Alleta berjalan bersama Adel dan Maurin menuju kantin , tempat mana lagi yang menjadi incaran murid murid sejak pelajaran masih berlangsung kalo bukan kantin sekolah .
Sebelumnya Alleta sudah memakan nasi goreng yang dibuat bundanya , makannya dia ke kantin hanya beli minuman saja .
Maurin memesan nasi goreng sedangkan Adel memesan Batagor kini mereka sedang asyik menyantap makanan itu .
Tiba tiba kursi di depan mereka ada yang menduduki siapa lagi kalo bukan Dewa dan Antariksa , melihat mereka di hadapannya jantung alleta lalu berdegup kencang .
Alleta dan Antariksa saling tatap tapi hanya sebentar , ternyata kalo di sekolah Antariksa tetaplah Antariksa yang dingin dan tidak peduli sekitar .
"Halo kalian"kata Dewa .
"Eh hai kak Dewa"ucap Maurin dan Adel .
Alleta hanya tersenyum .
"Gapapa kan gue duduk di sini sama temen gue ?"tanya Dewa .
"Biasanya kan emang gitu"celetuk Adel .
Dewa tersenyum ."lu mau pesen apa Ta?"tanya Dewa .
"Gue ga pesen apa apa"kata Antariksa .
"Ayoklah pesen terus traktir gue karena lu udah punya cewek sekarang"
Mendengar itu Alleta langsung keselek karena sedang meminum dan terkejut dengan ucapan Dewa tadi .
Antariksa dan Alleta saling tatap .
"Pelan pelan dong Al"kata Maurin .
"Kaget kan lo dia punya cewek sampe keselek ? Ga nyangka gue juga"kata Dewa ke Alleta .
Nyangka , nyangka banget soalnya dia bilang gitu tepat di hadapan gue banget dan yang dia sebut ceweknya adalah gue , batin Alleta .
"Ga ada traktir traktir"kata Antariksa .
"Beneran punya cewek kak Anta ?"tanya Adel tidak menyangka .
"Beneran , kemarin gue suruh dia dateng ke rumah gue eh katanya dia lagi sibuk pacaran dan beneran ceweknya lagi sama dia"kata Dewa menjelaskan .
Alleta mulai gugup ."kalo lo ga berhenti ngomong gue ke kelas"
Dewa lalu menutup mulutnya .
"Tumben tumbenan Alleta ga sinis ya"kata Adel .
"Iya aneh"kata Maurin .
"Cape gue sinis sinis mulu"kata Alleta .
"Harus akur dong"kata Dewa .
Alleta hanya terdiam , dia melihat Kenta dari jauh dan Kenta pun menatap Alleta lalu melambaikan tangannya kepada Alleta , Alleta membalas dan karena itu Kenta jadi menghampiri Alleta .
"Ada cowoknya nih"kata Dewa .
Alleta menatap Kenta sekilas ."gini kak Dewa gue mau klarifikasi gue itu bukan ceweknya kak Kenta , dia cuma mau Bantuin gue dari cewek yang waktu itu tiba tiba marah sama gue"kata Alleta .
"Ohhh baguslah"kata Dewa lalu tersenyum .
Kenta melihat ke arah Antariksa membuatnya jadi ragu untuk duduk bersama Alleta .
Dewa yang mengerti situasi itu lalu memberikan pertanyaan yang membuat Alleta tidak mengerti ."lo yang pergi atau gue sama dia yang pergi?"tanya Dewa ke Kenta .
Kenta terdiam ."loh ? Duduk bareng aja"kata Alleta .
Dewa menggelengkan kepalanya ."wah gabisa Al bahaya"kata Dewa lalu mengangkat badannya ."cabut Ta"ajak dewa ke Antariksa lalu dia menurut .
"Duluan ya kalian"kata Dewa lalu pergi dari situ .
"Emangnya kenapa sih kak Kenta ?"tanya Alleta penasaran .
"Engga , si Dewa emang gitu suka becanda , udah lo lupain aja . Gue boleh kan duduk di sini ?"tanya Kenta .
"Oh boleh"balas Alleta .
Tidak mungkin jika becanda ekspresi mereka tidak setegang tadi , bahkan saat melontarkan pertanyaan kak Dewa tidak senyum sama sekali yang menandakan bahwa mereka sedang becanda , batin Alleta .
-
Alleta melamun memikirkan bagaimana nasib dia dengan Menthornya yang sekarang dia sudah tau siapa orangnya , akan canggung sekali jika Alleta mengirim pesan duluan meminta di ajarkan .
Maurin dan Adel yang menyadari Alleta sedang melamun daritadi keanehan."mikirin apa sih ? Menthor lo?"celetuk Maurin .
Alleta membuyarkan lamunannya ."iya,"
"Iya ?"Maurin tidak percaya .
"Ehhh engga ,"
"Gimana sih lo , mikirin apa ?"
Alleta menatap kedua sahabatnya tersebut ragu ragu untuk mengungkapkan sesuatu ."kaya nya gue berencana buat ganti menthor deh"kata Alleta tiba tiba dan sangat hati hati .
Maurin dan Adel sama sama mengkerutkan keningnya ."kenapa ?"tanya Adel .
"Dia jelek ya Al?"tanya Maurin yang tiba tiba .
"Engga gitu , kalo jelek sih gapapa lagian cuma menthor ini masalahnya-"ucapan Alleta terhenti .
"Masalahnya apa ?"tanya Maurin .
Alleta lagi lagi menatap kedua sahabatnya ."masalahnya setelah gue ketemu dia jadi canggung suasananya Maurin Adel"kata Alleta .
"Wah ada perasaan nih"kata Maurin .
"Emang iya ?"tanya Alleta serius .
"Iya lah , kalo ga ada apa apa gausah canggung biasa aja"kata Maurin ."oh atau jangan jangan selama kalian ketemu dia malah baperin lo lagi , bukannya belajar ya ?"tambahnya .
"Engga Maurin , dia serius banget ngajarin gue waktu itu ngobrol juga jarang karena dia sibuk jelasin materi pelajaran ke gue"kata Alleta jujur .
"Terus apa dong?"Adel bingung .
"Gue juga gatau , masa gue harus nunggu dia chat duluan kan gue yang butuh"kata Alleta lagi .
"Yaudah Alleta ganti Menthor aja"kata Maurin .
Alleta berfikir sejenak."Tapi gabisa , dia terlalu baik untuk gue tinggalin"
Maurin dan Adel saling tatap lalu tertawa bersama ."tinggalin ? Sadar woi lo bukan siapa siapa nya"kata Adel yang masih tertawa .
Alleta kesal mendengarnya lalu pergi masuk ke kelasnya , Maurin dan Adel masing saja tertawa .
"Kalian bakalan kaget kalo tau menthor gue itu si pangeran es di sekolah ini"gumam Alleta saat berjalan menuju kelas .
YOU ARE READING
My Ice Antariksa
Teen Fiction[CHAPTER COMPLETE] "Kak Antariksa!"suara itu tepat di belakang Antariksa membuatnya menghentikan langkahnya lalu dia menoleh . "Gue pengen lo minta maaf sama gue"ucap Alleta . Antariksa berjalan kembali , Alleta berlari mengejar dan kini sudah tepat...