AM 25

12.1K 880 55
                                    

-*REYNATHAN P.O.V*-

Hari ini hari minggu,dan Alex sudah datang sepagi ini kerumahku. Dia berniat untuk mengajak ku dan Twins untuk pergi ketaman, dia ingin bersenang-senang dengan anak-anak nya.

Ungkapnya...

"Hai..." Sapanya setelah aku membukakan pintu

"Hmmm.." gumam ku menatapnya

"Boleh aku masuk.?" Tanya nya, karena aku masih menutupi jalan

"Ada apa.?" Tanyaku mengabaikan pertanyaannya

"Aku ingin mengajak kau Nathan,dan Ethan ketaman kota." Jawabnya dengan ekspresi tenang dengan senyuman cerahnya

"Sepagi ini.?" Tanya ku acuh

"Ya, karena aku yakin mereka akan senang melihat banyak anak kecil juga disana." Ujarnya masih dengan senyum cerahnya

"Aku tidak bisa."

"Kenapa.?" Tanyanya bingung

"Max sudah lebih dulu mengajak kita untuk pergi ke taman bermain." Jawabku berusaha tenang

Seketika dapat kulihat ekspresi Alex berubah, tatapannya menajam, rahangnya mengerat dan tegas, bahkan nafasnya pun terdengar berat.

"Bisa kah kau menjauhinya.?" Tanya nya berusaha menahan emosi

"Apakah harus.?" Tanya ku tenang

"Demi tuhan Rey, apa benar ucapan Fathan hari itu.?" Tanya nya, namun kini ucapannya melemah. Ekspresi yang tadi membuatku takut, dengan cepat berubah dengan tatapan terluka

"Kau bisa kesini lain kali Alex." Aku mencoba untuk mengabaikan pertanyaannya, dan berusaha untuk menutup pintu. Namun ia menahan pergelangan tanganku,tidak keras. Malah terkesan lemah dan lembut, aku membalikan badan menatapnya.

"Apa aku harus berhenti memperjuangkan semuanya Rey.?"

DEGGGGG....

seketika hatiku seperti diremat, sakit dan menyesakan. Mendengar ucapannya yang terdengar putus asa, tatapan sayu namun menyakitkan. Bibir bergetar dan sebulir air mata yang perlahan metes dari kedua sudut mata indahnya.

"Apakah aku harus merelakan semuanya.? Merelakan dirimu kembali pergi dari kehidupanku.? Merelakan anak-anak ku kembali tumbuh menjadi dewasa tanpa kehadiranku disisinya.? Sesulit itu ternyata memperbaiki kesalahan yang pernah aku buat dulu, sesulit itu untuk ku mencoba mempertahankan apa yang harusnya tetap menjadi milik ku." Lanjutnya dengan pandangan sendu dengan air mata yang kembali menetes, kupalingkan pandangan ku. Aku tak bisa menatap kehancurannya saat ini

"Kau ingin berhenti.?" Tanyaku tanpa menatapnya

"Kau ingin aku berhenti.?" Tanya nya kembali dengan nada bergetar menyedihkan.

"Menyerahlah jika sudah pada batas maksimal yang kau mampu, jangan memaksakan. Kau ingin berhenti, maka berhentilah." Jawabku menundukan kepala, entah kenapa mataku terasa memanas. Hatiku terasa diremat, sakit dan menyesakan.

"Kita tidak sama-sama berjuang, mencoba untuk bersama kembali. Aku terus berjuang untuk mendapatkan kalian kembali, tapi kau selalu menutup hati dan kenyataan bahwa kau tak memberiku celah untuk itu. Untuk menjadi apa yang aku bayangkan, bersama kau dan anak-anak kita. Melakukan dan berbagi segalanya bersama, sejak awal sampai sekarang begitulah adanya Rey."

Hening....

"Benarkah.? Jika begitu, maka menyerahlah. Bukannya semua ini akan sia-sia.?" Aku sempat terdiam, tertohok dengan ucapannya. Kutatap matanya, terlihat wajahnya masih dengan ekspresi sedih. Sungguh aku membenci Alex yang saat ini, kemana Alex yang dulu kuat dan tegas.

AFTER MARRIEDWhere stories live. Discover now