12. Dia dan Hati❤

3.8K 316 4
                                    

"Ini bukan tentang dia Mal, tapi tentang ketenangan hati gue,"

*
*

🌼🌼🌼

Kebahagiaan memang bukan untuk di kenang, kebahagiaan patutnya di rasakan. Ily cukup bahagia dengan hubungannya dan Ali yang membaik, merepotkan jika harus bersikap acuh pada Ali padahal hatinya terus memikirkan laki-laki itu.

"Kak Ily, pr Aline ini sulit.! Bantuin dong,?" Pinta Aline sambil mendumel,

Ily menoleh memandangi wajah Aline yang mulai nampak kesal, gadis itu tersenyum lalu menutup leptop di hadapannya. Ily mendekati sang adik yang sejak tadi duduk tak jauh dari sofa tempat ia mengerjakan tugas kuliahnya.

"Sini kakak bantuin," Kata Ily duduk di samping Aline,

Aline menatap Ily lalu menunjuk buku pelajarannya, "Ini loh kak, sulit banget.!" Gerutu Aline,

Ily semangkin gemas melihat wajah sang adik yang kesal, lalu melihat beberapa soal yang ada di buku sang adik. "Ini mudah kok, udah baca belum lembaran penjelasannya,?"

"Belum,! Aline malas," Dumel bocah itu,

"Gimana mau ngerjain kalau ngak baca dulu," Ucap Ily menatap sang adik dengan tatapan lurus membuat Aline mencebikan bibirnya, "Ayo kakak pandu buat ngerjain,"

Aline mangangguk, meski tak begitu semangat Aline mencoba memperhatikan Ily yang mulai membuka lemabaran bukunya.

Keduanya tak terusik meski kehadiran Revan dan Revin keruang tamu, tak berselang lama dari kedatangan dua saudara kembar itu sesorang mengetuk pintu membuat pokus Ily dan Aline baru teralihkan.

"Biar abang yang bukain," Kata Revan saat Ily hendak beranjak dari posisi duduknya,

Revan berlalu meninggalkan ruangan tengah, Revin mendongkak wajahnya menatap kepergian Revan lalu menatap dua orang yang duduk di meja belajar kecil itu. "Kalian mau minum,?" Tawar Revin,

"Mau,!" Seru Aline.

"Ok, abang ambilin dulu," Ujar Revin menjawab di iringi senyum kecilnya, laki-laki itu pun berlalu ke dapur.

Ily ikut tersenyum kecil melihat kepergian Revin, "Ya udah, ayo lanjutin tugasnya," Ajak Ily pada sang adik.

Aline kembali mengerjakan tugasnya, dengan sedikit penjelasan dari Ily. Kini Aline sudah bisa mengerjakan soalnya satu persatu, Ily hanya memperhatikan dan membenarkan jika sang adik salah dalam mengerjakan PR-nya.

Suara hentakan sepatu yang melangkah menuju mereka membuat Ily kembali mengalihkan perhatian dari buku Aline, beriringan dengan suara hentakan ada suara sapaan yang amat Ily kenali.

"Assalamu'alaikum," Sapa seseorang dengan senyum manisnya yang terarah.

Senyum di bibir Ily kembali merekah dengan wajah ceria. "Mas Devan," Gadis itu pun langsung berlalu mendekati mas kesangannya itu dan langsung memeluknya erat.

"Mas belum mandi loh," Gurau Devan diselangi tawa kecilnya,

Ily mendongkakan wajah dan bibirnya mencebik seolah menatap kesal pada Devan. "Mas kok ngak bilang kalau mau balik,? Kan bisa kita jemput," Dumel Ily manja,

"Memangnya mas dari mana pakai jemput segala,?" Timpal Devan masih dengan gurauannya.

"Gantian dong kak," Pekik Aline yang sudah berdiri di samping Ily, bocah itu menatap kesal pada Ily yang masih memeluk Devan.

Ily tertawa geli dan melepaskan pelukannya dari Devan membiarkan sang adik mendekap kaki Devan.

"Kebiasan deh peluk kaki orang," Ujar Devan, laki-laki itu langsung mengangkat dan menggendong tubuh Aline seperti biasa.

LYGA✔ (END)Where stories live. Discover now