Chapter 5 Yue dan Cinderella

220 36 0
                                    

Sekolah kami terlihat tidak seperti di cerita-cerita novel yang terpandanglah, populerlah, nomor satu lah. Apalagi ini sekolah dasar. Semua biasa saja, semua normal-normal saja. Tidak ada geng atau orang yang berkuasa di kelas satu. Palingan ada anak yang nakal, cengeng, berisik, dll.

Hanya saja fasilitas di sekolah ini serba ada. Selain ruangan biasa yang ada di sekolah seperti ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, toilet, dan ruang kesehatan, sekolah ini juga memiliki 2 lapang olahraga, ruangan tuk kelas memasak, ruangan tuk kelas seni, kantin, dan gudang di pinggir lapangan. Halaman sekolah pun sangat luas cocok untuk anak sekolah dasar yang sangat suka bermain.

Sekolah ini adalah sekolah swasta, jadi masih di pungut biaya. Tidak seperti kehiduppanku yang dulu.

Sebagai orang yang hidup di panti asuhan, aku harus benar-benar bersaing dengan yang lain. Berusaha untuk mendapatkan beasiswa dan uang sendiri dari membantu tetangga. Bersikap baik agar tidak dimarahi pengurus. Aku juga harus waspada agar barang-barang pribadi milikku tidak diambil oleh anak yang lain. Ku harus selalu mengikat cincin yang ditinggalkan denganku di tubuhku agar tak hilang.

Tidak ada yang bersedia mengadopsiku. Karena akupun tidak tertarik.

Setelah berusaha sendiri, akupun dapat kuliah dengan beasiswa. Bekerja di waktu luang dan tidur jika sudah larut. Aku bekerja di restoran terkemuka berkat koneksi dosenku. Setelah sebulan bekerja, salah satu orang baru ceroboh dengan meninggalkan kompor menyala dengan panci yang penuh dengan inyak mendidih.

'hah. Aku belum sempat mencari tahu apa yang terjadi dengan orang-orang di restoran. Semoga saja mereka baik-baik saja.'

____________________

Hari ini adalah kelas PE. Anak-anak salinng teriak, tertawa, dan berlari berkeliaran seperti hewan mini yang liar. Salut banget sama guru yang harus mengatur kami.

Kami akan melakukan lari maraton. Walaupun jaraknya tidak jauh, tapi cukup melelahkan juga untuk makhluk mini seperti kami. Seperti biasa Baihe selalu di kerumuni oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Di depan mereka, dia terlihat lemah, lebut, sopan dan ramah. Tapi dia selalu memberikan tatapan yang menusuk dan bermusuhan.

Apakah karena lebih cantik dan lebih lucu darinya? Atau aku lebih kaya darinya? Atau karena aku tidak merestui nenek sihir itu menikah dengan ayahku?

Apapun alasan nya, tidak normal untuk anak seumurannya tuk memiliki sikap seperti itu. Jangan-jangan dia juga sama seperti ku yang terlahir kembali? Itu pasti lebih tak mungkin. Ini pasti akibat didikan nenek sihir itu. Ibunya seorang penyihir jahat, anaknya pun menjadi penyihir jahat juga.

Kami baru berlari setengah jalan. Tapi anak-anak perempuan sudah kelelahan dan hanya bisa berjalan, kecuali aku dan gadis berkacamata di sampingku. Dia terlihat kutu buku, tapi staminanya cukup bagus juga. Gadis ini duduk di depan meja guru. Dia juga yang selalu datang paling pagi ke kelas.

Setelah kembali ke sekolah, guru membagikan kami masing-masing sebotol air putih.

Aku mendekati gadis berkacamata itu.

"Yue, kau hebat juga dapat lari sampai finis. Yang lain sudah pada kelelahan dan duduk terlantang di pinggir lapangan." kataku sambil menyerahkan botol minuman.

"Terima kasih. Kau juga hebat."

Kami berdua duduk di bawah pohon sambil melihat yang lain.

Aku heran, mengapa dalam ingatan 'Qianghan' tidak ada data tentang teman-teman sekelasnya? Apa karena dia tak punya teman?

'Gadis kecil, hidupu sangat menyedihkan! Bahkan preman saja punya teman.'

"Lihatlah Meili dan pasukan kecilnya." kata Yue.

Aku melihat Meili dari jauh. Dia selu dikebuni 'lalat-lalat kecil.'

'Anak kecil ini sudah dapat erik lalat-lalat. Apa lgi ketika dia dewasa?'

Tapi aku kaget dengan nada bicara Yue. Apakah anak ini memiliki dendam dengan Meili?

"Kau terlihat marah dengan nya." kataku

Dia menatapku lalu memandangi Meili dari jauh. Senyum dinginnya menakutkan.

"Kau tahu nama ibu baihe?"

"Tahu, Cassadra kan?"

"Cassandra. Huh! Wanita penggoda suami orang. itu yang selalu ibuku katakan."

'Whoa, anak kelas satu sudah tahu kata-kata seperti itu."

"Cassadra dulunya adalah orang miskin dari kampung. Dia mengandalkan kecantikannya dan menikah dengan orang berada. Dia melahirkan Meili. Tapi tak lama kemudian suaminya meninggal. Sehingga dia menjadi janda kaya. Lalu dia pindah ke kota dan berteman dengan beberapa wanita kaya lainya."

'Oh aku baru dengar soal itu.'

"Cassadra menikah lagi dengan seorang duda kaya. Dan memiliki anak Baihe."

'Oh, terus.'

"Tapi tak lama kemudian suaminya bangkrut. Dan meninggal."

"Mendengar bahwa salah satu temannya menikah dengan orang kaya dan memiliki anak dan hidup bahagia, dia benar-benar tak senang. Dia mencoba mendekati mereka. Setelah beberapa tahun sang istri meninggal. Lalu Cassadra encoba untuk mendekati duda kaya itu."

Mendengarkan cerita yue. Entah engapa aku merasa familiar.

"Kau sedang mmembacakan dongeng untuk ku?" tanya Qianghan.

"Seperti Cinderella bukan? Tapi itu yang diceritakan oleh ibuku."

"Dan kau percaya itu?"

"Tentu, aku percaya ibuku."

"Tapi cerita ini sepertinya tak ada hubungannya dengan mu. Kenapa kau terlihat marah?"

"Karena duda yang meninggal karena bangkrut itu adalah ayahku. Dan duda yang mencadi incaran Cassadra adalah ayahmu."

'Benarkah!? Ceritanya jadi dramatis.'

"Tapi aku tidak akan membiarkannya menikah dengan ayahku. Jadi aku tidak akan menjadi cinderella."

'Lagi pula aku asalnya laki-laki. Tidak mungkin jadi cinderella. Tapi, Cinderella versi laki-laki itu di sebut apa ya?'

Men who are reborn as CinderellaWhere stories live. Discover now