K&Q S.2 - 13

110K 15K 468
                                    

Jumat (21.35), 01 Maret 2019

Jangan lupa bintang-bintangnya ☺ 

-----------------------

Kingsley memakan ayam panggang yang dibawakan Queenza dengan lahap. Wajar saja karena makanan yang dibawakan Queenza menjadi satu-satunya menu makan Kingsley sejak ibunya meninggal tujuh belas hari yang lalu.

Dia selalu menahan lapar pagi dan malam sambil memperhatikan keadaan desa terdekat, berpikir hendak melakukan apa. Dirinya tidak memiliki koin untuk membeli makanan dan ibunya selalu mengajarkan seburuk apapun kondisinya, dia tidak boleh sampai mencuri. Sementara di sungai dekat tempat persembunyiannya sama sekali tidak ada ikan.

Pernah suatu ketika Kingsley mencoba mendekati seorang pedagang makanan. Dia hendak meminta makanan dan menggantinya dengan bantuan apapun yang diinginkan si pedagang. Namun sebelum niatnya terlaksana, pedagang itu meneriakinya monster dan membuat seluruh makhluk di pasar itu menyerangnya. Ternyata kabar mengenai monster yang membantai kaum malaikat dan beberapa makhluk lain telah berkembang pesat. Hingga akhirnya Kingsley memilih kembali bersembunyi.

"Kau tidak makan?" tanya Kingsley sambil menjilat jarinya. Biasanya Queenza selalu makan bersamanya karena makanan yang dibawa Queenza adalah makan siangnya.

Queenza yang duduk di depan Kingsley tersenyum geli melihat bibir dan dagu Kingsley melepotan saus ayam panggang yang dibuat pelayan di istana dryad. Bahkan di pipinya juga. Queenza berdiri lalu pindah duduk di samping remaja lelaki itu, membuat Kingsley menatapnya bingung.

"Belajarlah untuk tidak makan seperti orang kelaparan walau sebenarnya kau memang merasa sangat lapar," kata Queenza sambil mengusap pipi Kingsley dengan saputangan bersulam kelopak bunga. "Jangan tunjukkan kelemahanmu di depan siapapun. Buat semua orang berpikir kau layak untuk dihormati."

Kingsley memperhatikan wajah cantik Queenza yang tampak terawat. Seumur hidup hanya tinggal bersama ibunya yang selalu sederhana atau mengintip warga desa yang juga sama sederhana membuat wajah Queenza bagai dewi di mata Kingsley.

Saat Queenza selesai membersihkan wajah Kingsley dan hendak menarik tangannya menjauh, dengan lembut Kingsley memegang tangan halus gadis itu dengan tangan kirinya yang bersih.

"Kenapa ucapanmu terdengar seperti salam perpisahan?" tanya Kingsley dengan nada sedih. Setelah kehilangan ibunya, apa dia juga akan kehilangan satu-satunya teman yang pernah dia miliki?

Tatapan Queenza juga tampak sedih. "Aku tidak bisa datang lagi."

"Kenapa?"

"Ibu sudah melarangku keluar istana sampai monster yang diburu kaum malaikat tertangkap."

Perlahan Kingsley melepas tangannya dari Queenza lalu berdiri, berjalan ke arah sungai untuk mencuci tangan. "Kau takut padaku?" pertanyaan itu diucapkan dengan pelan, namun Queenza bisa mendengarnya dengan jelas.

"Sama sekali tidak," bantah Queenza tegas seraya berdiri menghampiri Kingsley.

Kingsley tersenyum sedih, berbalik menghadap Queenza. "Tapi kau pasti tahu siapa yang dimaksud monster itu, kan? Jadi sekarang kau takut padaku."

"Untuk apa aku takut padahal aku yakin kau tidak mungkin menyakitiku? Ini murni karena aku tidak bisa membantah perintah Ibu." Queenza melangkah mendekat, "Andai aku memiliki kuasa, aku pasti akan memberitahu seluruh Immorland bahwa kau tidak jahat. Kau bukanlah monster. Tapi bahkan ucapanku tidak didengar Ibu, malah membuatnya khawatir dan melarangku keluar istana."

Kingsley tertunduk, "Jadi ini akan menjadi pertemuan terakhir kita?" suaranya mendadak serak.

Queenza memegang tangan Kingsley yang masih basah. "Lihat aku," pintanya tegas. Setelah Kingsley membalas tatapannya dia berkata, "Setelah aku cukup dewasa dan pendapatku mulai didengar, aku akan meyakinkan semua orang bahwa kau bukan monster. Selama itu, kumohon bertahanlah dan jangan sampai terbunuh. Kau bilang ingin menjadikanku ratumu, kan? Berjuanglah untuk diakui dan bangun kerajaan yang megah."

Kingsley & QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang