Rabu (17.12), 30 Januari 2019
Semoga suka!
------------------------
Queenza masuk ke dalam rumah dengan langkah buru-buru, berharap bisa segera bertemu Kingsley untuk menanyakan tentang lelaki yang tadi ditemuinya. Sayangnya dia lupa menanyakan siapa nama lelaki itu.
"Kingsley!"
Seruan Queenza tidak mendapat tanggapan. Dia menuju kamar lamanya dan tidak mendapati siapapun di sana. Begitu pula di ruangan lain dalam rumah sederhana itu.
Queenza berkacak pinggang di ruang tengah menyadari bahwa Kingsley pergi entah kemana. Lalu mata Queenza terbelalak saat menyadari tv-nya yang sudah rusak telah diganti dengan tv baru yang cukup mirip dengan yang lama.
"Wow!" seru Queenza seraya berjalan mendekat ke tempat tv lalu memperhatikan dari segala sisi. Siapa yang membelikannya? Mana mungkin Kingsley? Dia tidak punya uang.
Lalu dia dikejutkan oleh getaran di saku seragamnya. Buru-buru Queenza mengeluarkan ponsel dan mendapati nomor tanpa identitas pemanggil. "Halo," sapa Queenza ragu.
"Aku akan pulang terlambat."
Tuutt... tuutt... tuuutttt.
Queenza ternganga seraya menjauhkan ponselnya dari telinga lalu memperhatikan layar ponsel. Tidak perlu menjadi cenayang untuk menebak siapa yang baru saja menghubunginya dan bersikap sok penting dan sok misterius. Tapi yang membuat Queenza bingung, darimana Kingsley mendapat uang untuk memiliki ponsel dan membelikannya tv?
Tok... tok... tok.
Suara ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan. Dia meletakkan ponsel di meja lalu menuju pintu depan. Seperti kebiasaannya beberapa minggu terakhir, Queenza selalu mengintip celah pintu untuk memastikan yang datang bukanlah orang tak dikenal yang berniat membunuhnya. Dan dia menghela napas lega mendapati yang berdiri di luar adalah Emily.
"Hai," sapa Queenza setelah pintu terbuka.
Emily tersenyum seraya membalas sapaan Queenza lalu masuk. Ada banyak kantong belanjaan di kedua tangannya yang merupakan bahan-bahan dapur.
"Bagaimana kau tahu aku sudah pulang? Kau datang tepat waktu." Queenza mengajukan pertanyaan setelah mereka tiba di dapur.
"Aku sudah menunggu selama satu jam di café perempatan sana." Emily menyeringai. "Errie pergi sejak pagi hingga membuatku bosan di rumah sendirian. Jadi aku pergi berbelanja lalu menunggumu pulang."
Queenza geleng kepala. Tapi setelah dipikir lagi, Emily dan dirinya tidak berbeda jauh. Sejak kedua orang tuanya meninggal, Queenza juga sering melakukan itu. Keluar sendirian untuk menghabiskan waktu. Tapi dirinya masih lebih beruntung karena memiliki teman-teman dan sahabat yang bersedia menemani. Sedangkan Emily—dia tidak memiliki siapapun selain Errie-nya. Kadang itu membuat Queenza bertanya-tanya bagaimana Emily bisa bertahan.
"Ngomong-ngomong tentang Tristan, apa dia pergi bersama Kingsley? Tadi pagi Kingsley tidak mengatakan apapun dan saat aku pulang, tv sudah diganti lalu dia menelepon menggunakan ponsel yang aku yakin miliknya sendiri. Padahal aku tidak pernah membelikannya ponsel."
Mendengar itu, Emily menahan senyum geli. "Ya, Errie memang pergi bersama Kingsley." Hanya itu yang Emily katakan.
Queenza mengerutkan kening, sadar ada sesuatu yang disembunyikan Emily. "Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?"
"Hmm, sebaiknya kau tanya langsung pada Kingsley."
Queenza melipat kedua tangan di depan dada lalu menatap Emily tajam. "Katakan sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...