Jumat (21.00), 15 Maret 2019
Happy reading!!
-------------------------
Kevlar berlutut di hadapan wanita cantik dengan tanda bintang di keningnya. Wajahnya tampak memelas, memohon pertolongan.
"Tak kusangka kau masih berani datang ke hadapanku setelah semua yang kau lakukan gagal." Wanita itu berkata tenang, namun sarat akan ancaman.
"Maaf, Nona. Semua terjadi di luar rencana." Kevlar semakin menunduk, sadar ucapannya pasti menyulut amarah wanita itu.
"Aku memberimu perintah mengawasi Kingsley lalu membunuh Queenza begitu tubuh Kingsley utuh kembali. Tapi apa yang terjadi? Kau kecolongan. Tiba-tiba tubuh Kingsley sudah utuh dan tidak ada satupun anak buahmu yang bisa melukai Queenza. Kau membuang banyak waktu berharga. Semakin lama Queenza hidup, semakin sulit dia dilukai karena kekuatannya perlahan muncul.
"Lalu Tristan dan Emily, seharusnya mereka sekedar nyamuk yang bisa kau tepuk dengan mudah. Tapi apa? Mereka masih berkeliaran bebas sekarang dan malah menjadi kaki tangan kaisar keparat itu." Wanita itu terlihat geram, membuat tanda bintang di keningnya bersinar merah.
Kevlar tidak bisa membantah. Dia hanya terus memunduk menahan rasa ngeri, takut Nona di depannya tak bisa menahan diri lalu menjadikan Kevlar salah satu tumbal untuk ritual sihir hitamnya.
Wanita itu berdiri dari tempat duduknya di sebuah batu besar pinggir sungai. Seperti biasa, dia hanya bersedia menemui Kevlar di sana. Salah satu pedalaman hutan Immorland yang nyaris tidak pernah didatangi.
"Bagaimana dengan putramu? Kau bilang dia bisa jadi senjata untuk mengalahkan Kingsley."
"Iya, Nona. Dia cukup dekat dengan Queenza. Tapi saya pikir masih kurang dekat untuk membunuhnya."
Wanita itu terdiam, tampak berpikir. "Lalu bagaimana dengan pasukan yang sedang kau siapkan? Kapan mereka bisa mulai berperang?"
"Mereka sudah siap. Bahkan sudah tidak sabar turun tangan dan memanfaatkan kemampuan mereka," kata Kevlar mantap.
Wanita itu tersenyum mengejek. "Aku tidak mau kejadian yang sebelumnya terulang kembali. Pasukan elit guardian tumbang hanya melawan makhluk rendahan."
"Akan saya pastikan itu tidak terjadi lagi, Nona."
"Bagus. Kalau begitu biarkan Kingsley menguasai seluruh kerajaan di tanah Immorland. Tunggu sampai dia datang lagi ke Ackerley. Queenza pasti bersamanya dan aku sendiri yang akan menikamkan belati di jantung gadis itu. Kau hanya harus memastikan putramu benar-benar mendapat kepercayaan mereka untuk melindungi Queenza dan persiapkan pasukanmu."
Kevlar tersenyum kecil, mulai memahami rencana penyihir di hadapannya. "Baik, Nona."
***
Kingsley duduk di singgasana raja vampir dengan sikap angkuh. Queenza berdiri di sisi kanannya bersama Meed. Sementara di sisi kiri Kingsley ada dua orang vampir lain.
Di hadapan mereka ada para menteri, tetua, dan seluruh anggota keluarga kerajaan vampir, membuat aula pertemuan itu tampak sesak dengan banyaknya orang.
"Aku tahu kalian belum bisa menerima kematian raja kalian," kata Kingsley dengan nada datar, tak menunjukkan emosi apapun. "Tapi apa gunanya berusaha melawanku saat kalian tahu tidak bisa mengalahkanku? Bukankah perbuatan kalian hanya sia-sia?"
Tidak ada sahutan. Semua memilih diam meski beberapa tampak mengepalkan jemari tanda geram.
"Aku datang ke sini tidak berniat membunuh raja vampir atau siapapun. Tapi aku kecewa mendengar ketidakjujurannya. Apalagi setelah itu dia berusaha kabur menyelamatkan diri sendiri, mengabaikan kaumnya yang mungkin akan mati di tanganku. Di mataku, dia tidak pantas menyandang gelar seorang raja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...