06. "Apa namanya kalau bukan tidak normal?"

1.8K 243 10
                                    

Seungcheol memilih Jeju Island untuk perjalanan bersama seluruh karyawannya kali ini. Seungcheol membayar semuanya. Ia benar-benar sudah mempersiapkan segalanya untuk perjalanan kali ini. Tentunya berkat bantuan Jun dan Aera.

Seluruh karyawannya menaiki sebuah bus besar untuk mencapi pulau yang sangat indah ini. Perlu waktu beberapa jam perjalanan agar sampai ke pulau ini. Seungcheol memilih menaiki bus daripada pesawat agar mereka bisa menikmati setiap perjalanannya.

Seungcheol merupakan atasan yang sangat baik pada karyawannya. Itulah yang membuat para karyawannya sangat menyayanginya meskipun ia sering melakukan hal aneh dengan Jun.

"Aku sudah booking semua penginapan disini. Suruh mereka untuk mengisi kamar yang ada. Mereka boleh melakukan apapun selagi itu tidak mabuk-mabukan atau sex bebas." kata Seungcheol pada Jun.

"Baik tuan. Saya akan bilang pada mereka." kata Jun mengiyakan.

"Aera-ssi, kamarmu ada di sebelah kamarku dan Jun. Kau harus selalu berada di sampingku agar jika aku memerlukan data, aku tinggal mengetuk pintu kamarmu." kata Seungcheol pada Aera.

"Baik tuan."

"Kalian boleh istirahat. Jun, kalau sudah cepat datang ke kamar. Aku sangat membutuhkanmu malam ini." katanya lagi.

Jun tersenyum. "Baik tuan."

Setelah Seungcheol pergi, Aera menghampiri Jun.

"Jun!"

"Ya? Ada apa?"

"Bisakah nanti malam kau tidak pergi menemui tuan Seungcheol?"

Jun mengerutkan dahinya bingung. "Wae?"

"Geunyang.."

Jun tersenyum. "Kau ingin jalan-jalan denganku?"

Aera segera menggeleng. "Tidak tidak maksudku...."

Jun terkekeh. "Aku bercanda. Jangan terlalu polos nona. Wajahmu merah." goda Jun. "Aku kesana dulu. Aku harus memberitahu tentang apa yang dikatakannya tadi." lanjutnya.

.......

Sore hari di Jeju Island sangatlah indah. Aera menikmatinya dengan duduk di tepi pantai merasakan keindahan matahari terbenam.

"Kau tidak istirahat?" tanya Seungcheol yang membuat Aera terlonjak kaget.

"Saya ti---"

Seungcheol mendecak. "Sudah kukatakan untuk tidak terlalu kaku denganku."

Aera tersenyum kaku. "Ba-baik tuan."

Seungcheol menatap lurus kedepan. Kemudian matanya tertutup merasakan suara ombak, dan angin yang berhembus.

Aera menatap Seungcheol dengan lekat. Tampan menurutnya. Rahangnya yang terbentuk indah membuat wajah tampan Seungcheol tampak sempurna. Terlebih lagi, saat ini ia tengah tersenyum.

"Sudah puas menatap wajahku, nona?" tanyanya dengan mata tertutup.

Aera salah tingkah.

"Kenapa? Ada sesuatu di wajahku?" tanyanya seraya menoleh ke arah Aera.

"Ti-tidak."

"Lalu apa wajahku tampan?"

"Ya. Ah, maksudku..."

Seungcheol terkekeh. "Akan aneh jika kau berkata tidak." katanya.

Aera terkaku karena tertangkap basah.

"Aku harus menemui Jun dikamar. Aku yakin ia menung---"

"Tidak bisakah kau disini saja bersamaku?" tanya Aera memotong pembicaraan Seungcheol.

"Maksudmu?" Tentu saja Seungcheol terkejut atas pertanyaan Aera.

"Maksudku, temani aku disini." kata Aera takut-takut.

Seungcheol terdiam sesaat. Ia tampak berfikir.

"Apa kau menyukaiku, Aera-ssi?"

Aera diam tak menjawab.

"Jika iya, maaf aku tak bisa menerima cintamu. Aku tidak bisa menyukai atau mencintai wanita manapun. Sepertinya, hatiku sudah tertutup untuk wanita lain."

Aera terlonjak mendengar pengakuan Seungcheol. Sesaat Seungcheol berdiri hendak meninggalkan Aera.

"Jika seperti itu, lepaskan Jun." ucap Aera yang membuat Seungcheol berbalik.

Aera ikut berdiri menyamakan keadaannya dengan Seungcheol.

"Jun adalah laki-laki baik. Ia berhak mendapatkan yang lebih baik darimu." lanjut Aera.

"Mwo? Maksudmu aku tidak baik? YA Aera-ssi, aku memang menyuruhmu untuk tidak terlalu kaku denganku. Tapi bukan berarti kau boleh kurang ajar seperti ini."

"Tidak bisa kah kau mencari laki-laki lain? Kenapa kau harus berpasangan dengan Jun?"

"Berpasangan?" Seungcheol mengulang.

"Aku tidak perduli jika kau tidak menyukai wanita. Tapi jangan seret Jun untuk ikut bersamamu. Jun berhak mendapatkan wanita yang baik." kata Aera.

"Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan sekarang?"

"Lepaskan Jun dan biarkan Jun menjadi pria normal."

"Mwo? Lalu kau menganggapku tidak normal?"

"Apa namanya kalau bukan tidak normal? Kau bermain dengan laki-laki di kamar, lalu kau ju-----"

"YA! Berhenti!" sentaknya yang membuat Aera kaget. "Aku ti-----"

Semula ia sangat emosi. Namun seketika, smirk muncul dari bibir sexy-nya.

"Kau ingin aku melepaskan Jun?" ia perlahan mendekati Aera. "Apa kau bisa menggantikan posisinya? Apa kau bisa memuaskanku? Hah?" dia berjalan semakin dekat.

Selangkah demi langkah membuat Aera mundur.

"Kenapa? Kau takut? Kau ingin bilang kau akan menggantikan Jun bukan? Lalu kenapa kau takut?"

"Tu-tuan. Aku... "

"Tuan Seungcheol."

Suara tersebut membuat kegiatan mereka terhenti. Dan itu membuat Aera bernafas lega.

"Ah kebetulan kau ada disini, Jun." ucap Seungcheol. "Malam ini, Aera akan menemaniku di kamar. Jadi kau tak perlu datang." lanjutnya.

"Jinjjayo? Kau yakin Aera-ssi? Kau bisa mengimbangi permainan tuan Seungcheol?" tanya Jun kaget.

Aera hanya terdiam dengan denyut jantung yang mendadak berdetak dengan cepat.

"Dia yang minta padaku. Biarkan saja dia mencoba tugasmu malam ini. Biar dia tau bagaimana rasanya berma--"

"Maaf. Saya permisi. Maafkan saya tuan." Aera memotong pembicaraannya dan lari secepat mungkin.

"Ada apa tuan?" tanya Jun pada Seungcheol.

Seungcheol buru-buru menggeleng. "Tidak!"

"Lalu sekarang bagaimana? Apa ia benar akan menemanimu bermain?"

"Tidak akan! Tidak ada yang bisa menandingiku bermain selain dirimu, Jun. Dan kau tau kan kalau aku tidak tertarik bermain dengan wanita?"

Jun mengangguk mengiyakan. "Silahkan tuan. Saya sudah menyiapkan semuanya."




Tbc.

Gay Or Nay → C.S.CWhere stories live. Discover now