21. Niat Tiyo

2.8K 318 22
                                    

"Gue cuma mau jadiin lo boneka, tapi kenapa gue justru ngak mau lo kenapa-napa."


Ily melangkah turun dari kamarnya, sejak tadi suasana di bawah sangat ramai membuatnya ingin cepat-cepat turun. Ily tahu ini hari libur, tapi biasanya tak seramai itu. Hanya Revin yang suka iseng dan buat ramai, tapi tak sebising pagi ini.

Saat sudah di lantai bawah, gadis itu hanya bisa melongo menatap laki-laki yang banyaknya seperti pasukan demo, mereka semua duduk di ruang tengah.

"Hai Ily," sapa Cemal yang duduk bersama beberapa laki-laki lainnya di lantai.

Juna menoleh dan melambai tangan ke arah Ily. "Pagi bu negara," guyonnya membuat beberapa laki-laki bersamanya tertawa geli.

Ily membalas lambaian tangan Juna, dan tersenyum kikuk. Natan yang datang dari arah dapur langsung jadi sasaran Ily, gadis itu mencegat langkah Natan.

"Kak pada ngapain sih mereka disini?" Tanya Ily melirik kecil pada laki-laki yang berjibut di ruang tengah.

"Mereka bilang Ali yang ajak mereka, kalian mau jalan kan?" jawab Natan santai.

Ily mengangguk kecil, "terus Ali nya mana?" Ily kembali menatap beberapa laki-laki diruangan tengah, dan menggerakkan pandangannya kesana kemari.

Natan tertawa kecil melihat Ily yang celingukan, "Ali lagi ngobrol sama mas di belakang." Sahutnya. "Kakak gabung dulu sama mereka," ujar Natan.

"Aline mana?" Lanjut Ily bertanya membuat Natan yang baru hendak berlalu kembali menatap sang adik.

"Dia sama Revan, sama mas dan Ali juga." Jawab Natan dengan seulas senyum, ia mengacak rambut Ily iseng dan berlalu membawa minuman di tangannya.

Ily menghela napas pelan, merapikan anak rambutnya yang berantakan ulah Natan. Gadis itu berlalu menunju halaman belakang yang memang pintu menuju halaman belakang melewati area dapur.

"Eh non Ily udah bangun, mau bibi bikinin sarapan?" Tawar bi Narti menyapa gadis cantik yang lewati dapur.

Ily tersenyum kecil. "Nanti aja bi, Ily mau samperin mas dulu."

"Ya sudah, kalau nanti non mau sarapan bilang bibi ya. Biar bibi siapin."

"Assyiiapp," guyong Ily, gadis itu berhasil membuat wanita paru baya di depannya terkekeh. "Ily samperin mas dulu ya bi."

Gadis itu berlalu dari dapur menuju halaman belakang, dari kejuhan Ily melihat Aline bermain di bibir kolam renang. Tak jauh dari bocah itu Devan nampak asik berbincang bersama Revin dan Ali.

"Kak Ily," pekik Aline saat melihat gadis itu berjalan kearah mereka.

Ily tersenyum rekah, mendekati bocah yang berlari kecil ke arahnya. Ily menjongkok di depan Aline. "Pagi banget main airnya, ngak dingin?"

Aline menggeleng kecil, entah karena apa Aline tiba-tiba mencubit gemas pipi Ily. "Em, Aline ikut jalan-jalan ya sama kakak." Ujarnya memelan, bocah itu menatap Ily ragu-ragu.

Ily terkekeh, tingkah Aline sangat lucu. Ternyata karena itu Aline mencubit pipinya. Ily mengangguk, mengacak gemas poni Aline yang di tata rapi. "Main air lagi gih, tapi hati-hati nanti nyebur." Imbau Ily mengingatkan. Aline mengangguk dan kembali mendekati bibir kolam.

Gadis itu mendekati Devan dan yang lain, ketiga laki-laki itu bersantai di gazebo.

"Bicarain apa sih, serius banget?" Tegur Ily.

LYGA✔ (END)Where stories live. Discover now