Senin (21.14), 24 Juni 2019
Happy reading!
----------------------------
Keadaan di dalam istana Kerajaan Langit terasa sangat menegangkan. Terutama setelah Kingsley mengakui hubungan darahnya dengan orang yang menjadi dalang dari semua tragedi yang terjadi di Immorland. Ditambah lagi Kingsley dan Thane bukan makhluk biasa. Keduanya sama-sama memancarkan aura aneh yang mengerikan, menunjukkan tingkat kekuatan mereka jauh di atas makhluk Immorland lainnya.
"Oh ayolah, Ayah. Apa kau hanya akan mematung seperti batu begitu? Jika tidak ingin menjawab pertanyaanku, setidaknya kau bisa menyapaku, kan? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Bahkan aku tidak akan menolak sebuah pelukan."
Namun Thane tetap memilih diam, hanya menatap tajam Kingsley dengan mata merahnya.
Hal itu membuat amarah Kingsley tersulut. Salah satu matanya yang sudah berubah biru menjadi merah kembali. "Brengsek! Kenapa kau diam saja?!"
Kedua tangan Kingsley mulai diselimuti asap hitam. Langit yang semula biru terang berubah menjadi merah. Tanpa menunggu lagi dia menghentakkan kedua tangannya ke arah empat orang di tengah aula istana. Asap hitam dari kedua tangannya melesat mengincar mereka.
Arvel dan Kevlar dengan sigap melompat menyelamatkan diri. Tapi keduanya harus langsung berhadapan dengan Tristan dan Kenzie yang tengah menunggu. Sementara itu Thane dan Allura tetap berdiri tenang. Tapi anehnya sama sekali tidak terkena asap hitam Kingsley.
"Yang Mulia," Allura menatap Thane kaget. Padahal dirinya sudah yakin akan mati ditelan asap hitam Kingsley.
"Aku masih membutuhkanmu." Hanya itu yang dikatakan Thane dengan pandangan tak beralih dari mata merah Kingsley. Lalu dia berbalik seraya berkata, "Ayo pergi!"
"Mau ke mana kau sialan?!"
Kingsley benar-benar murka sekarang. Dia melesat cepat mendahului mereka berdua lalu berbalik, membuat mereka kembali berhadapan.
"Kenapa kau melakukan semua ini? Apa tujuanmu? Jangan bilang kau juga dalang kematian Ibu."
"Salahkan para malaikat itu atas kematian ibumu. Aku tidak pernah menginginkannya mati. Dia wadah percobaan yang sangat tangguh. Sangat sulit menemukan wanita seperti dia. Kebanyakan percobaanku sebelum dia tewas hanya dalam beberapa bulan. Aku bahkan sudah berencana membuat beberapa makhluk lagi sepertimu. Tapi gagal karena campur tangan para malaikat."
"Hah?"
Hanya itu yang bisa dikatakan Kingsley dengan nada tak percaya. Mendadak matanya panas. Lelaki ini—lelaki yang dulu begitu dipujanya, membicarakan ibunya bagai binatang percobaan. Apa hanya sampai di situ arti ibunya bagi Thane?
"Jadi begitu." Kingsley tercekat. Sekarang matanya berkaca-kaca tapi dia tidak akan membiarkan setetes air mata pun jatuh di hadapan bajingan itu. "Apa Ibu tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya?"
Salah satu bibir Thane terangkat membentuk senyum meremehkan. "Dia wanita bodoh. Hanya dengan bualan bahwa aku mencintainya, dia dengan mudah bertekuk lutut di bawah kakiku."
Jemari Kingsley mengepal kuat. "Dan sebelum dia, kau juga punya banyak wanita lain."
"Sebelum, saat bersamanya, dan setelahnya. Aku tidak pernah kehabisan stok wanita." Dia mengangkat bahu lalu dengan sengaja merangkul pinggang Allura. "Bahkan Allura juga. Tapi kuakui, tidak ada yang setangguh dirinya. Jadi sungguh, aku sangat berduka atas kematiannya."
Tiba-tiba Kingsley sudah melesat cepat mengincar leher Thane. Tapi tak ada apapun yang bisa disentuhnya. Tangan Kingsley menembus tubuh Thane. Bahkan Thane tidak berpindah tempat, membuat wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Kingsley, dan sengaja menampakkan senyum meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...