6. Maaf😯

3.8K 360 12
                                    

"Gue minta maaf, ngak seharusnya gue marah sama lo. Gue sadar, saharusnya gue bukan marah sama lo tapi sama teman-teman lo,"

.
.

☆♣☆_______

_______________________

Emosi Ali sudah menggebu saat mendengar semua penjelasan Cemal tentang perlakuan teman-temannya terhadap Ily, pantas saja gadis periang yang Ali kenali itu bisa seemosi setan padanya. Namun Ali masih berpikir saat Cemal mengatakan jika semua temannya menganggap ia berubah, mungkin karena akhir-akhir ini Ali sering menghabiskan waktu bersama Ily menjadi penyebab semua temannya menganggap jika ia sudah mulai berubah.

Semua hanya bisa diam saat Cemal memilih angkat suara pada Ali, Cemal angkat suara bukan karena satu alasan kecil. Jika semua diam, Ali mungkin melakukan hal lebih menakutkan. Bisa-bisa satu persatu mereka di pukuli hingga berani bersuara. Karakter itu lah yang membuat Cemal memilih berujar,

“Lo tau kan, bukan seutuhnya ini salah kita.” Ucap Cemal, ia tahu tak seharusnya juga ia menyalahkan Kenzi dan Bram. Bagaimana pun ada alasan mengapa mereka sampai berujar sekasar itu pada Ily, dan penyebabnya adalah Lingga sendiri.

Ali menatap Cemal seolah laki-laki itu sasaran empuk bagi emosinya, “Bukan kah bisa dengan kata yang lebih halus,?” Kata Ali mengertak,

“Bukannya lo yang ngajarin kita untuk kasar,” Tambah Bram, laki-laki itu berujar santai namun itu mampu membuat semua orang menatap cepat kearahnya. Bram harusnya sudah tahu jika Ali sangat sensitif untuk di jadikan bahan alasan, suasana seketika kembali tegang.

Ali berdecak geram santai sambil mengusap tengkuknya, rasa panas seolah menjalar ke tubuhnya bersama emosi yang menggebu. Gaya bicara Bram terdengar menantang bagi Ali,  “Jadi,?” Seolah memakan kail dengan umpan yang empuk Ali langsung melangkah untuk menggapai Bram, namun dengan tanggap Cemal menghalangi Ali.

“Lingga dengerin gue,” Ujar Cemal sedikit menyentak, suasana kantin tak lagi risuh. Semua orang memilih diam dan memperhatikan Ali dan kawan-kawan. Dan sebagian juga bersiap-siap kabur jika kerisuhan tak bisa dihindarkan.

“Biar gue jelasin sendiri sama mereka berdua cara untuk kasar,” Kata Ali, dengan tandasnya senyum miring di bibir Ali membuat semua orang benar-benar tegang, tatapan yang terarah lurus sudah siap menuju pada Bram.

Cemal masih kukuh berdiri di hadapan Ali, laki-laki itu sekilas menatap teman-temannya yang masih tegang dengan tatapan dan bicara Ali yang menakutkan. “Lergi, Ivan bawa Kenzi dan Bram keluar,” Titahnya,

Decakan Ali semakin terdengar jelas, laki-laki itu mencoba melewati Cemal yang masih menghalanginya. Tangan Ali siap merakai tubuh Bram yang di tarik Lergi, Cemal tak tinggal diam, dengan kasar ikut menarik Ali agar laki-laki itu tak mampu merakai Bram.

“Lepasin gue Mal,!” Sentak Ali dengan suara besar nan tegas,

“Lo apa-apaan sih Ga, mereka itu teman lo.” Balas Cemal menyentak, Cemal tak melapaskan Ali sebelum Lergi dan Ivan benar benar sudah membawa Bram dan Kezi ke tempat aman. Bisa menjadi pepesan mentah jika Ali bisa menemui mereka saat ini,

Ali mencoba menyentak tangan Cemal, namun tangan Cemal semakin mencengkram kukuh lengan laki-laki itu. “Gue ngak pernah punya teman yang suka kasar sama cewek, lo tau itu,!” Tegas Ali,

Cemal mengangguk membenarkan. Memang benar, sekasar kasarnya laki-laki itu tapi ia tak pernah bersikap kasar pada perempuan. “Ok.! Mungkin mereka salah, tapi bisa kan ngak usah pakai emosi selsain ini. Lo harus tahu, kita berteman bukan cuma satu atau dua tahun. Jadi jangan cuma karena cewek lo harus mukul teman lo sendiri,” Papar Cemal mencoba menenangkan Ali dari emosinya.

LYGA✔ (END)Where stories live. Discover now