Hinata sama saja dengan warga desa

1.8K 343 23
                                    

Sebuah pintu mahoni coklat terbuka. Sepasang mata hitam menangkap dua sosok di dalam ruangan. Kening mengerut, biasanya di dalam ruangan ini hanya akan ada seorang pria tua berambut perak yang menyambut. Ada apa gerangan gadis bermahkota indigo ada di kantor Hokage?

"Aku pamit dulu. Terima kasih Hokage-sama."

Pemuda yang kini hanya memiliki satu lengan itu melipir ke kiri saat Hinata akan berjalan keluar. Mata obisidian milik Sasuke menatap kepergian gadis itu lamat-lamat. Hinata terlihat menyeka mata, suara gadis itu juga terdengar bergetar, ia pun tak menyapa Sasuke yang memberinya jalan. Hinata seakan terburu-buru.

Suara helaan napas Kakashi menyudahi aktivitas Sasuke saat melihat kepergian Hinata. Pemuda itu lalu mendekati meja Hokage. "Ada masalah apa?" Tanya Sasuke saat melihat wajah lelah Kakashi.

Hokage keenam memijat pelipis sambil bersandar di kursi kerjanya. "Masalah keluarga." Balas Kakashi sekenanya. Ia ingin istirahat sejenak, tak memikirkan cerita yang baru saja Hinata sampaikan.

Mata Sasuke menyipit. Pikiran melayang ke gadis yang baru saja keluar. Jadi Hinata tengah ada masalah keluarga.

"Apa? Masalah keluarga apa?"

Tangan yang tengah memijat pelipis milik Kakashi berhenti. Mata menatap mantan muridnya penasaran. Ada apa ini? Tumben sekali Sasuke yang apatis bisa peduli dengan urusan orang lain. Kakashi kemudian menopang dagu dengan ke dua tangan sambil tersenyum tipis di balik masker.

"Apa-apaan dengan tatapanmu itu Kakashi?" Tanya Sasuke tak nyaman dengan tatapan mantan pengguna sharingan itu.

"Kenapa? Sepertinya aku tak melakukan apapun. Aku bahkan tak mengucapkan apa-apa."

Sasuke mendengus saat melihat wajah sok polos yang ditunjukkan Kakashi. Pemuda itu pun langsung bersedekap seperti memasang sebuah tameng perlawanan untuk mantan gurunya. "Kalau tidak mau cerita, aku tak masalah."

Kakashi tertawa, senang sekali ia menggoda bungsu Uchiha satu ini. "Aku akan cerita agar kau berjanji tak mengatakan semua ini pada Naruto. Aku tak mau dia tiba-tiba datang ke kediaman Hyuuga dan berbuat yang tidak-tidak di sana."

Dua alis Sasuke menyatu. Ia bertanya-tanya dalam hati masalah apa yang terjadi dengan keluarga Hyuuga. Apakah sampai separah itu sampai bisa membuat Naruto marah? "Hn." Balas Sasuke menyetujui, urusan nanti dia mau cerita pada Naruto atau tidak. Yang penting dia tau dulu ada masalah apa.

Kakashi kembali menghela napas. "Kau tau kalau Hinata seorang pewaris klan bukan?" Sasuke mengangguk. "Seperti aturan yang kita tau ada dua bagian dalam keluarga Hyuuga, keluarga utama dan cabang. Keluarga utama memimpin sistem yang ada di klan, sedangkan keluarga cabang bertugas untuk melindungi keluarga utama. Jika seorang ketua klan memiliki dua anak maka anak pertama akan mewarisi tahta ketua klan, sedangkan anak yang kedua akan dijadikan keluarga cabang. Kau tau kenapa keluarga cabang menjadi momok bagi klan Hyuuga?"

Sasuke terdiam sejenak lalu mengangguk. "Segel kutukan yang akan menghancurkan sel otak jika diaktifkan."

"Benar. Mereka akan memberikan segel pada keluarga cabang agar rahasia keluarga terlindungi. Serta sebagai hukuman jika anggota keluarga cabang itu melakukan kesalahan. Tak ada cara menghilangkan segel tersebut, kecuali kematian." Kakashi menghirup oksigen dalam-dalam. "Dan masalahnya Hinata sebagai pewaris tahta klan Hyuuga takut jika Hanabi akan dijadikan keluarga cabang."

•••

Deru napas terdengar di sebuah halaman rumah. Dari kejauhan terlihat seorang remaja tujuh belas tahun tengah terbaring di tanah. Tubuh penuh peluh dan debu, napas menderu layaknya kelelahan. Tak jauh dari pemuda yang tengah berbaring, ada sebuah gubuk kecil. Di sana tinggal seorang nenek sebatang kara. Dan pemuda bermarga Uchiha itu tengah menjalankan 'misi' untuk memotong kayu bagi nenek tersebut. 

Raiden From The Future [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora