K&Q S.2 - 42a

81.7K 13.4K 1.4K
                                    

Kamis (21.13), 20 Juni 2019

---------------------------

"Kurasa aku tahu di mana Arvel dan Kevlar berada. Mereka bersembunyi di Kerajaan Langit. Itu sebabnya tanah Immorland juga tidak bisa membawa Kevlar ke hadapanku. Menurut kabar, Kerajaan Langit dan Telaga Suci adalah tempat-tempat yang tidak terjangkau hukum Immorland."

Ucapan Kingsley membuat Kenzie dan Tristan saling pandang. Baru keduanya sadari, ada banyak hal mengenai Immorland yang benar-benar tidak mereka ketahui. Pasti Immorland di zaman dulu amatlah luar biasa dengan segala hukumnya.

"Apa kita akan ke Kerajaan Langit?" Kenzie bertanya memastikan.

"Tentu saja."

"Bagaimana caranya?" Kali ini Tristan yang bertanya. "Hamba sudah sering menjelajah langit Immorland dan tidak pernah menemukan tempat apapun di atas sana."

"Tempat itu tidak bisa dicapai dengan cara biasa. Sama seperti manusia yang tidak bisa mencapai gerbang dimensi menuju Immorland meski mereka menggunakan besi terbang yang biasa mereka naiki itu."

"Besi terbang?" Kenzie tampak bingung.

"Pesawat," jelas Tristan pelan. "Jadi bagaimana cara mencapai Kerajaan Langit, Yang Mulia?"

Kingsley menunjuk pelangi di atas sungai. "Dengan melayang tepat di atas pelangi lalu meluncur dengan kecepatan tinggi hingga menembus awan. Di atas awan itulah Kerajaan Langit berada."

"Apa hanya ini satu-satunya jalan menuju Kerajaan Langit?"

Kingsley mengangguk menanggapi pertanyaan Tristan. Lalu keningnya berkerut seolah baru menyadari sesuatu. "Ada pelindung kuat yang mengelilingi Kerajaan Langit saat ini. Sepertinya kita akan kesulitan mencapai istana."

"Hanya kesulitan. Bukan mustahil," gumam Tristan.

"Ya, benar. Hanya sulit." Lalu Kingsley mengepakkan sayapnya dan melayang di atas sungai, memposisikan diri tepat di atas pelangi. Kemudian dalam satu kedipan mata, Kingsley sudah meluncur cepat lurus ke atas bagai roket hingga menghilang dari pandangan.

Tristan melakukan hal yang sama lalu diikuti Kenzie. Keduanya meluncur dengan cepat hingga permukaan kulit mereka terasa panas seolah udara di sekitar mereka yang membelah paksa menggores kulit.

Perjalanan mereka bahkan tidak membutuhkan waktu setengah menit. Hanya dalam hitungan detik yang singkat, keduanya sudah menembus awan lalu melayang di atasnya.

"Turunlah."

Tristan dan Kenzie menunduk menatap Kingsley yang berjalan santai di atas awan. Lalu keduanya meluncur turun, sejenak tampak ragu menjejakkan kakinya ke atas awan. Namun tidak terjadi apapun. Kekhawatiran mereka bahwa mereka akan meluncur jatuh tidak terjadi. Awan itu rata bagai lantai yang dipenuhi efek asap yang biasa digunakan di atas panggung. Sementara itu sekeliling mereka perpaduan langit biru dan awan yang amat dekat, seolah bisa disentuh hanya dengan mengulurkan tangan.

"Ini benar-benar luar biasa," gumam Kenzie takjub.

"Tapi sekarang kita sampai di bagian yang tidak menyenangkan," Kingsley berkata sambil berdiri di area yang tampak seperti gerbang istana. "Lapisan pelindungnya dimulai dari sini."

Tristan dan Kenzie berdiri di sisi kanan-kiri Kingsley. Keduanya bisa melihat istana megah yang seolah terbuat dari emas. Tapi jaraknya cukup jauh dengan lapisan pelindung yang tampak seperti asap tipis dengan kilat-kilat kecil yang sesekali bergerak.

"Aku bisa menghancurkannya," kata Kenzie yakin.

"Ya. Tapi di dalam masih ada lapisan pelindung lagi dan lagi. Semakin ke dalam semakin kuat. Dan jika kita tidak cepat, pelindung yang sudah kau hancurkan akan memperbaiki diri hingga membentu lapisan pelindung lagi, membuat kita terjebak di tengah dan jika tidak beruntung, mati tersengat aliran kekuatan dari lapisan pelindung itu."

"Itu cukup sulit," gumam Tristan. "Tapi kita bisa menghancurkannya secara bergantian. Saat aku menghancurkannya, kalian langsung mengikutiku. Tiba di lapisan pelindung berikutnya, giliran Kenzie sementara hamba dan Yang Mulia Kaisar mengikuti. Berikutnya giliran Anda. Begitu seterusnya hingga kita sampi di dalam."

Kingsley diam memikirkan ide Tristan. "Itu cukup nekat dan beresiko. Tapi aku tertarik untuk mencobanya."

Kenzie mengangguk setuju. Lalu Tristan langsung bersiap, memusatkan kekuatan dan kecepatannya untuk menembus lapisan pelindung itu. Beruntung ini bukan lapisan pelindung seperti milik Kingsley. Lapisan pelindung ini bisa dihancurkan meski benturan antara tubuhnya dengan pelindung itu akan cukup banyak menyerap energi tubuh Tristan. Sementara milik Kingsley sama sekali tidak tertembus. Jika memaksakan diri menubruknya, itu akan terasa bagai menghantam tembok tebal.

Setelah mengambil ancang-ancang, Tristan mulai menabrakkan tubuhnya pada lapisan pelindung itu. Kenzie dan Kingsley segera menyusul di belakangnya. Begitu satu lapisan pelindung sudah dilewati, Kenzie tak membuang waktu dan langsung menghantamkan dirinya yang sudah diselimuti cahaya ke lapisan pelindung berikutnya.

Selanjutnya giliran Kingsley. Tapi tak sama seperti Kenzie dan Tristan, dia sanggup menghancurkan empat lapisan pelindung sekaligus, membuat Kenzie dan Tristan ternganga takjub.

Ternyata ada sepuluh lapisan pelindung di sana. Dua lapisan terakhir menjadi bagian Kingsley. Dan begitu lapisan terakhir hancur, suara ledakan keras mengiringi kehancurannya, membuat Kerajaan Langit bergetar untuk beberapa detik yang terasa amat lama.

"Di sana. Aula pertemuan," seru Kingsley seraya menunjuk.

Tristan dan Kenzie langsung melesat mendahului. Tidak ada penjaga di sana, menandakan penghuni istana ini cukup sombong merasa yakin tidak akan ada yang bisa menembus lapisan pelindungnya.

Kingsley mengerutkan kening saat banyak aura beberapa makhluk terasa menghantamnya. Ada aura Arvel. Lalu aura guardian yang Kingsley yakin adalah Kevlar. Lalu aura griffin. Aura yang Kingsley yakini milik Allura. Dan malaikat. Banyak sekali malaikat yang membuktikan dugaannya bahwa para malaikat tidaklah punah. Dan satu lagi aura asing yang sudah sangat lama tidak dirasakannya namun tidak pernah Kingsley lupa karena tiada duanya di dunia.

Brengsek! Jangan bilang makhluk itu dalang dari semua tragedi yang menimpa dirinya dan Queenza!

Ketiganya terus melesat cepat. Hingga akhirnya mereka tiba di aula istana. Tempat itu tampak sangat luas karena kosong, hanya dihuni empat makhluk yang kini berdiri di tengah ruangan dengan sikap waspada saat Kenzie, Tristan, dan Kingsley menyebar mengepung mereka.

Kingsley menelengkan kepala, menatap satu per satu orang-orang itu. Perhatiannya berhenti lebih lama pada Allura yang balas menatapnya dengan sorot takut. Lalu beralih pada lelaki bermata merah yang Kingsley pikir selama ini sudah mati.

"Oh, aku tidak tahu kalian membentuk grup yang sangat kompak." Nada suara Kingsley jelas mengejek. "Aku sungguh terkejut. Bisa kau jelaskan sesuatu padaku, Ayah?"

Sontak Kevlar, Arvel, Kenzie, dan Tristan tersentak kaget. Hanya Allura yang tampak sudah mengetahui informasi itu sejak lama. Sementara itu si mata merah yang dipanggil Ayah oleh Kingsley hanya diam membisu dengan rahang menegang dan jemari mengepal.

Kini dia bertemu lagi dengan bocah bermata biru yang dulu selalu mengekorinya dengan penuh sayang dan hormat. Tapi sedari dulu bagi Thane, Kingsley hanya makhluk percobaan. Sayangnya semakin besar Kingsley semakin tidak bisa dia kendalikan. Hingga Thane menyebutnya percobaan gagal. Saat itulah penyihir sialan itu muncul dan mengatakan omong kosong makhluk yang bisa membunuh Thane. Dia adalah Kingsley, putra kandung Thane sendiri.

----------------------------

~~>> Aya Emily <<~~

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang