Chapter 23 Mengajukan Proposal

184 25 1
                                    


Qianghan bangun pagi seperti biasanya. Dia tidur nyenyak kemarin krena kelelahan. Dia sudah mencuci muka dan menggosok gigi. Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian olah raga. Dia siap memanggil ayahnya untuk jogging bersama. Ketika dia akan mengetuk pintu, seorang pembantu menghentikannya.

"Nona, ayah anda sibuk kemarin. Alangkah lebih baik jika membiarkannya tidur lebih lama."

"Benar juga. Kalau begitu aku akan lari sendiri." Qianghan pun pergi kehalaman.

.

Sheng Shanyao bangun lebih awal dari dari An Gongyun. Dia melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 07.30. Ketika melihat ke samping, dia bisa melihat wajah An Gongyun. Sudah lama dia tidur sendirian. An Gongyun terlihat kelelahan. Seharusnya dia bisa lebih menahan diri.

Dia bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Setelah mandi dia membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil. Dia menarik selimut dan membangunkan An Gongyun.

"Yun'er bangun." Sheng Shanyao menepuk pelan lengan istrinya.

An Gongyun membuka matanya perlahan-lahan. Dia dapat melihat Sheng Shanyao di sampingnya. Kesadarannya perlahan-lahan terkumpul. Dan ingatan malam tadi tiba-tiba menyerangnya. Dia sangat malu dan ingin menyembunyikan wajahnya. Tapi selimut nya sudah disingkirkan.

"Sheng Shanyao melihat wajah merah istrinya. 'Menggemaskan.'

"Aku membawakan Air hangat dan handuk. Duduklah, aku akan membantumu menyeka wajahmu."

"Bi-biarkan aku sendiri."

"Tak apa. Ini juga tanggung jawabku." Sheng Shanyao membasahi handuk dan memerasnya. Kemudia dia menyeka wajah An Gongyun perlahan-lahan.

"Maafkan aku karena berlebihan kemarin. Apakah ada bagian tubuhmu yang kurang nyaman?"

"... Tidak."

"Baguslah. Berarti teknik ku memang bagus." Ucap Sheng Shanyao sambil tersenyum pada istrinya.

"......"

'Buk!'

Sebuah bantal mendarat di wajah Sheng Shanyao

"Sayang. Kebiasaanmu belum berubah ya. Selalu melemparkan sesuatu jika kau malu. Kau harus merubahnya."

"......"

"Begini saja, kalau kau malu, kau tinggal memelukku saja. Aku bersedia menyembunyikan wajah merahmu di dadaku."

Dan tiba-tiba bantal lain mendarat di wajahnya.

.

______________________

.

"Papa, mama, selamat pagi."

"Pagi sayang."

"Pagi sayang."

"Qianghan sudah sarapan tadi. Qianghan menyiapkan bubur untuk kalian berdua."

"Keu memasak?" tanya An Gongyun.

"Tentu saja."

Sheng Shanyao dan istrinya duduk di ruang makan. Bubur di meja mengeluarkan aroma enak.

"Papa, mama. Ada yang ingin Qianghan sampaikan nanti."

"Apa itu?"

"Nanti, ketika kalian sudah sarapan. Qianghan akan menunggu kalian di ruang keluarga."

"Baiklah kalau begitu."

Qianghan pun membawa proposal nya di kamar. Dia sudah berlatih untuk hari ini.

'Ayolah. Tak perlu gugup. Mereka adalah orang tuamu. Bukan dosen yang akan menguji tesis mu.'

Qianghan pun berjalan menuju ruang keluarga. Dia sudah membuat 2 cetakan untuk ayah dan ibunya.

Tak perlu menunggu lama, ayah dan ibunya muncul. Qianghan pun segera menyajikan dua cangkir teh untuk mereka. Sheng Shanyao merasa aneh dengan sikap Qianghan, apalagi An Gongyun.

"Ayah, ibu. Aku memiliki permintaan."

"Apa itu?"

"Silahkan baca proposal yang Qianghan buat."

Sheng Shanyao dan istrinya membaca dokumen yang di buat putrinya. Proposal yang dibuatnya cukup baik. Tulisannya rapi dan isi nya runtut. Tapi masih terlihat bahwa proposal ini di buat oleh anak kecil.

Proposal ini berisi keinginan Qianghan untuk sekolah di rumah. Proposal ini juga mertulis alasan dan teori-teori yang mendukung. Sepertinya anaknya mencari sumber data dari internet. Berbagai keterampilan yang ingin dipelajari Qianghan pun di tuliskan.

"Bagaimana? Apakah papa setuju?"

Sheng Shanyao berpikir sebentar. An Gongyun juga mencerna informasi yang di dapatnya. Dia tau bahwa Qianghan ini pandai. Tapi dia tak menyangka akan sepandai ini.

"Sepertinya kau yakin dengan keputusan mu. Kau bahkan membuat sebuah proposal untuk kami." ucap Sheng Shanyao.

"Hm! Qianghan yakin sekali."

"Baiklah. Papa setuju dengan usulan mu. Besok papa akan mulai mencari guru untuk mu."

"Mama juga akan setuju. Asalkan kau akan sepenuh hati dalam menjalankan nya."

"Tentu saja mama, papa. Terima kasih banyak!"

Sheng Shanyao beserta istri dan anaknya mendiskusikan apa saja yang harus di persiapkan untuk program belajar Qianghan nanti.

Men who are reborn as CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang