar-benar tercengang melihat teknik operasi yang kau gunakan, padahal aku tahu saraf diotaknya terjepit tapi kau mengambil tindakan yang tidak aku pahami sama sekali. Tapi, jika aku boleh menebak sesungguhnya kau ini hanya sengaja ingin menjadi residen, kan meski tahu kau sudah bisa jadi seorang profesor? Apa karena gadis itu?" Taeyeon tersenyum saat Baekhyun menoleh ke arahnya meski hatinya terasa perih.

We're Married In Hospital [✔]Where stories live. Discover now