24. Alasan) 🙅

2.5K 295 9
                                    

"Karena gue yang hancurin persabatan mereka,"

Ily mendudukan tubuhnya di kursi kayu, gadis itu kini duduk di belakang taman kampus. Pandangan sayu Ily terarah lurus, gadis itu hanyut dalam lamunannya. Beberapa hari ini Ily memikirkan cara agar Ali dan Dern bisa berdamai, ia bahkan pernah bertemu Tiyo di belakang yang lain.

Dari informasi Tiyo, Ily jadi bingung sendiri dengan permusuhan Ali dan Dern yang tak berawal tapi berkepanjangan.

Sebenarnya Dern dan Ali pernah bersahabat, namun entah karena apq tiba-tiba Dern menjadi begitu benci dengan Ali. Tentang Ali yang mengambil perempuan yang Dern suka, Ily pikir sebanarnya itu hanya suatu kesalah pahaman. Bahkan Ali belum pernah pacaran sebelum dengannya. Ily jadi semakin penasaran dengan masalah mereka.

"Lamunin apa?" Tegur seseorang.

Ily tersadar dari lamunan saat merasakan seseorang duduk di sampingnya, gadis itu menoleh dan mendapati Ali tersenyum rekah padanya. Ily balas menyangah senyum, namun Ali sadar, jelas-jelas itu adalah senyum paksa dari wajah murung gadisnya.

"Kamu masih mikirin tentang__"

Ily memotong ucapan Ali dengan gelengan, Ily tahu Ali mempertanyakan prihal kejadian di rumah tua. Ily sungguh mencoba melupakan itu, dan dua hari terakhir ini Ily lebih pokus pada masalah Dern. "Terus apa yang membuat kamu murung?" Tanya Ali lagi, laki-laki itu menatap Ily penuh perhatian. Bahkan ia menangkup dua pipi Ily membuat wajah gadisnya itu terarah padanya.

"Aku__" Ily terdiam sesaat, ia tak mungkin bilang pada Ali. "Lagi bad mood aja." Lanjut Ily malas.

Ali menarik Ily kedada bidangnya, dan mengusap lembut rambut Ily. "Jangan mikirin tentang masalah aku dan Dern." Imbau Ali.

Ily mendongkakan wajahnya, menatap Ali dengan tatapan heran. "Apa dia tahu?" Gumam Ily dalam hati.

Ali membalas serius tatapan Ily. "Aku ngak mau kamu ikut campur lebih jauh, Dern ngak akan pernah mau dengerin siapa pun." Ujar Ali, kening Ily dibuat berkerut denfan ucapan Ali.

"Kamu kok tahu?"

"Ada yang ngak sengaja liatin kamu," jawab Ali santai.

Ily menatap Ali penuh selidik. "Ngak ngintilin aku lagi kan?" Ali menggeleng, namun Ily tak puas dengan gelengan Ali. "Sumpah?" Taut Ily masih dengan tatapan selidik.

Ali tertawa geli, mencapit gemas hidup mungil Ily. "Ia," jawabnya geregetan dengan wajah serius Ily.

Ily menatap Ali intens membuat dua alis Ali taut naik. "Kamu benaran belum pernah pacaran sebelum sama aku?"

Ali berdeham cukup lama membuat Ily menatap Ali penasaran, hingga laki-laki itu mengangguk perlahan. "Kamu dengar apa lagi dari Tiyo?" balas Ali bertanya santai.

"Dia bilang kamu sama Dern pernah sahabatan." Ali kembali mengangguk, "lalu kenapa kalian bisa jadi musuhan gini?" Tanya Ily penasaran.

Ali mengendik bahu dengan gerak santai. "Entah lah, dia bilang aku menghinatinya."

"Mungkin kalian punya janji dan kamu melupakan itu." Lanjut Ily menerka.

"Setahu aku sih ngak ada, aku pernah mati-matian buat minta maaf tapi ia justru memelih untuk bermusuhan." Jawab Ali lagi, Ali berdecak malas. "Udah ah bahas Dern, aku jadi cemburu." Ujar Ali menatap sang keksih dengan tatapan lurus.

"Ali, aku itu mau bantuin kamu." lenguh Ily.

Ali tertawa geli, dan dengan gerak cepat Ali mencium pipi Ily.

LYGA✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang