Akan selalu bersama.

1.7K 341 34
                                    

"Sejak aku dan Hinata berpacaran."

Kalau saja bola mata bisa melompat dari soket mungkin saat ini dua pasang netra tengah bergelinding di tanah. Bagaimana tidak, pernyataan yang baru saja keluar dari mulut Sasuke benar-benar di luar apa yang Naruto dan Hinata bayangkan. Naruto merasa ini ganjil. Tiba-tiba muncul banyak pertanyaan di otak seperti, sejak kapan mereka mulai dekat? Sejak kapan Hinata mulai tak menyukainya? Atau apakah benar Hinata tidak merasa terpaksa?

Naruto tidak salah, siapapun yang mendengar pasti akan merasa aneh mengetahui Uchiha dan Hyuuga bisa menjalin kasih. Secara cocokologi saja tidak pas, apalagi ayah sang gadis yang terkenal super kolot. Entah bagaimana Sasuke bisa menaklukan hati baja Hiashi agar membiarkan pemuda itu meminang anak gadisnya.

Naruto tiba tertawa terbahak-bahak. Saking terpingkal, ia pun memegang perut yang mulai sakit. "Jangan bergurau Sas, kalian pacaran dari mana? Lagi pula kau tau kalau aku--"

"Ini tidak bercanda dobe."

Tawa Naruto langsung lenyap, rasa sakit di perut berpindah ke hati. Jadi benar sekarang Sasuke dan Hinata bersama? Mengapa ia seperti terkhianati? Bukankah ia pernah bilang pada Sasuke masalah Hinata? Mengapa sekarang jadinya begini?

Netra bak samudera menatap netra bak bulan nanar, mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Dari gerak-gerik bola mata itu, Naruto yakin ada sesuatu yang tak beres.

"Hinata..." panggil Naruro lirih. Terlihat gadis yang dipanggil sedikit tersentak. "Apa benar yang Sasuke katakan?"

Dalam diam Hinata panik, bola mata bergerak kemana saja seperti mencari alasan. Tangan mengepal erat, bibir bagian dalam ia gigit pelan. Kalau sudah begini ia harus apa? Kami-sama, Hinata benar-benar tidak mau berbohong pada Naruto. Namun kalau dia tak mengiyakan, bagaimana nasib Hanabi?

Hinata menghela napas pelan, mata terpejam untuk beberapa saat. Maaf Naruto, Hinata harus melakukan ini. Bukan hanya demi Hanabi tapi juga untuk dirinya. Putri sulung Hiashi kemudian membuka mata perlahan, dengan mantap ia menatap Naruto sambil menggenggam tangan Sasuke yang sedari tadi berdiri di sampingnya. Untuk beberapa detik Sasuke melebarkan mata saat merasakan tangannya saling bertautan dengan tangan Hinata. Namun ia kembali ke wajah datar dan diam-diam menantikan balasan sang gadis.

"Sasuke-kun tak bercanda Naruto-kun. Kami berdua memang sedang menjalin hubungan." Hinata menggigit bagian dalam pipi saat wajah kaget Naruto. "Kami bahkan berniat untuk menikah."

Rahang tajam milik Naruto seketika turun, kelopak mata melebar. Tersirat ada tatapan kecewa di sana.

Melihat itu, Sasuke berusaha untuk terlihat tetap tenang. Ia sangat yakin Naruto merasa kecewa. Setelah sadar akan perasaan Hinata dan ingin membalas, ternyata tak sesuai apa yang ia harapkan. Tidak, Sasuke tak merasa bersalah sedikit pun, baginya sebelum Naruto sadar akan perasaan Hinata... gadis itu sudah jadi masa depannya.

"Hinata..." panggil Naruto lirih. "Jadi ini semua benar?" Kembali Naruto bertanya pertanyaan yang sama.

Sasuke memandang Naruto sinis, sebenarnya mau apa sih si bodoh ini? "Hinata, ayo kita pergi."

Belum sempat pemuda berambut hitam menarik tangan gadis berambut indigo untuk beranjak, langkah kaki Hinata dan Sasuke terhenti mendengar ucapan yang lolos dari bibir Naruto.

"Sasuke tidak memaksamu 'kan? Apa benar kau bersamanya karena menyayanginya? Hinata, aku tau perasaanmu seperti apa--"

"Naruto, cukup." Segah Sasuke sudah terlalu malas mendengar ocehan sahabatnya. Ia menatap Naruto tak bersahabat. "Kami bersama tanpa paksaan, mengapa kau tak percaya juga?"

Raiden From The Future [Completed]Where stories live. Discover now