Kamis (21.09), 13 Juni 2019
------------------------------
"Ini tidak seperti dirimu yang biasa. Kenapa membiarkan Arvel lolos?" tanya Queenza bingung setelah Kingsley menceritakan apa yang menimpa Kenzie. Meski Queenza sempat benci pada Kenzie, dia malah merasa iba setelah mendengar apa yang menimpa lelaki itu. Dan lebih iba lagi pada Ibu Kenzie, Reanne.
Tristan dan Emily juga berada di sana, ruang pertemuan Kerajaan Ackerley. Keduanya juga tampak bingung. Sangat aneh mendengar Kingsley yang masih dipenuhi kekuatan kegelapan ini membiarkan Arvel lolos begitu saja.
"Sebenarnya aku tidak bisa menemukan Kevlar," aku Kingsley kemudian. "Aku hanya pura-pura bisa menemukan Kevlar dengan mudah. Padahal aku sudah mencoba menantangnya untuk duel hidup dan mati namun dia tidak muncul. Seolah ada kekuatan yang menghalanginya, yang membuat tanah Immorland pun tidak bisa menjangkaunya. Ini di luar pengetahuanku. Biasanya hukum Immorland tidak pernah bisa dicegah."
Sontak penjelasan Kingsley membuat tiga orang di depannya kaget.
"Lalu, bagaimana?" tanya Emily bingung. "Situasi kita sangat genting. Kalau Anda belum juga menemukan Kevlar dan membunuhnya dalam waktu dekat, kaum lain yang dipimpin kaum echidna akan benar-benar menyerang Kerajaan Ackerley."
Kingsley mengibaskan tangan dengan malas sambil bersandar dengan nyaman di atas singgasana. "Aku akan meminta waktu pada mereka untuk menemukan Kevlar dan membunuhnya. Kalau mereka menolak, maka mereka yang kubunuh. Masalah selesai."
"Hamba mohon jangan, Yang Mulia. Anda akan merusak keseimbangan tanah Immorland. Bahkan Anda tidak akan pernah bisa menikah dengan Ratu Queenza."
"Kau tidak lelah mengulang-ulang peringatan itu terus?" tanya Kingsley jengkel. "Lagipula siapa yang bisa mencegahku kalau aku berniat menikahi Queenza meski tidak melalui pernikahan kuno penduduk Immorland? Bahkan Kevlar pun melakukannya."
Queenza melotot pada Kingsley. "Dan menjadikanku jalang seperti mantan permaisurimu dulu atau merendahkanku seperti yang dilakukan Kevlar pada istrinya?"
Kingsley meringis, mendadak merasa menyesal. "Tidak, bukan seperti—"
"Tunggu!" tiba-tiba Queenza berseru dengan kening berkerut. "Aku baru ingat ini saat membicarakannya. Aku ingat siapa penyihir yang menanamkan mantra pada kita."
"Siapa?" tanya Kingsley dengan nada penasaran bercampur geram. Dia tidak akan memaafkan siapapun pelakunya.
"Allura."
Tristan dan Emily saling pandang tak mengerti, merasa asing dengan nama itu. Sementara Kingsley terbelalak, refleks bangun dari atas singgasana lalu berjalan menghampiri Queenza.
"Kau yakin? Kupikir dia dari kaum—"
"Griffin," potong Queenza. "Semua orang juga tahu bahwa permaisurimu terdahulu berasal dari kaum Griffin. Tapi kita juga sama-sama tahu bahwa kaum penyihir bisa meniru aura dan aroma makhluk lain lalu hidup seperti makhluk yang ditirunya." Queenza membalas tatapan mata merah Kingsley tajam. "Aku tidak mungkin salah mengenali, Kings. Aku berhadapan langsung dengan Allura dan sempat berbicara. Saat itu aku tidak mengenalinya. Tapi setelah semua ingatanku kembali, aku ingat siapa wanita itu."
Kingsley berkacak pinggang. Keningnya berkerut tampak berpikir. "Jadi maksudmu selama kami menikah dan bersama, dia membohongiku?" Dia tertawa mengejek dirinya sendiri. "Aku ditipu mentah-mentah di atas ranjangku sendiri."
Kali ini giliran Queenza yang berkacak pinggang dengan mata hijaunya yang berkilat tanda marah. "Apa maksudnya kalimat itu? Apa kau sedang pamer bahwa kau dan jalang itu pernah berbagi ranjang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingsley & Queenza
FantasyWARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja. ------------------------ Manis. Darahnya sungguh lezat. Itu adalah hal pertama yang dipikirkan Kingsley begi...