Akan menjadi malam yang sangat panjang untuknya.

3.2K 483 51
                                    

"Terima kasih atas laporan misi kalian, kerja yang sangat bagus. Tuan Aizawa bahkan sangat puas dengan kerja kalian. Lain kali kalau ada tugas dari Tuan Aizawa, aku akan panggil tim 7 saja kalau begitu."

Boruto mengerang tanda penolakan, sedangkan yang lain tertawa melihatnya. Terlihat tiga orang genin dan seorang jounin telah melaporkan misi dari seorang hokage.

Tim yang beranggotakan Raiden, Boruto dan Sumire itu kemudian berpamitan untuk pulang. Boruto melengos saja tanpa melihat sang ayah, sedangkan Raiden, Sumire dan Konohamaruーguru mereka berpamitan pada Hokage.

Mereka bertiga berjalan bersama menuju pintu keluar gedung Hokage. Namun saat sampai di pintu depan Raiden teringat sesuatu yang mengganjal pikirannya. Ia melihat Boruto yang tengah berjalan sambil menaruh kedua telapak tangan di saku, ia lalu berpindah melihat Sumire yang tengah berbincang dengan guru mereka.

Kalau ia berpisah di sini tak akan mencurigakan bukan? Lagi pula setelah ini tak akan ada latihan. Ya benar, wajar kalau setelah menyelesaikan misi ada kesibukan masing-masing, pikir Raiden berusaha meyakinkan diri sendiri.

"Uhm, sensei..." Panggilan Raiden membuat Konohamaru menoleh ke arah Raiden. Wajahnya seakan bertanya 'ada apa?' Raiden kemudian kembali mengutarakan niatnya. "Aku ada urusan di sekitar sini. Jadi aku duluan."

Boruto, Sumire, dan Konohamaru yang mendengarnya lalu berhenti. Mereka bertiga saling beradu tatap. "Memangnya ada urusan apa?" Tanya Boruto penasaran. "Kau nanti ke tempat biasa 'kan? kalau squad kita gak lengkap nanti bisa kalah."

Raiden mengangguk sambil menaikkan jempol seakan berjanji pada sahabatnya. Melihat Raiden yang sepertinya ada urusan penting, membuat Konohamaru mengerti. "Baiklah, tapi kalau urusanmu sudah selesai jangan lupa pulang. Ibumu pasti khawatir kalau sampai malam kau tidak pulang."

"Siap sensei, setelah ini pasti aku akan pulang." Balas Raiden dengan nada meyakinkan. Akhirnya Baruto, Sumire, dan Konohamaru melanjutkan perjalanan pulang mereka. Tinggallah Raiden sendiri di sini. Bocah Uchiha itu terus saja melambaikan tangan ke arah rekan satu timnya. Saat punggung mereka sudah tak terlihat Raiden lalu melihat gedung Hokage yang terkena sinar jingga senja.

Sambil berlari menuju gedung Hokage, Raiden mengirim pesan pada Hinata. Ia memberitahu sang ibu bahwa ia akan pulang telat. Raiden kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku celana pendek berwarna khaki.

Sesampainya di dalam gedung, ia memberi salam kepada ninja-ninja yang ditemui. Indera penglihatannya berbinar saat melihat sosok yang dikenal sebagai tangan kanan Hokage. "Paman Shikamaru..."

Yang dipanggil langsung menoleh, kening pria dengan model rambut nanas itu mengerut melihat anak yang baru saja meninggalkan gedung Hokage beberapa menit lalu. "Raiden, ada apa kembali ke sini?" Tanya Shikamaru tanpa basa-basi.

Anak tunggal Hinata dan Sasuke itu lalu terkekeh canggung, sambil mengusap tengkuk yang tak gatal ia menatap ayah dari Shikadai itu. "Ah, aku ingin bertemu Hokage-sama. Apa beliau sedang sibuk paman?"

Shikamaru melihat Raiden lamat-lamat, ada perlu apa Raiden bertemu dengan Hokage? Apa jangan-jangan ia ingin meminta misi sendiri? Walah, sudah cukup anak yang memberontak seperti Boruto, jangan sampai Raiden mengikuti jejak sang ayah yang selalu ingin jadi yang pertama.

"Beliau tentu sangat sibuk, tapi jika kau memang ada perlu sekali, kau bisa menemuinya."

Kilat mata Raiden yang sempat meredup kini kembali berbinar. Ia kemudian memberikan salam dan berpamitan pada Shikamaru. Dengan perasaan senang ia berjalan menuju ruangan Hokage. Sesampainya di depan pintu ia mengetuk beberapa kali. Terdengar suara Hokage yang mempersilakan masuk.

Raiden From The Future [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant