18. Penjagaan Ketat

2.7K 316 18
                                    

"Tapi aku takut kamu kenapa-napa,"

🍂
🍂

Ali memeluk tubuh gadis yang sejak tadi menyanggahkan tubuh mungilnya di dada Ali, laki-laki itu bahkan tak merasakan lelah sedikit pun meski sebenarnya sejak kemarin ia tidak tidur. Duduk bersama sang gadis, mungkin itu cukup menjadi obat lelah untuk Ali.

"Ali,"

Laki-laki itu berdeham pelan menjawab panggilan gadisnya, membuat Ily menengakkan wajahnya menatap sang kekasih.

"Aku lapar, tapi aku ngak mau makan di kantin. Aku mau kita makan di luar, sekalian ajak yang lain," Ucap Ily membuat Ali yang semula terpejam tenang membuka mata dan menatap Ily.

"Memangnya kamu makan di mana,?" Balas Ali bertanya dengan lembut,

Ily memainkan bibir kecilnya, berpikir sejenak. Gadis itu menatap Ali lurus. "Di mana aja deh, asal jangan di kantin kampus." Jawab Ily dengan raut malas

"Memangnya kenapa,? "

Raut wajah Ily berubah drastis, kesal bercampur geram kini menguasai mimik wajahnya. "Kamu ngak tau aja, aku di gosipin gara-gara kemarin. Aku di bilang cewek lemah lah, cewek manja lah. Males tau dengernya.!" Dumel Ily, ia seolah mengadukan masalahnya pada seorang ayah.

Ali terkekeh geli, mengusap wajah sang gadisnya itu. "Ya udah, kita makan di luar."

Jawaban Ali mempu membuat raut wajah Ily kembali ceria, dan menampilkan senyum manisnya. "Makasih,"

"Ia," Ali mencubit gemas pipi Ily membuat gadis yang masih dalam rengkuhan Ali itu terkekeh geli.

Ily hendak berangkat dari pelukan Ali namun baru saja bergerak, Ali langung memeluk pinggangnya dan kembali menarik gadis itu jatuh ke dalam pelukan Ali yang masih duduk di sofa.

"Ali,! Katanya mau jalan. Lepasin ih," Ily mencoba melepaskan diri, namun dengan usilnyaAli justru semakin memeluk gadis itu erat. "Ali lepasin dong,!" Pinta Ily lagi, mata hazel itu menatap Ali lurus membuat pandangan keduanya saling beradu dalam beberapa saat.

"Berat," Gumam Ali dengan raut datar,

Ily mendelik, menatap Ali sinis. "Ih,! Kamu ngatain aku berat,?" Ily menepuk-nepuk lengan Ali karena kesal.

Ali terkekeh, ia sama sekali tak menghindari pukulam Ily, yang baginya hanya seperti pukalan anak kecil. "Dengerin dulu," Ucap Ali di sela tawa gelinya,

"Ngak mau,!" Tandas Ily, gadis itu menghentikan pukulannya dan membuang wajah dari Ali. Bibirnya menjuntai, Ali bisa menebak jika gadis itu benaran kesal ulahnya. "Aku marah, kamu ngatai aku berat,"

Ali menaut wajah Ily agar gadis itu memandanginya, namun tetap saja. Ily tetap membuang pandangan dari Ali meski Ali berkali-laki menaut wajahnya. "Berat buat lepasin kamu dari pelukan aku, sayang." Ucap Ali,

Ily mendelik dengan cepat, perlahan gadis itu tersenyum dengan wajah yang bersemu memerah. Hal itu membuat Ali tertawa geli melihatnya, "Jangan di ledekin," Gumam Ily manja, Ily hanya bisa tersenyum malu akan hal itu.

Ali tersenyum kecil, "tertanya kamu memang cantik,"

"Kalau aku ngak cantik, kamu ngak akan terima aku sebagai pacar kamu," Sahut Ily, gadis itu menatap Ali lurus.

"Banyak yang cantik tapi aku tidak tertarik,"

Ily mencebik, sedikit kesal saat Ali menyebutkan masih yang cantik darinya. Tapi ya memang begitu adanya, banyak yang lebih cantik darinya namun tidak ada yang seberuntung dia. Hanya dia yang bisa menaklukkan hati seorang Lingga, seorang pangeran dengan hati es. Ralat dulu, esnya udah cair tuh. 😁

LYGA✔ (END)Where stories live. Discover now