03. "Kau pasti akan lelah malam ini"

2K 253 22
                                    

AUTHOR POV

"Gay?"

Wanita bernama Yoora itu mengangguk.

"Iya! Gay." sahutnya.

"Apa kau yakin?"

Ia mengangguk lagi. "Sangat yakin! Dan kau tau siapa partner Gay-nya? Jun. Pengawal pribadinya."

Aera tersedak air liurnya sendiri karena kaget. "Jun? Yang benar saja."

"Aku serius, Aera. Kau akan tau jawabannya nanti." katanya.

"Ah sudahlah. Aku permisi sunbaenim." kata Aera seraya membungkukkan badannya sopan.

Di pikirannya terus terbayang omongan seniornya tadi. Ia tak habis pikir jika pria setampan Seungcheol dan Jun merupakan pasangan Gay.

"Permisi tuan, ini kop---" Aera sangat terkejut karena melihat Seungcheol memegang tangan Jun. Nampan yang dibawanya pun sampai jatuh dan membuat gelas kopinya pecah.

Aera tersadar saat mendengar suara pecahan gelas yang jatuh ke lantai. "Maafkan saya, tuan." katanya.

Segera Jun mendekat dan membantu Aera. "Gwaenchanayo?"

"Y-ya! Aku tidak apa-apa" kata Aera takut-takut.

"Jun, cepat panggilkan OB untuk membersihkan ini." titah Seungcheol pada Jun.

"Baik tuan."

"Tidak perlu! Biar aku saja. Aku bisa membersihkannya." kata Aera. Ia berjongkok, lalu mulai memungut pecahan beling dengan tangan kosong. Akibatnya, tangannya terluka.

"YA! Apa kau bodoh?" Seungcheol menarik tangan Aera agar berdiri dari posisinya.

"Ma-maaf tuan."

"Jun, kau tak dengar perintahku?" tanya Seungcheol pada Jun lagi.

"Baik tuan. Saya permisi." Jun pergi.

"Obati lukamu. Jika sudah, siapkan berkas-berkas rapatku dan antar ke ruang rapat." titah Seungcheol yang di angguki oleh Aera.

.....

Setelah rapat selesai, mereka kembali ke ruangan mereka masing-masing. Termasuk Aera dan Seungcheol tentu saja.

"Aera-ssi, keruanganku sebentar." titah Seungcheol.

Tok tok tok

"Masuk." terdengar suara Seungcheol dari dalam.

"Anda memanggil saya?"

Seungcheol mengangguk. "Duduklah." titahnya.

Ia beralih menuju sebuah lemari. Ia mengambil sebuah kotak, lalu menghampiri Aera yang sudah duduk rapi di sofa.

"Kau tampak bodoh dengan luka itu." ucap Seungcheol. Ia mulai mengambil plester dan menempelkannya ke jari Aera yang luka.

"Tidak perlu tuan. Saya tidak apa-apa." kata Aera.

Seungcheol menatapnya kesal. "Apa aku terlihat ingin di bantah? Diamlah, atau kau ku pecat." kata Seungcheol asal.

Tentu saja Aera tak bergeming. Ia butuh pekerjaan ini. Berada di posisinya saat ini tidaklah mudah. Ia tidak mau di pecat hanya karena alasan yang sangat konyol seperti ini.

"Kau terus-menerus meniup jarimu sepanjang rapat tadi. Itu membuat pekerjaanmu terganggu. Apa salahnya membersihkan lukamu dulu? Apa kau anak kecil?" kata Seungcheol.

"Ma-af tuan. Saya ti--"

"Lupakan. Aku tak ingin mendengar alasamu." sahutnya. "Apa jadwalku esok hari?" tanyanya.

"Besok akan ada rapat di luar kota, tuan."

Seungcheol mengangguk mengerti. "Kalau begitu bersiaplah."

"Bersiap? Untuk apa?"

"Menurutmu untuk apa? Menikah denganku?" sahutnya. "Tentu saja untuk pergi denganku." sambungnya.

"Aku? Ikut?"

"Lalu kau akan diam di kantor, lalu aku yang rapat seorang diri, mencatatnya dan melaporkannya padamu? Begitu maksudmu?"

"Ti-tidak tuan."

"Jangan membuatku untuk mengulang semua perkataanku, Aera. Aku tidak suka itu."

"Baik tuan. Saya permisi." Aera segera berlari kecil keluar.

.....

Tak terasa seluruh pegawai sudah di perbolehkan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul enam petang.

"Aera. Aku akan pergi ke hotel dengan Jun. Kau boleh pulang, dan jangan lupa besok kita akan rapat." kata Seungcheol yang sudah rapi dengan jas dan tas kerjanya.

"Hotel? Berdua saja?"

"Kau mau ikut? Boleh saja silahkan." katanya cuek.

"Aniyo! Aku tidak mau mengganggu urusan kalian." kata Aera.

"Memang seharusnya seperti itu. Aku tidak suka di ganggu oleh wanita." katanya yang berlalu begitu saja.

Aera makin tak habis pikir. Ternyata benar apa yang dibilang Yoora tadi. Seungcheol dan Jun adalah sepasang Gay yang sudah terang-terangan.

Aera segera memasukkan barang-barangnya ke tasnya dan bergegas pergi.

Saat hendak turun, ia bertemu dengan Jun dan Seungcheol di lift. Sebelum masuk, Aera memberi salam terlebih dahulu.

"Kau siap melayaniku kan, Jun?" tanya Seungcheol pada Jun.

"Tentu saja tuan. Aku memang di bayar untuk melayani anda." jawab Jun.

Aera mendelik kaget. Ada perasaan takut sekaligus jijik yang di rasakan Aera saat mendengar pembicaraan tabu antar dua lelaki di depannya ini.

"Ah iya, besok aku akan menyetir sendiri. Kau tak perlu ikut. Biar aku berdua saja dengan Aera." kata Seungcheol pada Jun lagi.

"Anda yakin tuan?"

"Tentu saja. Kau pasti akan lelah malam ini. Tidak perlu khawatir." kata Seungcheol di akhiri senyum.



Tbc.

Gay Or Nay → C.S.CNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ