AM 22

17.9K 1.2K 169
                                    


"Kau orang baik Alex, kau langsung mengiyakan permintaanku agar mendonorkan darahmu untuk anak ku." ujarku lembut, dan mengelus lengannya yang kini saling menggenggam dengan lenganku.

"Tentu saja aku akan menolong Nathan Rey, karena dia adalah anakku bukan.?"

Deggggg...

*AUTHOR P.O.V*

Seketika tampak jelas wajah terkejut Reynathan dan Fathan, mereka tak menyangka Alex sudah mengetahui kebenaran bahwa Twins adalah anaknya.

Sesaat hening, berkecamuk dengan pikirannya masing-masing . Alex menatap kedua orang tersebut, dan dia semakin yakin dengan informasi yang dia dapatkan dari suruhannya. Bahwa Reynathan adalah ibu kandung dari kedua anak tersebut, melahirkan di Thailand dan belum pernah menikah dengan seorang pria selain dirinya ataupun dengan seorang perempuan.

Setelah pertemuan singkat mereka saat di taman dulu, Alex langsung menyuruh seseorang untuk mencari informasi sedetail mungkin, mengenai Reynathan selama empat tahun terakhir ini.
Dan dia juga menyuruh orang tersebut untuk melakukan test DNA, dengan cara mengambil sedikit rambut Twins yang saat itu sedang bermain di sebuah tempat bermain bersama dengan Fathan. Dengan cara seorang yang profesional, dia mendapatkan rambut tersebut dengan mudah. Karena saat itu Fathan tampak sedang sibuk menerima panggilan, dan sedikit lengah mengawasi Twins.

Butuh beberapa hari, dan hasil test tersebut keluar. Dengan cepat Alex menerima dan langsung membacanya, dan tentu dia sangat terkejut. Karena benar, hasil tersebut menyatakan bahwa DNA mereka cocok. Yang berarti, bahwa Alex adalah murni ayah kandung dari kedua anak tersebut.

Tangisnya pecah, karena untuk sesaat ia merasakan sesuatu didalam dada kirinya seakan diremat dan menyesakan.

*REYNATHAN P.O.V"

"Ini bukan waktunya bercanda Alex." ujar ku datar setelah beberapa saat keheningan menyelimuti kami

"Kurasa orang ini sudah gila." ka Fathan dengan acuh mengucapkan kata tersebut

"Kenapa kau tidak bilang Rey, kenapa saat itu kau malah memutuskan pergi ke Thailand dan menyembunyikan kehamilan mu." untuk kesekian kalinya aku kembali terkejut, dari mana sebenarnya dia mengetahui kebenaran itu

Aku hanya diam, berusaha tenang saat kedua matanya menatap sedih kearah ku.

"Apa yang kau katakan Alex, aku tidak mengerti." jawabku datar

"Berhentilah bersikap bodoh Rey." kini suaranya terdengar semakin lirih, sehingga membuatku merasa kasihan melihat tatapan sedihnya itu

"Aku tidak menge.."

"Kau tau semuanya Rey, kau tau. Kenapa kau tidak datang dan memarahiku saja saat itu Rey, aku akan lebih senang jika kau memarahiku bahkan memukul ku saat itu. Dibandingkan dengan pergi dan menghilang, meninggalkan aku dengan keadaan mu yang sedang mengandung." terlihat air matanya jatuh dan membasahi kedua pipinya, bahunya berguncang disertai suara isakan tertahan

Aku hanya mampu diam menatap kearahnya, begitupun kak Fathan. Kami masih terkejut, darimana dia mengetahui semua itu.

"Aku adalah orang yang sangat-sangat buruk Rey, membuatmu berjuang sendiri selama kau mengandung mereka. Tanpa diriku yang seharusnya ada disamping mu, menjaga dan merawatmu. Aku terlalu buruk Rey, kenapa aku seburuk itu Rey. Aku tau, aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu. Karena aku sadar seberapa salahnya diriku, aku tidak tau bagaimana harusnya aku sekarang. Aku bajingan yang sangat bodoh Rey, benarkan Rey.?" Alex dengan kesal memaki dirinya sendiri dengan air mata yang terus saja mengalir

AFTER MARRIEDWhere stories live. Discover now