8. Memulai🔑

3.8K 379 15
                                    

"Gue bisa nunggu, tapi apa lo mau memulainya dengan cara gue,"

.
.

Ali tersenyum samar, dalam diam ia mulai menyadari jika yang Ily katakan benar adanya. Ada rasa rindu yang entah kapan datang, saat ia jauh dari gadis periang itu ada perasaan yang membuat Ali ingin segera menemui Ily.

Laki-laki itu tak mengadari jika dirinya sudah di awasi, dan sikapnya yang senyam senyum membuat seseorang yang memeprhatikannya itu perlahan mendekati Ali yang duduk di ayunan.

"Hayo, ngapian lo kak,?" Gubris Kiena yang langsung mendudukan diri di samping Ali, sudah sejak tadi ia memperhatikan Ali dari kejauhan.

Laki-laki itu menoleh malas, "Usil," Tukas Ali dengan wajah yang cukup menyakin jika ia merasa tergangu dengan kehadiran Kiena.

Kiena tertawa kecil, lalu mencebik bibirnya manja. "Mikirin apa kak,? Cewek ya,?" Goda Kiena dengan akrabnya,

"Sotoi," Tandas Ali masih dengan nada malasnya,

Melihat Ali yang acuh membuat Kiena semakin kekeh menggoda sang kakak, gadis itu menatap Ali penuh selidik, "Kalau senyam senyum sendiri biasanya orang lagi jatuh cinta loh," Lanjut Kiena, kali ini gadis itu tertawa kecil di samping Ali.

Ali menatap sang adik lurus. Tanpa bisa Kiena elakkan lagi, Ali sudah menoel keningnya membuat kepalanya sedikit terjulak kebelakang. "Anak kecil ngak akan ngerti," Tukas Ali menegas,

Kiena mencebik, tangannya mengusap kening sisa toelan sang kakak. "Tapi gue lebih pengalaman kali masalah cinta-cintaan dari kakak," Tandas Kiena,

"Tau apa,?" Taut Ali, meski di ucapkan datar Kiena tau jika Ali meladeni percakapaannya serius.

Kiena tersenyum kecil, "Tau kalau orang yang model kak Lingga ini, pasti lagi kesemsem sama cewek," Ujar Kiena,

Ali berdecak malas, jika di terus kan sang adik pasti akan terus menggoda dan mengganggunya. "Sok tau, udah sana,!" Usir Ali,

"Ngak mau," Tandas Kiena dengan dengan senyumnya, gadis itu memainkan kakinya hingga ayunan yang keduanya duduki sedikit bergoyang.

Ali menilik malas sang adik, "Sana,!" Suruh Ali, kali ini Ali ucapkan itu dengan lugas. Melihat Kiena yang masih enggan berlalu, Ali lekas meraih kuping Kiena namun dengan cepat sang adik menepis tangan Ali dan berlari,

"Papa," Pekik Kiena, gadis itu berhambur mendekati sang pada dan mama yang baru turun dari kamar,

Sang papa langsung melebarkan tangan dan siaga memeluk sang putri saat Kiena sudah mendekatinya sambil merengek manja,

"Kak Lingga mau jewer Kiena," Rengek Kiena, gadis itu memeluk sang papa yang langsung membalas pelukannya sambil mengusap punggungnya.

"Bulsit pa," Tandas Ali dengan suara besarnya,

Sang mama menatap Kiena dan mencubit lengan putrinya itu, "Pasti kamu yang ganggu abang duluan kan,?" Kata sang mama penuh selidik,

Kiena menyeringai di sertai kekehan kecil, "Ia sih," Jawab gadis itu dengan jujurnya, Kiena melepaskan pelukkannya dari sang papa dan menatap Lingga yang masih duduk betah di atas ayunan dalam ruang santai mereka. "Adek mau bercanda doang kok ma sama kak Lingga," Kata Kiena membela diri,

Sang mama menggeleng kepala, putrinya itu terlalu sering usil pada Lingga.

"Maafin anak mama ya Lingga, setiap kali kamu pulang selalu di usilin," Elena tersenyum pelan pada Ali, rasa bersalah itu jelas ia tunjukan.

LYGA✔ (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ