Chapter 36 Undangan

172 25 0
                                    


Sejak hari itu Miranda tidak mendekati Qianghan lagi. Qianghan melihat Miranda membuntuti orang lain. Qianghan akhirnya dapat pergi ke kampus dengan segenap hati.

Sesampainya di kelas, Tiba-tiba Yin Hexi menyodorkan sebuah amplop.

"Undangan. Yin Hexi yang cantik ini akan bertunangan. Kau harus datang dengan pasangan."

"Selamat. Tunggu, Pasangan?"

"Ya, pasangan. Lagipula nanti akan ada pesta dansa. Aku mengaturnya seperti ini untuk memberi kesempatan untuk orang-orang yang sedang sendirian."

"Bagaimana jika datang sendiri?"

"Apa maksudmu datang sendiri? Kenapa kau tak mengajak Duan Ji teman mu itu."

"Aku tak yakin belum ada yang mengajaknya."

"Kau harus datang berpasangan. Atau kau akan selalu sendirian di pesta nanti." Ucap Yin Hexi sambil pergi.

Qianghan memasukan undangan tersebut kedalam tas. Nanti dia harus menemui Duan Ji dan mengajaknya.

Setelah kelas selesai, dia menghubungi Duan Ji dan menanyakan posisinya.

"Kau ingin aku menjadi pasanganmu di pesta nanti?"

"Ya."

"Ah. Maafkan aku. Aku memiliki acara pada waktu itu. Keluarga ku anak menemui nenek di desa."

"Begitukah? Kalau begitu siapa yang sebaiknya aku ajak?"

"Keluarga Yin adalah orang kaya. Walaupun tak sekaya keluargamu, tapi mereka cukup terpandang disini. Pasti banyak keluarga besar maupun selebriti yang datang. Kau tetap harus datang walaupun kau tak mau."

"Apa aku datang mengajak sepupuku?"

"Terserah kau."

"Lagi pula aku ini baru 12 tahun. Apakah itu berlaku untuk ditemani pasangan ke pesta? Yang ada ayahku yang harus menemaniku."

"Kompleksitasmu sekarang adalah usia mu yang jauh lebih muda dari yang lain. Kami dan kau seperti berada di generasi berbeda."

"Tunanganku juga tahun depan baru akan kembali."

"Selain usia mu, latar belakang keluargamu juga menjadi masalah kah? Terlalu miskin masalah terlalu kaya juga masalah."

"Kau berkata hidupku penuh masalah?"

"Tidak."

"Kau memang benar soal latar belakang keluarga. Aku ingin mengajakmu, tapi kau tak mau. Mengajak orang lain, takut gosip. Mengajak keluarga takut mencolok."

"Lalu?"

"Aku akan pergi sendiri." Qianghan sudah memutuskan.

____________________________

Manusia hanya bisa berencana. Sesampainya di rumah, Lan Yunran menghubungi.

"Saudara ipar ku sayang. Apa kau diajak ke pertunangan Yin Hexi?"

"Ya."

"Kebetulan sekali. Tunangannya adalah teman sekelasku. Aku tak punya pasangan. Maukah kau pergi bersamaku?"

"Benarkah? Aku juga belum dapat. Kakau kakak akan pergi, mari bersama."

"Aku akan menjemputmu nanti."

"Baiklah."

.

Qianghan mengenakan dress putih polos selutut dengan lengan panjang. dia mengenakan kalung emas tipis dan berbandul giok hijau. Dia mengenakan bando putih dan sepatu tinggi berwarna putih. Qianghan juga mengenakan mantel bulu berwarna putih. Walaupun pakaiannya tak terlihat mewah, tapi Qinaghan terlihat lembut dan cantik.

"Kau terlihat seperti putri salju."

"Kak Ran, kau juga terlihat keren."

"Tentu saja."

'Padahal aku tak mau mencolok di pesta orang lain. Tapi pasanganku sekarang tampak lebih mencolok daripada aku.'

Qianghan dan Lan Yunran pun berangkat.

"Apa yang ada dipikiranmu sekarang?"

"Kakak terlalu mencolok."

"Mencolok?"

"Keluarga Lan itu terkenal. Wajah kakak juga terkenal. Sampai disana kita pasti dikerubuni."

"......"

"Aku tahu itu nasib kita menjadi sorotan orang lain. Hanya saja belum terbiasa."

"Aku akan memberitahumu satu hal. Agar kau bisa terbiasa adalah kau harus kuat. Selama kau kuat kau adalah aturannya. Selama kau tak melanggar dirimu sendiri, kau pasti aman."

Qianghan menatap Lan Yuran.

'Ternyata dia bukan hanya bocah keturunan kedua. Aku kira dia adalah bocah kaya yang riang.'

"Tapi satuhal yang harus kau jaga." Lan Yunran menghadap Qianghan dan menekan telunjuknya ke tengah dadanya.

"Hati mu. Selama kau menjaga hati mu, kau akan selalu merasa bahagia."

Qianghan menatap Lan Yuran dan berkedip cepat beberapa kali.

"Kak Ran, kau barusan melecehkan ku!" ucap Qianghan sambil menyilangkan tangan di dadanya.

"Eh?"

"Aku akan mengadu pada Kak Yunchen saat dia pulang."

"Eh? Tu- tunggu dulu aku tak bermaksud begitu! Ayolah.... Jangan bercanda..."

Mobil itu pun masih melaju ke tempat pesta.

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now