Chapter 19 Kelicikan

178 25 0
                                    


Keesokan harinya, ayahnya mengantar An Gongyun untuk mengemasi barang-barangnya dari apartemen. Qianghan tidak ikut. Dia seperti biasa mengurung diri di perpustakaan. Karena dia berniat untuk tidak masuk ke sekolah menengah. Dia harus membaca kembali materi-materi pelajaran. Sekarang dia berumur 8 setengah tahun. Dia akan lulus sekolah dasar saat berumur 9 tahun. Jika tidak ada gangguan, dia akan menyelesaikan ujian sekolah menengah pertama dan atas saat dia berumur 11 tahun. Qianghan harus memanfaatkan kemampuan inderanya agar dia dapat belajar lebih cepat dari siapapun.

Besok dia akan pergi ke sekolah. Qianghan tentu senang dengan lingkungan sekolah. Dulu, saat dia tinggal di panti asuhan, dia tidak memiliki kebebasan bermain dengan ansak seumurannya. Karena banyak sekali pekerjaan yang harus dia bantu. Saat sekolah menengah pun, dia harus mengambil kerja paruh waktu jika dia masih ingin meneruskan sekolah. Karena umurnya, sekarang dia harus bermain dengan anak-anak kecil untuk terakhir kalinya.

Qianghan menuliskan rencananya di buku diarynya. Setelah itu dia menuliskan proposal agar dia diizinkan untuk sekolah di rumah. Agar proposalnya lebih menyakinkan, Qianghan melakukan pencarian di internet. Selain mencari teori-teori home schooling, dia juga mencari guru-guru yang dapat mengajarinya keterampilan. Qianghan menuliskan keterampilan apa saja.

Melukis, menggambar, dan desain. Komputer Alat musik terutama piano, biola, guqin, dan flute. Menjahit Berkebun Menari Bernyanyi Beladiri Menyetir, dll (jika dia sudah biasa)

Keterampilan memasak tidak perlu bimbingan lagi. Dia sudah memiliki dasarnya di masa lalu. Sekarang dia hanya tinggal membeli banyak buku. Kenapa tidak searching saja di internet? Dia masih kecil, jadi dia tidak ingin terlalu banyak menghabiskan waktu di depan komputer. Selain itu matanya jadi lebih sensitif, dan itu tidak menyenangkan.

Qianghan sudah memerika semua buku di perpustekaan ayahnya. Banyak sekali buku yang harus dia beli. Di perpustakaan ayahnya hanya tersedia buku-buku bisnis dan buku berat lainnya.

Pukul 11.00, ayah dan ibuya datang. Ya, mulai sekarang dia harus memanggil An Gongyun dengan sebutan ibu.

_________________

Di sekolah.

"Qianghan!" seseorang berteriak dan masuk ke kelasnya.

Itu adalah Baihe. Baihe sekarang kelas dua semester dua. Dia datang dengan wajah yang mengerikan. Teman sekelas Qainghan memperhatikan mereka.

"Kau adalah orang yang paling jahat yang pernah aku temui!"

"Apa maksudmu? Baru bertemu dan kau langsung berteriak padaku!"

"Kau mengacaukan pernikahan ibuku!"

"Huh?"

Semua orang disekitarnya menatapnya. Mereka sudah mendengar gosip bahwa ayah Qianghan akan menikah dengan Cassandra.

"Gara-gara kau menghasut tuan Sheng, dia tidak mau menikah dengan ibuku! Padahal aku ingin dia menjadi ayahku!"

"BERMIMPILAH!!" teriak Qianghan.

Semua orang kaget. Guru yang melihat mereka pun juga heran. Ini pertama kali mereka melihat Qianghan marah.

"Kau ingin ayahku menjadi ayah mu? Bermimpilah! Ayahku hanya milikku! Aku tidak akan membiarkan siapapun merebutnya! Kau mengatakan aku menghasut ayahku? Memangnya kenapa? Dia A.Y.A.H.K.U. Dia tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku sukai!"

"Kau... Lalu kenapa ayahmu tak mau menampung kami selama satu tahun. Ibukku adalah sahabat istrinya. Kenapa dia tidak mau menolongnya?"

"Memangnya kenapa ayahku harus? Kalian hanyalah orang asing bagi kami. Mengapa ayahku harus membuang uang untuk kalian. Kalian ingin tinggal di rumah ku? Memanfaatkan ayahku untuk membelikan apapun yang kalian inginkan? Dasar lintah!"

"Mengapa kau menfitnah kami? Kami tidak akan melakukan hal itu!" ucap Meili yang baru datang.

"Apakah itu tidak mungkin? Cassandra bahkan tidak mau memberikan biaya untuk merawat kalian. Lalu darimana kalian bisa hidup? Dari uang ayahku? Tentu saja kami menolak!"

"Tapi ayahu kaya. Mengeluarkan sedikit uang..."

"Lalu kenapa? Ayahku kaya, tapi uangnya tidak ada kaitannya dengan kalian O.R.A.N.G A.S.I.N.G."

"......"

"......"

Bel masuk kelas pun berbunyi. Semua orang masuk ke kelasnya masing-masing.

_____________________________

"Kakak.... Aku tidak mau tinggal di desa yang kumuh!" ucap Baihe.

"Kakak juga! Ini semua gara-gara Qianghan!"

"Kalau saja Qianghan tidak mengganggu, kita sekarang bisa hidup seperti seorang putri!!"

"Kalau begitu, sore nanti kita akan pergi kerumahnya Qianghan."

"Untuk apa?" Tanya Baihe.

"Jika ibu tidak bisa, kita harus berbicara dengan tuan Sheng langsung. Kalau perlu kita akan berlutut sekalian."

"Berlutut?"

"Kau ingin kita tinggal di pedesaan?"

"Tidak mau."

"Kalau begitu kita harus pergi nanti."

"Bagaimana jika Qianghan menggagalkan rencana kita?"

"Apa yang bisa dia lakukan? Merengek pada ayahnya?" ucap Meili mencibir. Dia benar-benar iri dengan Qianghan.

Meili masih ingat ayah kandungnya di pedesaan. Dia baik, sangat baik. Salahkan saja neneknya yang membencinya dan ibunya yang tidak melahirkan anak laki-laki. Setelah ayahnya meninggal, ibu pergi ke kota. Di kota, Meili mendapatkan apa yang dia mau. Ayah barunya kaya, jadi dia merasa menjadi seorang putri.

Ketika dia dan ibunya mengunjungi teman ibunya, Meili sangat kaget. Dia pikir rumahnya itu adalah istana. Tapi dia salah. Rumah tuan Sheng lah yang istana. Mengapa ibu nya tidak menikahi orang ini!?

Selama empat tahun hidup Meilli penuh dengan rasa iri. Kemudian dia mendapatkan kabar bahwa isteri tuan Sheng meninggal. Dia mengupingnnya di balik pintu kabar ibunya. Ibunya terlihat sangat sedih. Maklum ibunya sangat dekat dengan nyonya Sheng. Tapi dia salah. Setelah ibunya menutup telepon, dia tertawa terbahak-bahak. Seperti dia sedang sangat bahagia

"Akhirnya, Akhirnya kamu mati. Hahaha. Sekarang aku akan merebut suamu dan hartanya, hahaha. Ada saat itu Meili melihat wajah jahat ibunya. Pada saat itu, Meili sadar bahwa jika dia mengingikan sesuatu dia harus melakuakn berbagai cara. Cara licik sedikit pun.

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now