Chapter 9 Lan Yunchen

218 33 2
                                    


Setelah menghadiri acara ulang tahun Tuan tua keluarga sheng, keluarga Lan beristirahat di ruang keluarga.

"Yun'er kau sedang memikirkan apa?" tanya Lan Yunran melihat adik kembarnya yang tampak sedang melamun.

Anggota keluarga yang lain pun menatapnya penuh minat.

"Aku berpikir, betapa beruntungnya aku."

"Beruntung dalam hal apa?" Tanya sang ibu.

"Aku beruntung memiliki keluarga yang harmonis. Walaupun ibu bukan ibu kandungku, ibu sangat menyayangiku. Kak Yanhua juga sangat baik padaku."

"Hei apa maksudmu. Ibu dan kakak tidak hanya menyayangi mu, mereka juga menyayangiku." Ucap Lan Yunran sambil cemberut.

"Aku juga menyayangimu Yunran." Ucap Lan Yunchen sambil mengedipkan sebelah matanya.

"....." Kau sengaja membuatku tersipu. Dasar Yunchen.

Melihat keluarganya akur, sang ayah merasa bahagia.

"Mengapa tiba-tiba bicara seperti beruntung dan semacamnya?"

"Di pesta aku melihat Cinderella."

"Cinderella?" ucap mereka bertiga.

"ya, seorang gadis yang berjuang agar sang ayah tidak menikah dengan ibu yang jahat."

"Oh! Dia memang mirip dengan Cinderella. Bahkan dia juga memakai sepatu kaca." Ucap Lan Yuran.

_________________

Dikamatnya, Lan Yunchen masih teringat dengan Cinderella. Walaupun Cinderella masih kecil, dia terlihat sangat cantik. Matanya begitu jernih, bibirnya yang pink begitu mungil dan lucu. Dia masih ingat betapa protektifnya dia terhadap ayahnya. Tidak pernah jauh dari ayahnya. Seakan ayahnya akan diambil oleh orang lain. Sikap dan cara bicaranya embuatku takjub. Dia dapat berbicara lancar dengan orang lain tanpa grogi. Dia dapat menentukan sikap apa yang akan diunculkannya. Kadang dia terlihat manja, kadang terlihat marah, kadang terlihat pendiam, dan kadang terlihat sombong. Dimasa depan dia pasti anak enjadi gadis yang luar biasa.

"Cinderella hanya dapat jatuh cinta pada sang pangeran."

Lan Yunchen berpikir, jika dia berusaha lebih keras, dia ungkin akan layak untuk menjemput Cinderellanya.

________________

Keesokan harinya Lan Yunchen mendiskusikan rencananya dengan orang tuanya.

"Kau, .... Yenchen, tidakkah ini terlalu cepat?" Tanya sang ayah.

"Ayahmu benar Yun'er. Mungkin ketika gadis itu dewasa, dia tidak akan sama seperti sekarang. Mungkin kau akan kecewa."

Lan Yunchen melihat ayah dan ibunya.

"Hal yang ibu khawatirkan tidak akan terjadi. Ayah, Ibu. Cinderellaku tidak akan berubah menjadi buruk. Dia akan bersinar lebih terang sampai semua orang mengaguminya."

'Bagaimana kau bisa seyakin itu?" Tuan dan nyonya Lan bingung dengan keputusan putranya.

"Sudahlah ibu, ayah. Turuti saja kemauannya. Jarang sekali dia menginginkan sesuatu." Kata Lan Yunran yang dari tadi diabaikan.

"Baiklah. Ayah akan mengajukan pertunangan untukmu kepada tuan Sheng. Tapi, kalau beliau menolakmu bagaimana?"

"Tuan Sheng tidak akan menolak ku. Karena aku sudah bertekad bertekad untuk mendapatkannya, maka aku akan."

"Yun'er. Darimana kepercayaan dirimu itu? Tuan Sheng pasti tidak akan menerimanya. Setidaknya selama beberapa tahun kedepan."

"Mengapa ibu berpikir seperti itu?"
"Aih. kKautidak lihat bagaimana Tuan Sheng memanjakan putrinya? Tuan Sheng memanjakan putrinya seperti bunga dandelion yang rentan dengan angin. Dan menghargainya melebihi berlian."

"Ibumu benar. Lagi pula kalian masih sangat kecil! Kau baru berusia 13 tahun dan Qianghan baru berumur 7 tahun. Mengapa ku sangat terburu-buru. Kakakmu Yanhua saja belum punya pacar."

"......" 'Kalau menunggu dewasa, dia keburu diambil oleh orang lain.'

"Tidak perlu cemberut, ayah akan pergi pada tun Sheng. Hanya tinggal berdoa saja."

"Hm."

"Soal sekolahmu... Apa kau yakin untuk pergi keluar negeri?"
"Ya. Aku harus membuktikan kesungguhanku. Aku harus menunjukan bahwa aku akan menjadi yang terbaik untuknya."

"Sayang, tidakkah anak kita terlalu cepat dewasa?" keluh Tuan Lan.

" Tidak apa-apa ayah. Dengan adanya Kak Yanhua dan Yunchen, aku akan lebih bebas dan tanpa khawatir untuk mengejar impianku." ucap Yunran senang.

"Kau tidak ingin masuk ke perusahaan?" tanya Tuan Lan.

"Tidak tertarik."

"Memangnya apa impian mu Ran'er?"

"Aku ingin menjadi seorang aktor!"

"Bagus. Kalau begitu kau harus jadi aktor yang sukses." kata Lan Yunchen.

"Terima kasih adikku sayang. Dukunganmu menjadi penyemangatku."

"Kalau ku terkenal, maka akupun akan terkenal."

"Hah?"

"Ketika kau jadi sukses, aku akan meminta mu mengiklankan sesuatu secara gratis. Ah, benar-benar menguntungkan."

Yunran memandang tak percaya pada adik kembarnya.

"Ayah, ibu, Yunchen membuliku." Lan Yunran memasang wajah menyedihkan untuk mendapatkan dukungan.

Ibu dan ayah hanya bisa tertawa melihat kelakuan kedua putranya.

Men who are reborn as CinderellaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt