39 - My Ice Antariksa

17.1K 601 6
                                    

Setelah di buat sendu oleh Alden di jalan tadi kini Alleta berjalan dengan ceria untuk sampai di kelasnya , belum banyak siswa yang datang ke sekolah , bahkan saat ia sampai di kelas hanya beberapa teman kelasnya yang datang , tidak termasuk Adel dan Maurin .

Bila Maurin dan Adel sampe kelas , mereka akan kaget melihat Alleta sudah ada di bangkunya .

Tiba tiba Alleta ingat pesan yang ia kirim malam kepada Antariksa , dia benar benar lupa akan hal itu , dia mengambil Handphonenya di saku jaketnya dan memeriksa notif di Handphonenya .

"Ko ga ada balesan"Alleta aneh .

Alleta masuk ke dalam room chat bersama Antariksa dan di sana hanya tertera "read" di pesan yang Alleta kirim tadi malam .

Alleta menurunkan alisnya ."sombong banget , gue ga ngerti deh maksudnya dia baca pesan gue aja itu apa"katanya .

Alleta : giliran gue chat penting lo ga bales
Alleta : gue butuh kepastian nih , kalo lo gabisa jadi menthor gue lagi gue bakalan cari yang lain

Alleta menyimpan Handphonenya dengan kasar ."awas aja dia kalo cuma read pesan gue doang"kata Alleta .

Alleta keluar kelas untuk melihat pemandangan sekolah , di kelas masih sepi membuatnya takut .

Alleta duduk sambil mengayunkan kakinya , Alleta juga teringat dengan surat yang kemarin ia temukan di dalam ruang mading yang tertuju untuk dirinya .

"Siapa ya yang kirim"kata Alleta."dan buat apa kirim ke gue"

Seorang lelaki menghampiri ."Tumben udah dateng dan diem di depan kelas"

Alleta tersenyum."lagi rajin nih kak"

"Udah di baca?"tanyanya .

Alleta mengkerutkan keningnya , entah kenapa otaknya belum move on dari surat dari ruang mading ."jadi yang kasih itu ke gue kak Kenta ?"tanya Alleta .

Kenta mengkerutkan keningnya tidak mengerti ."maksud lo ? Kan kemarin gue yang beliin"katanya .

Alleta baru tersadar maksud Kenta itu adalah buku kumpulan puisi bukan surat yang ia temukan .

"Ohhh iya iya , udah ko itu bagus gue suka"Alleta berbohong dan tersenyum malu .

"Bagus deh kalo lo suka, oh iya tar lo bisa ga ke kantin bareng gue?"tanya Kenta .

Alleta sedikit kaget ."kenapa ?"

"Ya gapapa gue cuma mau ajak lo ke kantin aja"

Alleta berfikir sejenak .

"Itu kalo lo mau , nanti gue samperin ke kelas"

Alleta senang tetapi kenapa tiba tiba seperti ini .

"Yaudah nanti ke kelas aja "kata Alleta .

Kenta mengangguk ."gue ke kelas ya"kata Kenta .

Alelta mengangguk , Kenta pergi .

Tak lama dari Kenta pergi tiba tiba Maurin dan Adel datang bersamaan , tatapan mereka aneh melihat Alleta sudah berada di  depan kelas .

"Ini Alleta ?"tanya Maurin .

"Bukan deh"kata Adel .

Alleta tersenyum ."hebat kan gue jam segini udah di kelas"

"Hebat sih tapinya gue aneh aja"

"Simpen tas kalian dulu baru udah itu kesini lagi dan tanyain kenapa gue dateng pagi dannn gue juga mau cerita tadi malem gue kemana dan sama siapa"kata Alleta tersenyum bangga.

"Aneh"celetuk Adel dan Maurin lalu masuk ke kelas .

Alleta menunggu sahabatnya untuk mendengarkan ceritanya .

"Buruan cerita"

"Yang mana dulu?"

"Yang kedua deh soalnya gue penasaran sama yang itu , yang pertama gue ga begitu penasaran"ucap Maurin .

"Oke,"Alleta menghela nafas ."gue tadi malem pergi ke toko buku sama kak Kenta"kata Alleta .

Maurin memutar bola matanya ."gue pikir lo udah jadian sama kak Kenta"kata Maurin .

"Ga segampang itu lah"kata Alleta ."Ah males gue ceritanya kalian ga seneng dengernya"

"Alleta , gue bakalan seneng kalo kita denger lo jadian"kata Adel .

"Bener"tambah Maurin .

"Tunggu aja"bisik Alleta sambil tersenyum dan pergi ke kelasnya .

-

Tidak seperti biasanya Maurin dan Adel hanya berdua di meja kantin , biasanya Alleta ada di sana karena berhubung Alleta di ajak oleh Kenta makannya mereka berdua .

"Si Alleta mana ?"tanya Malvin duduk di depan Maurin .

"Bukan urusan lo"bentak Maurin .

"Terus yang urusan aku siapa ? Kamu ?"tanya Malvin dengan bada khas Playboy .

Maurin emosi , Adel tersenyum .

"Gue tampol lu ya"kata Maurin meninggikan suaranya .

"Aku mau diapain aja , asal sama kamu"

Maurin benar benar risih dengan adanya Malvin di meja yang sama , bukan hanya bikin kesal tapi juga masih mengingatkan dengan kejadian dulu , Maurin dengan mudah menyukai orang agar cepat move on  dari Malvin gebetan nya hingga hampir 3 tahun tapi tidak di jadikan pacar oleh Malvin .

"Elo sih gue tembak ga nerima , gue kan kesel Maurin"kata Malvin .

"Gue bilang gue udah lupa Malvinnnnn cowok yang sok ganteng"Maurin menekankan suaranya.

"Gue emang suka sama lo-"ucapannya terpotong .

"Woiii ada yang nembak nih"ucap Dewa tiba tiba lalu duduk di meja mereka dengan Antariksa yang tadi melirik lirik ke tiap kursi .

"Ih engga dia gila"kata Maurin .

Malvin menatap Maurin ."tapi dulu"Malvin tersenyum ."tapi kalo mau lagi bisa ko gue"

"Ogah"bentak Maurin .

Adel dan Dewa tertawa kecuali Antariksa .

"Kemana Alleta ?"tanya Dewa .

Antariksa pun menoleh seakan akan ingin tahu dengan keberadaan Alleta juga .

"Penasaran?"tanya Maurin ke Antariksa seperti menggoda .








Jangan lupa vote dan comment ya temen temen supaya author semangat nulisnya dan bisa update sesuai hari yang di tentukan dari awal

Part selanjutnya ada yang bikin kalian iri deh sam Alleta hehe

Love,
Sabil 💓

My Ice Antariksa Where stories live. Discover now