Abeoji

669 91 13
                                    

Seminggu sejak kejadian yang masih membuat Baekhyun berdebar-debar sampai sekarang. Ia sangat bahagia mengetahui Irene merasakan hal yang sama dengannya. Kalian tahu? Sebelum melakukan ciuman tersebut Baekhyun menempelkan alat pengukur detak jantung di punggung Irene dan hasilnya benar-benar di atas batas normal. Ia jadi bangga bisa membuat Irene berdebar karena kekuatan cintanya.

Namun, sepertinya sejak kejadian itu, yang merasakan malu hanya Baekhyun. Siapa yang menduga Irene masih bersikap biasa saja saat bertemu Baekhyun. Luar biasa. Meskipun Baekhyun berhasil membuat Irene berdebar, tapi tetap saja gagal namanya jika Irene tidak luluh sama sekali bahkan gadis itu masih bisa menatap mata Baekhyun lekat-lekat. Kalau Baekhyun, alih-alih bisa menatap Irene bahkan untuk bertemu saja sekarang jantungnya tidak bisa di ajak kompromi. Selalu berdebar.

Baekhyun berada di ambang pintu kantin, dia menatap ke sekitar untuk memastikan Irene tidak berada di sini. Dan benar, untungnya ia tidak menemukan Irene di sini sehingga bisa makan dengan tenang.

15 menit Baekhyun menyantap makanannya dengan lahap, sampai suatu ketika ia melihat nampan lain di meja yang ia tempati. Sungguh ia tak mau berpikir itu milik Irene. Jadi dia hanya bisa menunduk.

Brukk! Baekhyun tersentak saat mejanya di gebrak oleh pemilik nampan yang berada dihadapannya. Ia masih bersikeras tak mau melihat siapa pelakunya.

"Akhirnya ketemu juga," sinis orang tersebut. Baekhyun menelan salivanya susah payah saat mengetahui dengan pasti siapa pemilik suara ini.

"Ya, apa alasanmu menciumku saat itu?" gertak Irene dengan nada berbisik dan menatap Baekhyun tajam. Setelah mendengar itu, Baekhyun sedikit tersentak dan menjauh dari tempatnya. Bahkan kursinya sampai jatuh sehingga menimbulkan perhatian. Ditambah ia mengatakan dengan keras, "Aku tidak bermaksud!" jelasnya bersikeras sambil menggeleng kuat dan membentuk tanda silang besar dengan tangannya.

Tanpa terkecuali semua tatapan mengarah pada meja yang Irene tempati. Ia menghela nafasnya kemudian menginterupsi Baekhyun untuk kembali duduk dengan tatapan matanya yang membunuh.

"Jelaskan!" tegas Irene sambil menyuap makanannya.

"Lalu, kenapa kau tidak berusaha mendorongku? Kenapa kau menerimanya?" tanya Baekhyun yang balik bertanya sehingga membuat Irene mendengus kesal.

"Bisa-bisanya kau balik bertanya terhadap korbanmu?!" kesal Irene sambil menatap Baekhyun tajam dan tak sengaja menarik helaian rambutnya.

"M-mwo?!" balas Baekhyun tersentak kaget saat Irene mengklaim dirinya sendiri sebagai korban sehingga nama baiknya tercemar sekarang. Baekhyun menyudahi makannya dan hendak pergi namun Irene dengan sigap mengejar langkahnya. Baekhyun tersentak saat melihat Irene menarik lengannya menuntut.

"Ya, kau pikir aku ini wanita seperti apa, huh? Kau harus tanggung jawab, setidaknya jelaskan!" bisik Irene tertahan dengan giginya yang mengepal menahan kesal sehingga membuat Baekhyun serba salah ditempatnya.

"Aku---" ujar Baekhyun yang tempak ragu dan Irene yang sudah sangat penasaran.

"Ah, aku harus segera menemui dokter Park!" sela Baekhyun tiba-tiba dan menghempas tangan Irene begitu saja. Bersyukurlah pada handy talky miliknya yang berbunyi di waktu yang tepat.

Tanpa diduga-duga, mereka sudah mendapat perhatian sedari tadi.

"Apa lagi yang dokter Byun lakukan?" heran Yunho yang sedang berkumpul dengan rekan-rekannya. Ia hanya bisa menatap Minseok karena rekan wanitanya sibuk memperhatikan punggung Baekhyun yang semakin menjauh kecuali Yuna dan Jihyo.

"Dia residen yang hebat," takjub Sejeong yang berbinar-binar.

"Ne, bagaimana mungkin seorang residen bisa melakukan teknik yang tidak diketahui spesialis?" tambah Minseok yang kemarin mendengar perbincangan heboh di Wooridul Spine Hospital.

We're Married In Hospital [✔]Where stories live. Discover now