Selasa (20.25), 25 Agustus 2020
Hufftt, kirain gak bakal sempat...
Empattt...
---------------------------
Kingsley berjalan tenang menghampiri Myria dan Edrick yang tampak tak percaya melihat lelaki itu baik-baik saja setelah hantaman energi yang tadi dilepas Edrick. Padahal dia sudah mengerahkan tenaga yang cukup besar. Namun efeknya pada Kingsley seolah hanya luka kecil.
Apa dia benar-benar Kingsley? Kalau bukan, siapa lagi orang yang bisa sekuat itu?
"Sayang sekali kau menolak tawaran dariku," ujar Kingsley dengan senyum sinis di bibirnya tanpa menghentikan langkah. "Seharusnya kalian tidak mati sia-sia. Memangnya kalian pikir tua bangka sok hebat itu bisa melindungi kalian dariku?"
"Jaga bicaramu!" Myria tampak marah. "Kau tidak berhak menghina ayah kami."
"Hm, kalau bukan aku, siapa lagi yang berhak?" Kingsley mengangkat salah satu alis menantang. "Mau taruhan? Akan kubuat kalian babak belur dan nyaris tewas. Kira-kira apa makhluk yang kalian panggil Ayah itu akan datang menolong?"
Kingsley tahu percuma menunjukkan logika pada orang yang sudah dikendalikan. Mereka layaknya boneka tanpa keinginan. Hanya bergerak mengiyakan perintah tuannya. Namun untuk kasus Myria dan Edrick yang masih bisa berpikir, Kingsley menduga mungkin masih ada sedikit logika dalam benak mereka. Tidak, bukan karena Kingsley ingin mereka sadar dan lepas dari pengendalian. Tapi dia berharap keduanya mati dalam penyesalan setelah menyadari kebodohan mereka karena mengabdikan diri pada Thane yang lemah.
"Biar kuberitahu," lanjut Kingsley. "Si pengecut itu tidak akan datang. Dia mengirim kalian untuk membunuhku karena tidak berani menghadapiku secara langsung. Kalau kalian tewas sekarang, yang dia lakukan selanjutnya hanya membuat percobaan baru."
"Kau terlalu banyak bicara," geram Edrick. "Habisi dia." Perintah pelan itu didengar seluruh makhluk yang masih di bawah pengaruh pengendalian Thane. Seketika mereka menyerang ke arah Kingsley yang sedang menunggu dengan tenang. Namun belum mencapai Kingsley, makhluk-makhluk yang sudah berada dalam pengendalian Kingsley menghadang dan pertempuran pun tak terelakkan.
Geraman dan denting senjata beradu. Tubuh-tubuh saling menubruk dan menjatuhkan. Sementara itu di belakang kedua kubu, Kingsley, Edrick, dan Myria berdiri menonton.
Queenza yang tadinya hendak kembali ke istana terpana melihat apa yang terjadi. Dia pikir segalanya akan membaik setelah yakin Kingsley masih di bawah kendalinya. Tapi rupanya itu tak mengubah fakta bahwa dia bisa mengorbankan siapapun tanpa peduli.
"Hentikan!" seru Queenza panik begitu melihat orang-orang yang berada dalam pengendalian Kingsley maupun Thane saling membunuh. Dia sama sekali tak mengenal mereka. Tapi melihat orang-orang itu bertarung mempertaruhkan nyawa tanpa diberikan pilihan, jelas merupakan pemandangan yang mengerikan.
"Kingsley! Kumohon hentikan!"
Kingsley mendengar teriakan Queenza namun mengabaikannya. Dia malah bergumam pelan memerintah naga hitamnya, "Jaga Queenza," lalu melipat kedua tangan di depan dada menonton pertumpahan darah di hadapannya. Hmm, aroma darah yang menguar di udara tercium sangat lezat.
Naga hitam Kingsley kembali membelit Queenza. Namun kali ini tidak dengan niat menyakiti. Dia bagai memeluk lembut seorang kekasih.
"Kubilang hentikan!" teriak Queenza lebih tegas. Seketika tubuhnya bagai diselubungi api merah dengan mata yang berkilat hijau terang. Api di tubuhnya jelas panas dan membakar namun naga hitam itu tak melepaskan belitannya, hanya terdengar geram kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...