K&Q S.2 - 40

95.5K 13.9K 1.5K
                                    

Senin (21.19), 10 Juni 2019

Akhirnya ketemu lagi ^_^

Angkat tangan yang kangen Kings!

--------------------------------

"Kau boleh memilih sendiri caramu mati. Aku akan dengan senang hati mengabulkannya."

Seketika Arvel membeku dengan pandangan mengarah ke sosok bermata merah yang berdiri di depan Kenzie, melindungi Kenzie bagai tameng. Auranya begitu kuat dan terasa menyesakkan, membuat Arvel merinding dengan kesadaran akan siapa orang itu.

Kingsley.

Ayahnya benar. Arvel tidak perlu deskripsi detail untuk mengenali sosok Kingsley. Auranya yang aneh dan begitu pekat sudah menjelaskan siapa dirinya. Tidak ada satupun makhluk Immorland yang memiliki aura sekelam Kingsley. Bahkan bukan hanya kelam, keseluruhan dirinya bagai diselimuti aliran listrik yang terasa menyengat kulit.

Apa ini akibat kekuatan kegelapannya? Atau Kingsley memang seperti ini bahkan ketika dirinya tidak dikuasai kekuatan kegelapan?

Dengan sikap waspada, Kenzie berusaha bangkit dengan menahan sakit di dada dan wajahnya. Sang Ayah sudah menceritakan banyak hal tentang monster yang kini berhadapan langsung dengan Arvel. Dan itu membuat Arvel langsung tahu bahwa dirinya bukanlah lawan yang bisa mengimbangi. Dalam sekejap Kingsley pasti sanggup meremukkan tubuhnya. Karena itu kini Arvel bertekad mengutamakan keselamatan nyawanya terlebih dahulu.

Kingsley memiringkan kepala dengan kening berkerut dan sorot tak suka. Dengan tenang dia melangkah maju untuk mengikis jarak antara dirinya dan Arvel. Hal itu membuat Arvel sontak menegang. Tapi beruntung ternyata Kingsley berhenti beberapa meter di depan Arvel, tidak memutuskan langsung menghabisi Arvel.

"Aku tidak suka diabaikan. Tidak menanggapi ucapanku sama saja mengabaikanku," kata Kingsley seperti menegur bocah nakal.

Arvel menelan ludah. Mengutuki betapa pengecutnya dirinya jika berhadapan dengan Kingsley. Tapi dia mengangkat dagu dengan sikap angkuh, tak berniat menunjukkan betapa takut dirinya saat ini.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu. Silakan pilih caramu ingin mati."

Seketika Kingsley tertawa sampai sudut matanya berair. "Lucu sekali kau berkata begitu dengan kaki gemetaran. Dan aroma aneh apa ini? Jangan bilang kau mengompol."

Jemari Arvel mengepal marah mendengar hinaan terang-terangan itu. Tanpa memikirkan resiko melawan Kingsley berarti kematian untuknya, Arvel menyerang Kingsley dengan tubuhnya yang masih diselubungi cahaya putih panas yang sanggup melepuhkan baja, apalagi hanya kulit yang membalut tulang.

Kingsley menyeringai geli. Dengan mudah bergerak menghindar dari serangan Arvel. Pedang cahaya Arvel hanya menyapu udara membuat tubuhnya sempat terhuyung sebelum berhasil menyeimbangkan diri.

Kingsley berdecak. Arvel sama sekali tidak menantang. Tapi dia tidak mau buru-buru membunuh makhluk itu. Kingsley memiliki rencana lain.

"Hanya itu kemampuanmu?" ejek Kingsley. "Itu sangat menyedihkan. Tapi wajar sih. Ayahmu saja makhluk pengecut yang lemah. Jadi aku tidak kaget mengetahui anaknya sama lemahnya."

Jemari Arvel mengepal kuat. Kembali dia menyerang Kingsley. Kali ini memanfaatkan kecepatannya. Hingga tubuhnya hanya bagai kilat putih yang menyerang dari segala arah di sekeliling Kingsley.

Kingsley mengerutkan kening saat hawa panas melingkupinya. Bahkan di beberapa bagian tubuh seperti lengan sempat terasa pedih seperti terkena goresan belati tajam. Tapi dia tetap bergeming. Sengaja mengacaukan emosi Arvel yang pasti berpikir serangannya tidak berguna, padahal dia sudah meningkatkan kekuatan menyerangnya.

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang