Chapter 3 Berbelanja dengan Papa

234 37 2
                                    

Hari ini aku pergi berbelanja dengan ayahku yang tampan. Walaupun aku dulunya seorang pria, tapi aku tidak menganggap pria yang lebih tampan itu sebagai musuh. Apalagi sekarang aku di tubuh wanita.

Aku sudah berdandan dan siap untuk pergi. Ayahku sudah menunggu ku di luar.

"Qianghan, kau sudah siap?"
"Siap papa!"

Ku pergi dengan ayahku dan pak sopir. Kami langsung ke pusat perbelanjaan.

Pusat perbelanjaan yang kami datangi sangat berbeda dari yang aku bayangkan.

"Qianghan, apa yang ingin kau beli?" kata ayahku ketika sampai di Mall super besar.

"Papa?"

"Hm?"

"Berapa harga termurah dari sepotong pakaian disini?"

"Memangnya kenapa?"

"Papa, barang yang ingin ku beli kurasa tidak ada disini. Tempat ini terlalu mahal. Aku hanya memerlukan beberapa potong baju olahraga, baju berkebun dan baju untuk memasak."

"Butik di sini juga menyediakan apa yang kau perlukan."

"Tidak papa. Pakaian yang kuinginkan akan digunakan untuk berkotor-kotoran. Jadi tak perlu bahan khusus atau terlalu mahal."

"Tidak apa-apa sayang. Ayah hanya ingin yang terbaik buat mu. Kau tak usah khawatir mengenai harganya."

'Maksudmu!? Apa kau mau pamer dengan ku? Apa setiap orang kaya harus selalu membeli yang mahal dan bermerek? Seberapa besar gengsi mereka?"

"Qianghan tidak meminta papa untuk membelikan Qianghan kalung berlian atau pun mobil mewah. Qianghan hanya ingin pergi ke tempat perbelanjan yang murah, saling tawar menawar dengan ayah, makan eskrim di supermarket, berbelanja keperluan sekolah, jalan-jalan di taman sambil makan roti kukus. Keluarga mereka melakukannya di TV. Apa permintaan Qianghan terlalu berlebihan Papa?"

Sang ayah yang mendengarkan permintaan putrinya pun terdiam.

Ah, sepertinya putrinya ini hanya ingin menghabiskan waktu dengan ayahnya. Putriku terlalu imut!

"Baiklah, kita lakukan apapun yang kau mau sayang."

"Terima kasih Papa." Qianghan memeluk ayahnya.

Mereka berdua berbelanja melakukan apa yang Qianghan inginkan. Membeli beberapa barang dan membeli beberapa makanan di jalan. Sekarang mereka berdua sedang duduk di taman sambil mengobrol.

"Qianghan?" Seorang gadis kecil datang menyapanya.

'Ah salah satu saudara tiri tubuh ini di masa lalu.'

Aku tidak boleh tertipu dengan penampilannya. Walaupun dia kecil dan terlihat lemah, tapi dia lebih licik dari saudaranya.

"Selamat Sore paman." katanya sambil tersenyum sok imut.

Qianghan buru-buru berdiri di depan ayahnya dan memeluk kaki ayahnya.

"Siapa yang kau sebut paman? Papa ku bukan pamanmu!"

"Qiangan?" sang ayah bingung melihat putrinya.

"Qianghan ini aku Baihe. Kau lupa padaku?" katanya berpura-pura menyedihkan.

'Anak kecil ini sudah jado akting!'

"Aku ingat. Kau anak dari seorang janda yang suka merayu papa ku! Mulai sekarang jangan panggi papaku dengan sebutan paman. Panggil dia Tuan Sheng!"

"Tapi aku sudah terbiasa memanggil ayahmu seperti itu." anak kecil itu berkata sambil gemetar.

"Sudahlah Qianghan dia ..."

"Tidak papa! Papa adalah papanya Qianghan. Tidak boleh ada seorang gadis atau wanita manapun mendekati papa. Papa hanya boleh memilikiku. Aku tidak mau berbagi dengan orang lain. Aku tidak ingin papa dekat dengn anak lain." Qianghan memeluk ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Tuan sheng pun terharu dan memeluk putrinya.

"Benar. Papa adalah milik mu. Papa tidak akan membiarkan perempuan manapun mendekati papa."

Qianghan tersenyum lebar dan memeluk ayahnya dengan erat. Melepaskan pelukannya kemudian menatap tajam gadis kecil di depannya.

"Dengar itu. Jangan panggil papaku dengan paman lagi. Jangan muncul di depan papaku. Jangan datang ke rumahku. Jangan menggunakan berbagai alasan untuk mendekati keluarga kami. Papaku tidak akan pernah menjadi menikah dengan ibumu!"

Qianghan menarik tangan ayahnya dan pergi.

Melihat putrinya yang cemberut sepanjang perjalanan pulang, sang ayah memeluk dan menggendong putrinya.

"Jangan cemburut sayang."

"Aku akan jadi anak yang baik. Aku tidak butuh pengasuh ataupun ibu tiri."

"Baiklah."

"Kalau papa ingin menikah lagi, aku yang harus memilihnya sendiri. Jangan Cassandra. Semua orang tahu Cassandra itu penjahat."

"Ya."

"Anak-anaknya juga licik. Jangan dekat dengan mereka."

"Ya."

"Jangan memberi mereka apapun, jangan tolong mereka."

"Ya."

"Mereka selalu berputa-pura menyedihkan. Jangan samapi tertipu."

"Hm."

"Papa."

"Hm."

"Malam ini aku ingin tidur dengan papa."

"Baiklah."

Hari ini Qianghan terus-menerus mencuci otak sang ayah. Demi kebahagiaannya. Dia tidak akan segan menjadi cerewet

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now