Jangan bilang kalau ungkapan hatinya malah terucap?

2.2K 404 12
                                    

Hening, itulah suasana yang terasa di kantor hokage. Tak ada yang berkomentar saat seorang remaja bermata byakugan tiba mengubah matanya menjadi sepasang sharingan. Bahkan saking heningnya, sampai-sampai nyanyian kepik yang berdiri di tembok luar gedung hokage sampai terdengar.

 Bahkan saking heningnya, sampai-sampai nyanyian kepik yang berdiri di tembok luar gedung hokage sampai terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata sharingan tahap dua itu menatap Naruto yang membatu lamat-lamat. Wajah hokage terlihat begitu takjub. Walaupun Raiden tak bisa membaca pikiran, namun dari sorot mata, Raiden bisa membaca apa yang dia pikirkan. Sorot mata antara takut dan khawatir bercampur kala pupil netra bak samudera itu bergetar.

"Itte..."

Mendadak mata Raiden merasakan nyeri yang begitu luar biasa, pun jantung berdetak tak karuan. Kepalanya seperti tertimpa reruntuhan bangunan, sakit sekali. Sambil memegang kepala, Raiden tertunduk. Ia bisa merasakan sang ayah sudah menyangga tubuhnya saat ia akan oleng.

"Kau kenapa?" Tanya Sasuke dengan nada khawatir yang kentara.

"M-mataku sakit pah, kepalaku juga. Rasanya seperti mau pecah."

Panik, Sasuke langsung berseru. "Non-aktifkan sharingan-mu!"

Naruto ikut mendekati Raiden, terlihat ayah Boruto itu memasang wajah khawatir. "Sas, sepertinya kita harus bawa Raiden ke rumah sakit agar bisa diperiksa."

Mata Sasuke yang sejak tadi menatap Raiden kini mendongak melihat Naruto. Seketika ia langsung berpikir, kalau Raiden dibawa ke rumah sakit, artinya akan banyak orang tau tentang mata ini dan itu tidak baik. Namun jika Raiden tak dibawa, ia juga takut terjadi apa-apa.

"Rai bertahanlah, papa akan membawamu ke rumah sakit." Dengan sigap Raiden langsung dipapah oleh Sasuke. Wajah pria tiga puluh dua tahun itu makin khawatir saat melihat anak sematawangnya meringis kesakitan memegang kedua matanya.

Sebelum berangkat, Sasuke menoleh ke arah Naruto. Melihatnya Naruto hanya mengangguk. Ia ingin tau apa yang terjadi dengan Raiden, namun ia juga tak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja. Mungkin ada baiknya ia tetap tinggal dan menunggu kabar dari Sasuke.

Dengan cepat Sasuke melompati atap rumah dan pepohonan yang ada di desa. Untungnya rumah sakit tak terlalu jauh dari gedung hokage jadi mereka bisa sampai hanya dalam beberapa menit saja.

Sesampainya di rumah sakit langkah Sasuke terhenti. Merasakan sang ayah yang tiba-tiba terdiam membuat Raiden menoleh. Walaupun kepala dan matanya sangat sakit, ia masih sempat-sempatnya penasaran kenapa wajah sang ayah berubah jadi tegang.

Benar, sambil menatap lurus ke depan resepsionis raut wajah Sasuke terlihat tegang. Ia seperti tengah perang batin, sekarang suami Hinata itu bahkan tengah mendecih, seperti jengkel akan sesuatu yang tak Raiden pahami.

Ada apa dengan ayahnya? Apa ada orang yang tak ingin dia temui di rumah sakit?

"Sasuke-kun?"

Raiden From The Future [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang