Chapter 29 Ujian

181 24 0
                                    

Qianghan sekarang berangkat ke kota A, karena lusa dia akan mengikuti ujian masuk universitas. Dalam satu tahun ini Qianghan sudah berusaha keras belajar. Dia mengerjakan ratusan lembar tugas, membaca puluhan buku. Ikut ke kantor ayahnya untuk memahami bisnis, Qianghan juga mengikuti seminar. Semuanya untuk ujian ini. Kalau dia tidak lulus, dia akan menjadi lelucon orang-orang dan hanya bisa menunggu tahun depan.

Qianghan dan keluarganya akan menginap di rumah kakek. Karena cukup dekat dengan lokasi ujian. Cukup 30 menit dengan mobil. Keluarga kakek Qianghan menyambut nya. Mereka menyemangati Qianghan.

.

Hari ujian.

Qianghan memakai celana panjang hitam dan pakaian kaos lengan panjang warna putih. Dia meminta ibunya untuk menggulung rambutnya ke atas agar tak mengganggunya. Qianghan mengecek kembali barang yang akan dibawanya. Pencil, pulpen, penghapus, kartu ujian, dan dompet. Setelah semuanya lengkap, Qianghan siap berangkat. Qianghan berangkat satu jam sebelum nya.

Qianghan pergi diantar oleh ayahnya. Shen Shanyao berulang kali mengingatkannya untuk tetap tenang.

'Ayah, kau yang harus menenangkan diri. Kau bahkan terlihat lebih tegang dari ku.'

Qianghan menikmati pemandangan dari jendela mobil. Ketika mobil ayahnya melaju pelan dan berhenti.

"Sepertinya ada sesuatu di depan."

Qiangahan melihat bahwa bus didepannya mengalami kebocoran ban. Butuh waktu yang sangat lama untuk membetulkannya.

Shen Shanyao menyalakan mobil dan melewati bus tersebut dengan pelan. Tak jauh dari sana ada seorang pemuda yang berlari dengan tergesa-gesa.

"Papa, bisa berhenti di depan pemuda itu?"

Sheng Shanyao menuruti keinginan putrinya.

Qianghan turun dari mobil dan menghentikan orang yang berlari itu.

"Ada apa adik kecil?"

"Kenapa kakak berlari dengan tergesa-gesa?"

"Bus yang aku tumpangi mengalami kendala. Aku akan mengikuti ujian. Tempatnya lumayan jauh. Jadi aku berlari."

"Ujian? Universitas A?"

"Ya..." pemuda itu bingung. Dan ingin segera berlari lagi.

Kami satu arah. Kau bisa iku dengan kami." ucap Qianghan.

"Eh?"

"Jangan cemas. Masuk saja."

Pemuda itu pun masuk ke mobil.

"Siapa nana kakak?"

"Nama ku Dian Ji. Kau?"

"Aku Sheng Qianghan. Ini papa ku Sheng Shanyao."

"Terima kasih karena sudah menolong."

"Sama-sama. Kalau kita menolong orang yang kesulitan, maka suatu hari kita juga akan ditolong oleh orang lain. Benarkan papa?"

"Benar. Putri papa memang pintar."

Mobil melaju dengan lancar sampai ke tempat parkir universitas. Qianghan,Sheng Shanyao, dan Dian Ji turun dari mobil.

"Sayang, benar-benar tak apa-apa? Kau tak gugup? Apa perutmu sakit?" tanya Sheng Shanyao untuk kesekian kalinya.

Qianghan mengisyaratkan Sheng Shanyao untuk jongkok.

'Cup'

Qianghan mencium pipi ayahnya.

"Sekarang Qianghan akan baik-baik saja. Ayah tak usah cemas."

Sheng Shanyao memeluk putrinya. Setelah itu dia bangkit, dan menghadap Dian Ji.

"Nak Dian, aku minta tolong untuk menemaninya sampai ruang ujian. Apa kamu bisa?"

"Anda telah menolong saya. Saya tak berhak menolak permintaan anda."

Sheng Shanyao pulang kembali. Dia masih harus mengurusi pekerjaannya.

"Qianghan. Sebenarnya aku penasaran."

"Apa?"

"Kau terlihat sangat muda. Berapa umurmu?"

Dian Ji memperhatikan Qianghan. Selain terlihat muda, Qianghan juga kurus. Tingginya baru 165. Walaupun banyak yang lebih pendek darinya, tapi auranya seperti anak kecil.

"Oh, aku baru sebelas taun." ucap Qianghan.

"Eh? Berapa?"

"Sebelas."

".................."

.

Qianghan masuk ke ruangannya. Dia kemudian duduk di kursi yang sudah dibri nomor. Sudah banyak orang yang datang. Lima menit kemudian, pengawas datang keruangan. Setelah pintu di tutup, pengawas membacakan peraturan ujian. Setelah itu beliau membagikan kertas soal pada peserta. Ujian dilaksanakan selama satu jam.

.

Setelah mengerjakan soal, peserta di beri waktu satu jam utuk beristirahat. Dian Ji segera menghampiri Qianghan.

"Bagaimana tes mu. Apa kau bsa mengeerjakannya?" tanya Dian Ji.

"Lumayan. Ada beberapa soal yang sejenis dengan yang aku pelajari."

"Memang. Ada beberapa soal yang membingungkan."

"Tes kedua adalah wawancara?"

"Itu yang tertulis di selebaran."

"Sebaiknya kita beristirahat tidak terlalu jauh dari tempat ini."

"Kau benar."

Qianghan dan Dian Ji membeli air mineral dan permen mint. Mereka tidak ingin mengganggu proses wawancara bila mereka makan sembarangan.

Satu jam telah berlalu. Qianghan dan Duan Ji kembali ke ruangan masing-masing. Satu-persatu orang di panggil untuk mengikuti tes wawancara. Semua orang selesai di wawancara dua jam kemudian.

Pengumuman hasil tes akan di kirim kerumah masing-masing. Seminggu kemudian.

Qianghan dan Dian Ji keluar dari bangunan kampus. Di depan mereka sudah menunggu Sheng Shanyao dengan membawa dua kantong kertas..

"Papa." Qianghan berlari memeluk ayahnya.

"........" Duan Ji menghampiri mereka berdua.

"Kalian pasti lapar. Aku membawakan dua kantong donat untuk kalian." Sheng Shanyao memberikan satu kantong donat untuk Qianghan dan satu lagi untuk Dian Ji.

"Terima kasih karena sudah menjaga putriku."

"Sama-sama tuan Sheng."

"ayo kita pulang. Nak Dian, dimana rumah mu?"

"Di komplek Shui blok A dekat terminal"

"Kami satu arah. Aku akan mengantarmu."

"Terima kasih tuan Sheng."

Mereka pun pulang untuk beristirahat. Sheng Shanyao memperhatikan wajah putrinya yang ketiduran di mobil.

'Putriku yang kelelahan pun masih imut!'

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now