13. "Dia selalu mengambil apa yang kupunya"

1.5K 215 6
                                    

Sudah dua bulan Seungcheol bekerja tanpa sekretaris. Jun yang selama ini menggantikan posisi Aera. Sudah biasa memang bagi Jun untuk menjalankan 'double job' untuk Seungcheol. Ia sering menggantikan posisi sekretaris Seungcheol yang resign karena mereka menganggap bosnya ini Gay karena sering menginap bersama Jun di hotel.

Tiba-tiba saja, Joshua datang ke kantor Seungcheol. Jun membuang nafasnya kasar. Ia tau bahwa ujung dari pembicaraan mereka, pasti pertengkaran. Mau tidak mau, Jun harus menyapa Joshua.

"Annyeonghaseyo, hyung." kata Jun menyapa.

"Kakakmu ada didalam?" tanya Joshua.

"Ada! Tap---"

"Terimakasih. Aku akan masuk." kata Joshua yang langsung masuk ke ruangan Seungcheol.

"Kau tidak punya sopan santun sampai tidak mengetuk pintu?" tanya Seungcheol karena Joshua langsung menerobos masuk ke ruangannya.

"Uppss.. I'm sorry." ucap Joshua meledek.

Seungcheol kembali melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat terhenti.

"Mau apa lagi kau kesini?" tanya Seungcheol tanpa menoleh.

"Aku tidak melihat Aera. Kemana dia?" tanyanya sembari duduk di sofa dengan santainya.

"Sudah kupecat!" jawab Seungcheol sekenanya.

Joshua terkejut. "Jinjja? Sejak kapan?"

"YA! Apa perusahaanmu tidak mengharuskanmu untuk bekerja? Kenapa kau kemari hanya untuk menanyakan hal yang tidak penting itu?!"

"Ayolah Cheol, kita ini CEO. Tidak perlu bekerja terlalu keras." kata Joshua santai.

"Jika kau kesini hanya untuk menggangguku, lebih baik kau pergi."

"Aku kesini sebenarnya hanya ingin bertemu dengan Aera. Ternyata ia tidak ada."

"Kalau begitu pergilah. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu."

Joshua tak menanggapi. "Aku akan membuat Aera menjadi sekretarisku."

Seungcheol kembali menghentikan kegiatannya. Namun sesaat, ia melanjutkan.

"Terserah apa maumu. Ia bukan lagi sekretarisku." kata Seungcheol.

"Sayang sekali jika orang seperti Aera harus di pecat. Padahal cara kerjanya sangat bagus. Kecuali, bosnya memecatnya karena masalah pribadi." sindir Joshua.

"Pergilah selagi aku masih sabar." kata Seungcheol.

"Bagaimana kalau aku memintanya untuk menjadi jalangku? Tampaknya ia bisa memuaskanku."

Kata-kata Joshua barusan membuat Seungcheol menggeram. Ia melepar pulpen yang di pegangnya dan menghampiri Joshua.

"Berani kau menyentuhnya, aku tak segan akan mematahkan lenganmu." ancam Seungcheol.

"Wow, tenang tuan Seungcheol." Joshua berdiri menyamakan tingginya. "Memang kau siapanya? Bukankah dia orang lain untukmu? Ah," Joshua mengangguk. "Atau kau sudah melupakan Dahye dan sudah bisa mencintai wanita lain?"

"Jangan kaitkan ini dengan Dahye. Aku tidak akan melupakannya. Dan aku tidak mungkin mencintai orang lain."

Joshua kembali mengangguk. "Ya baguslah. Kalau begitu, biarkan aku bersama dengan Aera."

"Tidak akan! Jangan pernah main-main denganku, Josh."

Joshua memutar bola matanya malas. "Lalu kau ingin apa? Kau tidak mencintai Aera. Tapi kau melarangku untuk mendekatinya. Kau ingin mengekang sekretarismu lagi seperti apa yang kau lakukan pada Dahye waktu itu?"

Gay Or Nay → C.S.CWhere stories live. Discover now