Bawa aku pergi

2.9K 456 13
                                    

Suara napas terengah-engah begitu terdengar. Terlihat seorang remaja tengah membungkukkan punggung sambil memegang kedua lulut.

Dia terlihat lelah, peluh keringat pun mulai bercucuran di keningnya. Kepala pemuda itu lalu menoleh ke belakang. Ia seperti khawatir tengah diikuti. Ia bahkan tak sadar kalau dua orang temannya kini sudah berdiri di depannya.

"Hoi Raiden!"

Yang namanya dipanggil melonjak kaget, spontan ia memegang dada yang berdentum keras. Dengan mata melebar ia melihat sosok dua orang yang kini memasang wajah berbeda ekspresi.

Remaja putra berambut pirang bak mentari kini tengah memasang wajah kesal. Sedangkan remaja putri berambut violet tengah memasang wajah bingung.

"Kemarin kemana aja? Ditungguin buat mabar juga."

Otaknya langsung mengingat janji mabar dengan Boruto, ia lupa kalau kemarin harusnya dia berkumpul di tempat biasa untuk main game.

"A-- kemarin ingat aku pergi duluan 'kan?" Boruto terdiam namun kemudian mengangguk. "Ternyata urusanku sampai malam, sumanai."

Sulung dari Hokage ketujuh itu memutar bola mata malas. Jujur saja ia masih sedikit kesal karena anggota mereka jadi kurang, apalagi Raiden itu sebagai Healer dan sangat berpengaruh bagi kelangsungan tim.

"Ya dimaafin. Tapi besok-besok jangan lupa lagi-ttebasa."

Raiden terkekeh canggung. Sambil mengusap tengkuk dia mengangguk. Mata lavender yang sedari tadi menatap Boruto kini beralih menatap Sumire.

Gadis dengan potongan rambut bagian depan membingkai wajah dan bagian belakang yang dikepang itu memakai dress ungu selutut. Bagian tengah dress tersebut terdapat pita berwarna putih yang cukup besar mempermanis tampilan Sumire. Bagian leher dress dimodel agak tinggi memberikan kesan leher yang jenjang serta potongan dress yang tanpa lengan itu begitu pas di tubuh Sumire.

Raiden tiba-tiba tersenyum miring melihat muda-mudi di depannya. Mengerti apa yang ada di pikiran Raiden. Sumire langsung bereaktif, "I-ini bukan yang seperti kau pikirkan Rai-kun." Ucapnya sambil menggoyangkan kedua tangan panik.

Melihat reaksi Sumire membuat Boruto bersemu tipis, kenapa dia jadi ikutan malu sih? Padahal 'kan gak ada apa-apa.

"Apa-apaan sih?" Kilah Boruto sambil mati-matian berusaha tenang.

Raiden yang paham akhirnya hanya bisa mendeham, ia lalu menepuk pundak sahabatnya pelan. "Semoga kau peka, tidak seperti orang lain."

Boruto mengerutkan kening tak mengerti maksud ucapan Raiden. Ia pun memutuskan untuk bertanya, namun baru saja ia akan membuka mulut, anak tunggal Uchiha itu langsung berseru.

"Yosh! Semoga acara kencan kalian lancar. Aku pergi dulu. Jaa!"

Wajah Boruto dan Sumire langsung merah padam. Penyuka burger itu bahkan terlalu malu untuk membalas guyonan Raiden. Pasrah ia hanya melihat punggung Raiden yang mulai menjauh.

Di lain pihak, Raiden terkekeh mengingat wajah kedua temannya. Atensinya lalu beralih saat ponsel di saku bergetar. Ia kemudian mengambil ponsel dan mengecek pesan masuk. Senyum di bibirnya terukir saat mengetahui siapa pengirim pesan tersebut. Dengan semangat dia langsung berlari menuju sang pengirim pesan.

***

"Selamat siang, Hokage-sama."

Raiden membungkukkan badan memberi penghormatan pada Naruto. Dengan senyum lebar ia berdiri di depan meja kerja pemimpin desa konoha.

Raiden From The Future [Completed]Where stories live. Discover now