|A Past You Can't Escape|
"I OH SEHUN, KING OF BLOODCYRSTAL KINGDOM, REJECT YOU LALISA KIM AS MY MATE!!!" - Oh Sehun.
"Aku berusaha menyingkirkanmu dan berpaling, menyingkirkanmu dari ingatanku. Tapi karena aromamu menempel kuat dalam ingatanku,
aku...
Betapa terkejutnya gua, ketika mata gua bertatapan dengan sepasang mata berwarna kuning dengan hitam-hitam ditengahnya sedang menatap gua.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Gua memperbesar cahaya dan betapa terkejutnya gua.
D-dia lah sang...
Hydra.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Gua membulatkan mata dan menutup mulut gua saking terkejutnya dengan hal ini. Hydra benaran ada dan sekarang gua tepat berada di hadapannya. Gua mulai panik saat salah satu kepala dari Hydra itu mulai mendekat ke arah gua.
Gua yang sudah panik refleks mengancungkan pedang ke arah Hydra itu. Gua bisa merasakan hembusan nafas Hydra itu menerpa wajah gua.
"Lalisa Kim, cucu dari Jisoo Kim dan putri dari pasangan Kim Soo Hyun dan Kim So Hyun. Apa yang membawamu kemari, yang dipilih?" Tiba-tiba gua mendengar suara tapi gua gak tau asalnya darimana. Gua mengedarkan pandangan ke sekeliling tempat ini, masa iya sih goa menghasilkan suara? Atau ini cuman halusinasi gua aja?
Tiba-tiba salah satu kepala dari Hydra itu memutari tubuh gua. "Kau sedang tidak mengkhayal, Lisa. Inilah suara kami." Gua yang awalnya masih lola tapi baru nyadar sekarang. Mulut Hydra itu bergerak bertepatan dengan suara tadi itu muncul. Wagelaseh! Ternyata pemilik dari suara tadi adalah para Hydra itu.
Okay, a little surprised and weird, because creatures like the Hydra can talk.
"Oke, jadi kedatanganku kesini adalah karena aku ingin mengambil Redblood Stone." Kata gua jujur. Gua akui, gua agak sedikit gugup dan takut sekarang.
Kepala Hydra yang bagian tengah mendekat ke arah gua, "kau ingin mengambil batu yang memiliki kekuatan yang sangat besar itu? Apa alasanmu menginginkan batu itu?" Tanya nya dengan mata yang terus menatap gua intens.
Gua menundukkan kepala, kenapa gua menginginkan batu itu? Gua menginginkan batu itu bukan untuk diri gua sendiri. Tapi, demi melindungi orang-orang yang gua cintai. Mereka sudah melakukan banyak pengorbanan demi gua dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk gua membalas budi. Seandainya saja, gua tidak pernah lahir ke dunia ini, gua yakin, hal ini pasti tidak akan pernah terjadi pada mereka. Gua lah penyebab nya.