17b

130K 16.5K 934
                                    

Senin (16.05), 21 Januari 2019

------------------------

Queenza masih ternganga takjub melihat sekeliling. Angin lembut membelai wajah Queenza. Dia semakin mengeratkan pelukan di sekeliling leher Kingsley sambil memperhatikan bagaimana sayap indah di punggung Kingsley mengepak pelan, membuat mereka melayang di udara.

"Kau tidak takut?" tanya Kingsley dengan raut geli.

"Sama sekali tidak," sahut Queenza pasti.

"Bagaimana kalau aku menjatuhkanmu?"

"Kau tidak akan melakukannya."

Seharusnya Queenza tidak mengatakan itu karena kini mata Kingsley berkilat jahil namun Queenza tidak melihatnya. Mendadak tubuh Kingsley terasa panas hingga refleks Queenza melepas pelukannya. Dalam sekejap, tubuhnya terjun bebas dari ketinggian delapan ribu meter.

Queenza berteriak keras. Panik, takut, dan adrenalin menguasai dirinya. Jantungnya berdegup sangat kencang hingga terasa menyakitkan. Jelas tampak di benaknya bagaimana tubuhnya menghantam tanah dengan sangat keras hingga akhirnya pecah seperti kaca. Mungkin tulang-tulangnya akan remuk seperti bubur sementara darahnya muncrat membasahi sekujur tubuh. Bahkan sekarang Queenza seolah melihat dirinya sendiri terbaring di bawah sana.

"Hahaha...!!"

Bukannya bersimpati atau khawatir, Kingsley malah tertawa keras sambil terbang di sisi Queenza namun tidak cukup dekat untuk Queenza jangkau.

"Tengkorak jelek! Kaisar busuk! Bajingan tengik!" Queenza mengumpati Kingsley di antara teriakan dan rasa takutnya.

"Seharusnya kau meminta tolong padaku dengan manis." Kingsley pura-pura marah. "Kalau seperti ini kau membuatku kesal dan aku jadi tidak sabar melihat otakmu berceceran di bawah sana."

Segala umpatan terbentuk di kepala Queenza namun dia tidak mengatakan satu pun. Sekarang bibirnya terkatup rapat dan dia hanya berdoa dalam hati semoga kematiannya tidak menyakitkan.

"Ayolah, Sayang. Memohon padaku," desak Kingsley dengan nada geli.

Queenza semakin mengatupkan bibir dan berusaha menjaga keseimbangan dengan merentangkan tangan. Telinganya serasa berdenging sementara matanya terpejam rapat. Beruntung dia mengenakan celana jins dan bukannya rok.

Kingsley berdecak. Daratan semakin tampak jelas di bawah mereka. Akhirnya dia menangkap tubuh Queenza lalu kembali membawanya terbang tinggi.

"Keras kepala," gerutu Kingsley.

Sadar dirinya tak lagi terjun bebas, Queenza membuka mata lalu menyeringai saat menyadari dirinya kembali berada dalam pelukan Kingsley. "Akhirnya kau yang menyerah. Sudah kuduga kau tidak akan membiarkanku menghantam tanah."

"Tapi aku benar-benar melepasmu."

"Karena kau pikir aku tidak akan celaka." Lalu mata Queenza berbinar penuh harap. "Bisakah kita melakukannya lagi?"

"Kau mau kujatuhkan dari ketinggian lagi?"

"Ya."

Kingsley terkekeh geli. "Kau sungguh tak terduga." Dia kembali terbang tapi tidak langsung menjatuhkan Queenza dari ketinggian. Hanya melayang di udara dengan tatapan lurus mengarah pada Queenza. "Kau tahu? Kadang aku merasa seperti mengkhianati Queen."

"Queen?" tanya Queenza bingung.

"Kau di masa lalu." Kingsley tersenyum.

"Kenapa?"

"Karena kadang aku berharap kau tetap menjadi Queenza yang sekarang. Gadis manusia polos yang tidak tahu apapun tentang duniaku. Aku sangat senang bisa mengajarimu banyak hal dan memamerkan kekuatanku. Seperti saat aku baru mengenal Queen. Senang sekali melihat matanya berbinar takjub tiap kali aku menggunakan kekuatanku."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang