moving on.

1.9K 384 105
                                    

Raiden point of view

"Raiden Uchiha!"

Aku tersentak saat mendengar suara mama memanggil. Napas tercekat saat sebuah lengan mengunci leherku. Indera penglihatan melebar saat aku sadar siapa yang membatasi pergerakan tubuh. Tak disangka, dia adalah papaku sendiriーSasuke Uchiha.

"Akkh l-lepaskan..." aku mengerang sambil mendorong tubuh papa, namun sia-sia. Jelas papa lebih kuat dariku. Dari ujung mata aku melihat Sasuke dan Hinata kecil tercengang melihat papa dan mama. Mereka berdua seperti melihat hantu, wajah menegang, bola mata membulat, bahkan rahang Hinata terjatuh. "P-pa... menyingkir."

"Raiden!"

Aku memalingkan wajah saat mama lagi-lagi memanggil. Aku tak kuasa melihat wajahnya yang kecewa, aku tak mau karena memandang raut yang tercetak di sana membuat kutak yakin dengan niatan awal.

"Raiden! Jangan memalingkan wajah, lihat mama!" Aku tetep bergeming tak mengindahkan ucapan mama. Mataku malah memandang sengit papa yang sejak tadi melihatku nanar, ia tak bersua sama sekali.

Tiba-tiba terdengar Hinata memekik, sepertinya gadis itu masih tak percaya dengan apa yang sedang ditangkap oleh indera penglihatannya. Tak disangka, fokus mama langsung berpindah. Wanita yang paling aku sayang itu malah mendekati Hinata.

"Apakah kedatangan kami mengagetkanmu?" Tanya mama.

Hinata tak merespons, matanya masih menatap sosok di depannya tegang. Terlihat dari mataku, Sasuke mendekati Hinata. Mungkin agar teman satu sekolahnya itu tak tegang. Entahlah.

"Sebenarnya kalian siapa?" Tanya Sasuke dengan pandangan penuh selidik pada mama. Sebenarnya aku yakin, ia paham situasi ini. Hanya saja ia pasti ingin memastikan. "Apakah pria di sana adalah aku di masa depan?" Tunjuk Sasuke mengarah ke papa.

Yang ditunjuk mengarah pada Sasuke. Untuk beberapa detik mereka saling melempar pandangan. Kesempatan inilah yang aku pakai saat papa lengah. Dengan sekuat tenaga aku melepaskan lengan papa dan berguling ke samping. Segera aku berjongkok dalam posisi siaga.

Papa terlihat kaget, kemudian mendecih. Ia lalu berdiri dan menatapku tajam. "Jangan pernah berpikir untuk kabur."

"SIAPA YANG MAU KABUR HAH? AKU BUKAN PENGECUT SEPERTI PAPA!!" Papa menghela napas lelah, biar saja dia marah maupun kesal. Sudah jauh-jauh aku kembali lagi ke sini dan sekarang dengan santai ia menampakkan diri pada sosoknya ketika remaja. "JANGAN HALANGI RAIDEN PA. INI SEMUA YANG TERBAIK BAGI KITA." Seruku dari hati yang terdalam.

Aku menatap Hinata yang terlihat ketakutan. "Hinata! Menjauh dari Sasuke!"

Yang aku panggil tersentak, ia melihat Aku, Sasuke, mama, dan papa bergantian dengan raut wajah takut. Ia kemudian kembali menatapku. "K-kenapa?"

Aku melotot tak percaya dengan pertanyaannya.

"Raiden, dengarkan mamー"

"Stop ma! Mama tak perlu berkata apapun, kali ini aku tak akan terlena dengan penjelasan mama untuk kedua kali." Ujarku sambil berdiri mengangkat sebelah tangan seperti menahan.

"Rai..." Papa kali ini coba memanggil, tapi aku hanya mendelik tak peduli. Kalau makin banyak waktu yang terbuang, rencanaku bisa gagal. "Rai, beri papa waktu untuk menjelaskan."

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Sasuke terlihat bingung akan situasi sekarang, tapi tak ada satupun yang memberinya jawaban. Anak itu hanya bergantian menatap Hinata dan Sasuke dewasa berkali-kali.

"Sasuke!" Panggilku. "Dengarkan aku, menikahlah dengan Sakー" belum sempat aku menyudahi kalimat, sebuah tamparan mendarat di pipi kananku.

Mendadak suasana menjadi sunyi, pipiku terlempar ke kiri. Rasanya panas, seketika mataku berair dibuatnya. Aku menatap sosok yang menampar dengan sinis sambil memegang pipi yang baru saja dihadiahi tamparan. "APA MA? KENAPA MAMA HARUS MENGHENTIKAN RAIDEN?" Aku menunduk, air mataku terus meleleh. "Kenapa niat baik Raiden salah di mata mama? Raiden cuma gak mau semua orang menderita ma."

Raiden From The Future [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang